Skip to main content

Posts

Showing posts from January, 2015

Doa Terlucu, Kurasa..

Entahlah, mungkin ini terdengar lucu kalo diceritakan. Atau mungkin, tidak dipercaya kalo didengar sama orang. Tapi kan, dengan kejadian ini, aku percaya, kekuatan doa ga cuman terjadi di kehidupan sosial, ekonomi atau pergumulan yang kelihatan jelas dan yang dirasakan. Namun, doa juga bekerja di dalam sel-sel tubuh kamu. Serius. Jadi begini, badanku itu dulu kan. Beratnya ya Tuhann, kaya anak gadis bawa 1 ekor babi. Hahaha... Gendut kali. Emm, ga gendut maksudku sih. Cuman kalo diukur, ga sesuai dengan tinggiku yang sedikit boncel. Wkwk.. Ayah juga udah ketok palu, "mesti 50kg". Mungkin karena cuman 1 anak gadisnya, jadi ga ada yang bisa diharapkan lagi untuk dijadikan anak gadis yang badannya proporsional. Lalu, aku juga mikir, aku kuliah kedokteran, masa aku nanti edukasi pasienku untuk jaga pola makanan, tapi aku sendiri, bantet-obese-lalala yeyeye gitu deh. Selain itu, aku juga sadar, penampilan itu penting untuk menunjang kepercayaan orang untuk menjali

Kiasan-kiasan sederhana

Aku pernah sekuat tiang listrik depan kostku, ketika aku mencintaimu. Aku pernah seindah taman bunga di Berastagi, ketika aku mencintaimu. Aku pernah sesejuk lemari es, ketika aku mencintaimu Lalu Kemudian Seterusnya Aku pernah sehancur guci opung yang pernah aku pecahkan, ketika aku kehilanganmu. Aku pernah serapuh kerupuk jangek, ketika aku kehilanganmu. Aku pernah sekurus anak-anak yang kena diare persisten yang telat dapat penanganan, ketika aku kehilanganmu. Tapi Namun Aku pernah sekuat pahlawan dengan bambu runcing waktu melawan penjajah dengan meriam, ketika aku mulai menerima. Aku pernah setegar ibu malin kundang, ketika aku mendoakanmu, memaafkan segalanya. Aku pernah sesemangat albert einstein untuk mengerjakan skripsiku, ketika otakku mulai jenuh dan berharap kamu yang menyemangati aku. Tapi, untunglah aku sadar, kamu tak terharapkan lagi. Kamu pernah berkata, Dia tempat berdoa meminta harapan. Apapun yang kamu lakukan, aku tidak melupakan hal-hal positif yang

Terima kasih, kamu

Malam ini Mungkin, aku sedang sangat merindukanmu. Kamu yang dulu, yang penuh kasih sayang. Ingat, hanya kasih sayangmu yang ku rindu. Mungkin, beberapa teman mengetahui aku sedang hancur. Namun aku percaya, serpihannya masih tetap sama. Jadi jika suatu saat nanti, Tuhan berkehendak untuk memperbaikinya, kamu masih disitu. Atau mungkin bisa saja, kamu digantikan dengan orang lain, yang menurut Tuhan, dialah yang terbaik untuk masa depanku. Mungkin, beberapa teman juga berkomentar,"bagaimana kalian bisa berakhir?" kalian serasi. Aku tetap bersyukur pernah dipertemukan dengan kamu. Satu-satunya ayat yang bisa menggambarkan kehadiranmu dalam hidupku "Filipi 1:3  Aku mengucap syukur kepada Allahku setiap kali aku mengingat kamu." Mungkin, beberapa teman juga bertanya," bagaimana kau bisa ketawa dan tidak kelihatan sedih? Kau bisa konsen skripsi?". Dari dulu 1 hal yang paling ku percaya, Tuhan tidak pernah meninggalkanku (tapi aku sendiri malah sering melup

Sugesti Diri

Ya seperti apapun keadaan kita, kita mesti bisa nyemangatin diri sendiri. Kita sadar, kita itu lemah. Cuman kalo kita berserah (berserah bukan berarti lemah, malas, putus asa. Truly, not like that!), kita dikasih jalan sama Tuhan, termasuk cara untuk menyugesti diri sendiri untuk semangat. Mungkin Tuhan bisa tiba-tiba buat kita pesimis, semangat kita tiba-tiba turun drastis. Tapi inget, ada ajaaaa cara Tuhan nyemangatin kita. Kaya aku sekarang nih, lagi skripsi. Kadang tuh ya, teman-teman seperjuangan sedoping, bikin palak. Tapi mungkin aku dipilih Tuhan untuk membuat mereka lebih mengerti tentang skripsi. Kadang tuh ya, aku mau kesel. Udah permasalah ga cuman skripsi, hati masih berantakan, yang bbman orangnya pada absurd semua, keuangan lagi gitulah, ditambah lagi tingkah mereka. Tapi entahlah, Dia sangat pintar untuk menyelipkan kata-kata "semangat anakKu, kamu yang aku pilih", berarti aku dianggap mampu olehNya. Kemudian aku ya mikir, "lakukanlah segalanya untuk Tuh

Segitunya Efek Merek?

Hoaah, kemarin malam aku iseng-iseng melihat instagram. Ya nyaru hal-hal lucu yang bisa buat ketawa, soalnya kepala udah penat bangettt.. Lalu enggak sengaja, aku melihat satu barang, yang ku kira sama barangnya cuman terupload sama pemiliknya 2x. Rupanya enggak. Alih-alih kaya mencari perbedaan diantara 2 gambar, aku pun gitu. Dan ternyata apa yang ku temukan perbedaannya adalah 1. Tidak bermerek. 2. Ada ditempelkan merek yang lagi nge-hits. Ckckck, gegara merek itu jadi beda harganya. Apa segitunya efek merek itu? Sehingga harga tidak memandang kegunaan atau fungsi, tapi memandang merek. Haedeeh.. Jangan-jangan dunia ini udah memasuki masa Nabi Nuh, yang suka berfoya-foya, mengutamakan kebahagiaan dengan hal-hal semacam itu. Karena banyak kok sekarang, karena menang merek, jadi mahal harganya tapi fungsi dan kualitas belum sesuai dengan harga. Aku bukan pakar pasar atau ekonomi, tapi Apa segitunya efek merek/logo/brand? Aku pernah dapat godaan, kala itu aku baru dapat keuntungan d

KOREAN FEVER!

Iya, aku lagi ke semsem sama drama korea, khususnya berbau kedokteran. Belakangan ini suka korea karena si Icak kawanku, lagi demam Korea juga. Iseng sih, mau nyoba seberapa hebat rupanya drama korea itu, sampai-sampai dia menggilai kali. Oke, aku coba The Master Sun. Asli, bas banget awal-awalnya, ga masuk hitunganku nonton film yang sedih, romantis, manja gitu. Rupanya zonk! Aku ketagihan. Aku cari-cari soundtracknya malah. Aku cari artinya. Aku jadi tertarik bahasa korea. Uwaaaa~ Aku tidak tertarik dgn boyband atau girlbandnya. Aku lebih suka soundtrack dramanya. Haha.. Lalu, aku ditawarkan drama Emergency Couple, mumpung jadwal juga ga lagi banyak, aku ambil aja. Mungkin, menyukai drama ini adalah hal yang bersifat "TOO LATE" di kalangan pecinta drama korea. Drama ini, tentang medisnya oke, cinta-cintaannya juga pas. Dan aku tertarik pada pemerannya si dokter emergency itu, si Lee Pil Mo. Aku jarang2 suka sama aktor korea. Sampai sekarang ya yang ku suka sih Kim Hyun Jo

Berkat Gadget

Aaaaakk..! Puji Tuhan sekali, akhirnya setelah luntang lantung pakai tabletku yang lama ini, aku akhirnya mendapat gadgetku yang baru. Sebenarnya ga ngebet banget beli gadget baru, cuman karena kemarin tab mati total dan aku sedang dalam masa skripsi, internet jadi kebutuhan primer untuk skripsi. Mau nangis, palak kali, huuuufffftnya banget. Hehehe.. Untunglah tabunganku cukup dan ditambahi sama donasi orangtuaku. Kejadian ini menyadarkanku, waktu Tuhan itu pas, tidak cepat atau lambat, dalam kondisi yang tepat, dan kebetulan tabunganku juga udah cukup. Jadi, ga begitu memberatkan orangtuaku. Makasiiih Tuhan Yesus.. Ya, dari kejadian simple ini juga aku sadar tentang ayat Tuhan. Lukas 16:10  "Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar. Perkara? Bagiku perkara di sini bisa masalah / pekerjaan. Ketika kamu tidak lari dari masala

Berceritalah

Nenek itu melakukan hal yang sama seperti biasa, memutar piringan hitam lagu kesukaannya. Kemudian menempatkan badannya pas di sandaran kursi goyang, memakai kacamatanya, lalu dengan antengnya mulai merajut baju untuk calon cucunya yang lahir kira-kira dua bulan lagi. Benang-benang cantik mulai dirajutnya lagi sambil memperkirakan ukuran baju yang pas. Sekejap dia melihat rangkaian baju itu dari kejauhan. Sudah pas tidak? Mungkin didaerah ketiak agak perlu dilonggarkan agar nanti cucunya leluasa bergerak. Kebahagiaan itu terlihat dari semangatnya merajut baju itu, walau kadang-kadang kacamatanya terpeleset dari batang hidungnya, kadang-kadang harus menyipitkan matanya untuk memasukkan benang ke jarum kala benang sudah habis. Tiba-tiba bayangan tongkat muncul dari pintu depan, disusul oleh dua pasang kaki tua dari badan seorang pria yang sudah menemaninya kira-kira 42 tahun. “Jadi, ini baju ke berapa yang kamu buat?”, kata kakek itu yang mencoba duduk di samping kursi goyangn

Ribet yang Diberkati

Hoaah! What a hectic day! Ini nulis dalam keadaan keringatan dan nunggu bak mandi penuh. Dan sudah jam 9 malam. Zzzzz... Satu kalimat hari ini, Ribet yang Diberkati. Why? Pagi-pagi aku disms doping 2 ku (yg jarang kali ngangkat telpon), dan smsnya kayanya salah nomor. Dikiranya beliau ada ngajar di tempat kami. Tapi mungkin itu jalan Tuhan untuk mempertemukan kami. Ku telpon beliau bahwasannya kami ga ada kuliah dengannya. Dan aku selipin pertanyaan "kapan kami bisa ambil revisi skripsi kami dok?" I got a shock answer.. "KALIAN ANTARLAH LAGI PROPOSAL KALIAN. UDAH HILANG PROPOSAL SKRIPSI KALIAN". Saat itu juga aku baru teringat, daftar pustaka, daftar isi belum kelar. Tapi gapapa deh dalam hatiki, biar sekalian semua diperiksanya. "Jadi dok, kapan diantar?" Another shock answer hit me. "Nanti sore jam 6". "Oke dok, makasih dok. Selamat pagi." Tuuut.. tuuutt.. Then, aku kuliah. Masalah lain lagi, daftar komponen tidak lengkap,

Rambutkuu berantakaaaaaann!

"Kamu marah padaku?", pria mulai memecahkan suasana yang dingin itu. Yang terdengar hanya riuh kaki pejalan kaki di samping cafe itu. Mendadak semakin terdengar ramai ketika hujan mengguyur malam. Jalanan basah, baju-baju basah, tanaman disekitarnya mendapat berkat. "Tidak kok..", ucapan singkat mengalir dari bibir wanita yang ada duduk di depannya. Wanita itu baru saja menyeruput cappucino hangat yang di pesannya kurang dari 5 menit yang lalu. Dia mengaduk-ngaduknya hingga lukisan yang ada diatas minuman itu melebur jadi satu. "Jawaban singkat dan tatapan tidak mengarah kepadaku, pernah aku lihat. Aku tidak baru mengenalmu kemarin sore". "Tidak kok..", wanita tadi menatap matanya. Tajam. Kemudian menundukkan kepalanya lagi dan menyeruput minumannya lagi, takug keburu dingin. "Baiklah. Cappucino itu pacar kamu?" Wanita itu berhenti memegang sendok. Lalu meluruskan badannya dan melipatkan tangannya didepan. Sambil tersenyum. "

Kekhawatiran Sirna

I am just woken up! Masih posisi melata ini mah. Baru siap saat teduh akunya. Tentang saat teduh, aku udah mengenalnya sejak SMA kalo ga salah. Ya awalnya sering bolong-bolong, cuman makin ke sini, makin teratur. Ya Puji Tuhan banget... ihiiiy! Yaps, everyday should be started by words in praying. You tell all give thanks. Kalo enggak karena kehendakNya, ya mungkin pagi ini kita udah terbujur kaku. Berarti, kehidupan kita masih dikehendaki Tuhan untuk menghasilkan suatu tujuan. Gitu. Heeemm, masih ngantuk banget dah aku ni, semalam lembur mulai ngerjain slide presentasi seminar proposal (hy pembaca blog gueee, doain yaa biar lancar skripsi gueee). Tapi, seiring aku ngerjain itu semalam, aku menyadari sesuatu.. "Tuhan itu, kalo ga di depanku untuk melancarkan segalanya, pasti ada di belakangku untuk nyemangatin aku. And if sometimes i feel lonely, aku percaya Dia sedang merenda cerita yang indah buatku. Iya, kadang hidup tidak se-worry yang ku kira. Cukup berdoa, berusaha, berse

New year!

Woots, udah tanggal 8 januari aja dah nih. Hows ur 2015? Still going well right? Let me tell me about His plan on my life in this new year.. Keluarga besar buatku pribadi adalah lingkungan yang luar biasa. Hebat atau tidak, beragam suku, besar kecil, tua muda, kami dipersatukan dalam label "POMPARAN HUTABARAT HANG JEBAT". Sejak opung tiada, tidak ada tujuan yang benar-benar kami tuju mengenai "pulang kampung". Dulu opung adalah tujuan kami untuk pulang, untuk berbagi kasih, berbagi cerita. Bagaimana keluargamu? Sekolahmu? Kuliahmu? Pekerjaanmu? Pacarmu? Ayo kita ke gereja bareng, jalan-jalan bareng, main di teras opung, mijitin opung. Begitulah kira-kira. Hingga, istilah pulang kampung tadi agak terlupakan karena tujuan kami tidak ada lagi, ditambah lagi kami semakin dewasa, makin banyak kesibukkannya masing-masing. Akhirnya, rumah opung sepi. Lalu, jujur aja aku lebih suka kumpul sama keluarga besar daripada jalan-jalan ke luar kota. Mungkin aku (yg dulu t