Skip to main content

Posts

Showing posts from December, 2011

Happy INANG’s Day

22 nd December.. Aku pribadi, senang sekali masih bisa ngerasain kasih sayang seorang mama sampai sekarang dan emang berharap selamanya.. Wait!! Aku puter lagunya Rinto Harahap “Untuk Mama” yang dinyanyikan sama Christine Panjaitan . Ini lagu jadul banget. Check it out! Apa ya? Aku ga tau menggambarkan mamaku ini gimana. Mama itu sosok yang: 1. Serba bisa 2. Paling ga bisa lihat rumah kotor 3. Pahlawan 4. Pengatur keuangan handal 5. Dokter 6. Guru 7. Koki 8. Tukang bangunan 9. Tukang kebun 10. Tempat durhat 11. Pokoknyaa semuanya dia bisa lakukan. Mama itu belahan jiwanya ayahku . Ga ada yang bisa menggantikan posisi dia deh. Ayah dan mama itu makin lama makin mirip. Xixixi.. :D Mama itu orangnya cerewet, paling ga bisa ngelihat barang-barang yang brantakan , paling ga bisa ngelihat anak-anaknya ga mandi sore, paling ga bisa lihat suaminya berpakaian berantakan . Pokoknya mama itu SUPER HE

hey Ladies, Realize it!

Hari ini aku menuliskan tentang wanita dan pria.. Sebenarnya alasan aku menulis ini karena terinspirasi dari film “7 Hati 7 Cinta 7 Wanita” . Ga tau mesti dimulai darimana, tapi aku ngerasa film ini emang bagus banget. Berhubung aku juga calon dokter (sumpah, jadi dokter itu ga mudah. Yang mau kepengen jadi dokter, mesti siap-siap deh. Kedokteran itu beda dengan fakultas lain. Disaat fakultas lain udah ongkang-ongkang kaki, nah kita masih aja pacaran sama buku. Upps! Tapi kalo udah kebiasaan dengan hal itu semua, kita bakal have fun aja kok. Yang penting kudu punya tekad kuat deh dan EMANG HARUS CITA-CITA SENDIRI . Nah loh? Kok jadi curcol?? Balik ke topic deh..) Yaps, aku nonton itu film hanya setengahnya aja. Tapi baru setengah aja aku udah ngerasa interest aja. Hem, hampir semua kehidupan wanita yang sebenarnya dibahas di film ini. Yang mau dimadu sama suaminya karena dia lama punya anak. Yang lebih memilih menjadi pelacur dibanding menjadi bekerja di kantoran. Yang anak SM

Surat kakek untuk nenek...

Suatu sore, kakek terdiam di atas kursi goyangnya, menatapi kursi goyang satu lagi yang tak bertuan dan diam. “Biasanya aku menatap matahari terbenam bersamamu. Namun aku sendiri, hening terasa. Aku tak bisa, aku sungguh tak bisa melihat kursi goyang itu diam. Hanya bayang dirinya yang bisa terlintas dipikiranku..”katanya sendiri dalam hatinya. Memang, setelah beberapa waktu nenek pergi karna penyakit yang sudah kronis, kakek merasa kesepian. Biasanya ada yang dipeluknya, ada yang menemaninya minum teh, ada yang diajaknya bercanda tawa, ada yang diajaknya untuk mengenang masa-masa dulu. Tapi kini, hanya bunyi kicauan burung yang kembali keperaduan yang terdengar di sela-sela angin sore waktu itu. Bergegas dia masuk ke kamar, hanya guling dan bantal tersisa disitu. Kesendirian menatap hari tua benar-benar dirasakan kakek ini. Terpajang foto terakhir dirinya dan nenek di atas tempat tidur, tak terasa hal in membuatnya menjadi seorang yang rapuh. Tetesan air mata itu tidak terbendun

Penantian itu...

Akhirnyaaa...! Waktu untuk pertemuan itu datang juga. Rasa rindu stadium akhir itu bisa sembuh juga. Padahal udah pernah Galau tingkat Sea Games . Hatiku berbunyi sonor , bukan karena penyakit Hepatomegaly, tapi HEPATOLONGSONOR *haha! Begini deh kalo anak kedokteran yang lagi galau, bawaannya istilah kedokteran mulu*. Hem, apalagi kalau lagi Jenuh tingkat dewa, udahlah tak ada kepikiran tentang dia yang jauh *hening-> pingsan -> mati* Ya, goyah banget. Sumpah! Banyak kali pilihan disana, banyak kali yang “lebih” dari dia. Haduh, mampus-mampusan deh melawan gejolak ini. Berasa apa ya? Orang Karo bilang “ Ula terkatakenlah! ” (tak terkatakan). Udah sibuk dan capek, jarang komunikasi lagi, wuiiihh... lengkaplah hati ini melalangbuana... *push up 100000000......x* Tapi emang. Entah deh ga tau kenape ya coii, gimana pun gw tertarik dengan dia dan dia yang lain, tapi ujung-ujungnya balik ke dia yang disini. Sempat mikir, apa pemilik hatiku itu pake pelet? Aje gile, berasa g