Skip to main content

Posts

Showing posts with the label Miscellaneous

Good Mindset Create Good Mental | World Mental Health Day

Woaaah! Halaman blog nampaknya hampir tidak berpenghuni. Bisa dilihat dari blog archive yang sepi. Terakhir nge-post sekitar bulan Maret ya. Btw , makasih banget untuk yang nanyain aku kok udah lama enggak nulis. Aku kira selama ini enggak begitu banyak yang nge- notice tulisanku, wkwkwk.. Nulis hanya sekedar nulis tok . Heeem iya, karena kemarin udah sibuk dengan kerjaanku yang mengharuskan aku hidup di tempat yang susah sinyal. Jadi, motivasi untuk nulis juga menurun. Rasanya effortless aja. Kalau mau sekedar nulis, ya cukup di notes gadget aja :”) Cuman enggak tau kangen aja nge-post tulisan lagi. Kebetulan banget apa yang mau aku share seirama ( ciyeee bahasaku!! ) dengan yang lagi happening yaitu masalah kesehatan jiwa, apalagi kemarin baru aja diperingati World Mental Health Day tanggal 10 Oktober 2019. Mungkin aku agak telat untuk ikut nimbrung, tapi yaaaa udahlah yaaa… “Nov, kamu kok bawaannya seneng aja sih?”, kata beberapa teman lewat social media. ...

Nasehat Dari Hajatan Mas Bobby dan Mbak Kahiyang

PERNIKAHAN ADAT JAWA KAHIYANG AYU DAN BOBBY NASUTION DI SOLO Melihat pernikahan Mas Bobby dan Mbak Ayang, membuat aku pribadi sebagai seorang bersuku Batak agak berbangga hati, terlebih lagi Mbak Ayang telah sah menyandang boru Siregar, yang dalam partuturan (silsilah) Batak, Siregar masih bersaudara dengan marga Nainggolan. Ya, marga Nainggolan adalah boru- nya mamaku. Bisa dibilang, secara ga langsung Mbak Ayang adalah tanteku. Ya apapun itu, ini berbicara tentang budaya, bukan niat yang aneh-aneh. Setidaknya jika bertemu, ada panggilan yang lebih sopan kepada Mbak Ayang. Congratulation to be Kahiyang Ayu boru Siregar, Mbak!  Tapi dari semua perhelatan yang ada, hal yang paling ku kagumi adalah poda (nasehat) yang disampaikan Pak Jokowi kepada boru -nya (anak perempuan) dan hela -nya (menantu laki-laki) untuk bekal menjalani rumah tangga: 1.Pantun hangoluan, teas hamatean. Untuk hidup bahagia haruslah menjaga sopan santun. Jika tidak menjaga sopan santun, maka ma...

Payung Teduh, Ketika Pamit di Saat Lagi Sayang-Sayangnya

"Aku cari kamu, ku temui kau tiada.  Aku cari kau, ku temui kau berubah.." Kucari Kamu - Payung Teduh. Sebelumnya, aku tidak begitu paham apa jenis Payung Teduh. Cuman mungkin inilah yang disebut kenyamanan tanpa pemahaman. Jenis musik yang sepertinya agak jarang ditemukan di Indonesia dan membuat aku kelihatan aneh ditengok teman-teman dengan memutar lagu-lagu Payung Teduh. " Apanya lagumu itu? ", itulah kata mereka. Tapi, semenjak aku pernah baca artikel, " Sebab untuk bahagia, terkadang kita hanya perlu terbuka dengan standart bahagia kita, pun ketika standart itu dianggap remeh orang lain ", semakin memantapkan aku untuk mengesampingkan kata-kata orang untuk mengikuti apa yang disukai hati, I keep on my headset . Hehehe.. Payung Teduh Pertama denger lagunya Payung Teduh pas streaming salah satu radio Jogja, pas sedang patah hati, sekitar 2014 akhir. Ga tau, kalo lagi teramat galau, nangkringnya di radio-radio Jogja. (Sebentar, ...

Yang Memang Harus Pergi, Ya harus Pergi

Kawasan Stasiun Kereta Api, Medan, Sumatra Utara Entah kenapa, dipenghujung bulan November ini, sendu memandu aku untuk menulis disela kegiatan yang agak numpuk hingga lupa waktu, hari-hari di Medan sebentar lagi hilang dari lupuk mata. Dan aku tak berani semakin menambah cerita yang terlalu bermakna. Tapi, Medan adalah salah satu kediaman yang membuatku nyaman, tapi belakangan sedikit mencekam. Hehehe.. Bercerita tenang mencekam, beberapa minggu lalu, aku kehilangan motor kesayanganku. Aku menamainya Oiol. Hehehe.. Si hijau yang ku anggap wanita, tapi tangguh, gesit dan siap di arena apapun. Gimana tidak, Medan yang tak tentu cuacanya, Medan yang cukup banyak jalan berlubangnya dan aku pribadi yang suka sedikit ngebut kalo mau kemana-mana. Terlebih, sebelum dia pergi, mungkin ada 3 bulan aku tidak men-door-smear-nya . Dan mungkin karena itu juga, dia dimaling orang. Huhuhu.. Pagi itu, sebelum aku bersiap untuk gladi resik sumpah dokter, aku dikejutkan dengan hilangn...

Akhirnya, pindahan!

This is my blogpost after been a week in my new mini apartment (?).  Iyain aja, udah. Satu kata yang bisa ku dapatkan pertama kali di kostan ini," Aku kaya tinggal di hotel, soalnya kamarku di lantai dua.  Wkwkwk.." Aku adalah orang yang paling berat untuk pindah, pindah tempat duduk, pindah rumah dan bahkan pindah hati. Aku malas beradaptasi. Aku malas mengenal sesuatu itu lebih dalam. Intinya aku malas memulai hal yang baru. Aku ini penikmat hal-hal yang berbau kebiasaan. Untuk kebiasaan baru, aku perlu memikirkannya matang-matang, termasuk kali ini, pindah hunian (kostan.red). Setelah hampir hampir 5 tahun mendiami ruangan itu, akhirnya aku memilih pindah. Banyak alasan, seperti harga kostan yang stuck di situ-situ saja - sementara kostan sekitar sudah mulai turun, aku penghuni tunggal dari 5 kamar kostan yang ada, alasan safety karena belakangan aku sering pulang malam. Bunga sebelum Natal tahun lalu, udah layu :') Tapi lihat? Tidak ada kata bosan d...

#MEMESONAITU, Kuat Berdiri Tegak Dalam Kegagalan

Museum Batak - T.B.Silalahi, Balige, Sumatra Utara Sebelumnya, terima kasih untuk semesta atas pelatihan kesabaran yang memang benar-benar melatihku. Kalau tidak begini, mungkin jiwaku akan tetap kerdil, tidak mengerti artinya bangkit dan menyugesti diri secara mandiri. Ternyata memang bener ya, kedewasaan tumbuh karena diasah. Ujiannya, luar biasaaaaa~ Seperti yang baru aku alami beberapa waktu yang lalu. Aku benar-benar mengalami yang namanya kesuksesan yang tertunda. Iya, aku gagal hanya karena kecerobohan aku. Dan fatalnya, itu kesalahan yang tak seharusnya terjadi. Aku cuman bisa menggumam dalam hati. Mau marah? Ya pasti diriku yang akan ku marahi. Kalau ga, siapa lagi. Kemarin, ketika aku sedang mengikuti tes ujian di kampus untuk seleksi ujian negara, hanya karena aku tidak sempat menjawab pertanyaan yang sesungguhnya bisa dibilang itu ada pertanyaan bonus dan pasti benar, aku ceroboh. Aku tidak memeriksakan kolom jawaban yang ternyata pada 5 detik terakhir aku men...

Aku dan Caraku Menulis - Tolong Sesekali Manjakan Dirimu

Ini postingan yang aku buat, lagi-lagi, karena pertanyaan di ASK.FM  dan yang nge-chat aku di dunia maya. "Kak, dimana nyari inspirasinya?" - Di wc dek, pas boker (ini serius) "Nov, kamu koas kan? Bisa juga nulis? Sempat ya" -iya, koasnya nyante boss, haha.. "Kak, aku suka baca blog kakak (aku cuman nge-copy doang, suer!), gimana kakak nulis?" -ya pake tangan dek, lho (?) Dan beberapa pertanyaan lain.  Sesungguhnya, aku berterima kasih sama mereka-mereka yang sudah berkenan membaca tulisan-tulisanku ( yang kebanyakkan absurd ), Kalian apa ga merasa, telah membuang-buang waktu kalian dengan membaca blog aku? Huahahaha.. Actually , jaman visualisasi sekarang, membaca dan menulis adalah hal yang hampir ditinggalkan. Huruf sebentar lagi tinggal jadi fosil. Kenapa? Sebagian besar manusia, apalagi rakyat Indonesia, index membacanya sangat rendah. Gimana jadinya nanti kalo manusia kurang membaca? Dan gimana bisa aku lebih memilih jadi ...

Berhati Sosial di Sosial Media | #XtraKEBeragaman #XL4GLTE

Saya, salah satu orang yang hidupnya yang didominasi oleh internet. Karena sejauh saya sebagai pengguna internet, banyak hal-hal baru dan yang tidak terduga, yang saya dapat dari dunia maya. Iya, sedikit banyak kehidupan sosial dan cara berpikir saya berkembang melalui internet. Apalagi sekarang jaringan 4G LTE XL semakin luas dan muanteeps, Wohoooo, makin sering saya up-date dengan informasi. Saya bersyukur, saya tidak terlambat untuk mengenal internet. Lalala...Uyeeeaay!! Bercerita tentang KEBeragaman, kita tidak perlu mengacu pada hal-hal yang terlalu tinggi atau terlalu sensitif untuk diperbincangkan. Sederhananya saja, bagaimana beberapa akun sosial media baik instagram, facebook, twitter , dan yang lain, yang berkenan memberikan ruang bagi mereka-mereka yang sesungguhnya mungkin tidak mengenal apa itu internet. Dan kehadiran mereka memberi pelajaran buat kita. WOW! Siapa sih mereka?       Sepertinya ini cikal-bakal akun Ketimbang Ngemis. Hin...

Kisah Jalan, Lari dan Duduk

Tahun ini, salah satu keburukkan dari diri yang sedang dalam proses ingin diubah adalah mengenyahkan rasa iri hati. Semakin menua, ada senja yang menyadarkan bahwa iri hati adalah sumber kebencian yang paling hakiki.  Beberapa tamparan dari kata-kata juga membantu melenyapkan rasa iri hati. Belum lama, salah satu senior, yang aku rasa sudah cukup banyak merasakan asam garamnya kehidupan, berkata layaknya seorang sudah sepuh: "Ini hidup pilihan. Mau jalan, jalan lah kau. Mau lari, lari lah kau. Mau duduk, duduk lah kau. Dari 3 cara itu, hasilnya beda-beda. Jangan kau duduk-duduk aja, tapi pengen sama bahagianya dengan yang udah capek lari, ngerti kau kan?" Hahaha , agaknya Tuhan mengabulkan salah satu point doaku, menjadi pribadi yang lebih bijak. Tuhan baik ya! ( Yaelah, Tuhan memang baik kaleusss.. ). Dia mengajarku dengan perkataan-perkataan yang legit dan pedas. Wuihh, imbang-imbang Ayam Richeese Factory level 5 . Aku pernah merasa iri hati,"Kena...

Persepsi Lain Tentang yang Baik & yang Buruk

Aku mencuri satu kalimat hari ini, yang ku anggap Quote of the day. Bukan apa-apa, itu pernyataan nyentrik dan menarik. Ada pikiran yang baru buatku, hehehe.. "Kalau memang yang baik itu bisa tiba-tiba menyakitimu, bagaimana kamu seyakin itu jika yang jahat tidak akan pernah membahagiakanmu?" Kurang lebih begitu isinya. Responku ketika membacanya adalah mengernyitkan dahi, tersenyum dan tertawa akan kenyataan sederhana itu. Kamu gimana? Samakah denganku? Wkwkw... Rasanya aku seharusnya tidak menghalangi atau bahkan menutupi kesempatan yang mungkin aka baik adanya. Cerita sedikit mengenai hal yang teringat karena kalimat tadi.. Aku sadar bahwa aku adalah spesies manusia yang sering mencari aman, berada di zona mana, main aman, bertingkah aman dan semua serba aman. Jarang buatku mengambil keputusan untuk melangkah pada hal-hal yang tidak bisa ku perkirakan hasilnya. Raguku mendominasi, takutku membekap dan pikiranku diam ditempat. Misalnya, aku pernah d...

5 Steps of Grief - 5 Tahapan Kesedihan

Salah satu teman sejawat, seorang blogger juga, memberikan pilihan dalam status facebook -nya " Denial. Anger. Bargaining. Depression. Acceptance. Which part are you in? Hahaha ". Selain itu, salah seorang teman blogger sekaligus seorang editor, nge- post satu persatu kata itu dan memberikan caption di setiap postingan instagram- nya. Entah itu adalah satu hal yang sedang nge- trend atau cuman kebetulan. Selidik punya selidik, 5 kata itu ada dalam buku On Death and Dying - Elizabeth Kubler-Ross , 5 steps of grief , dalam bahasa Indonesia 5 Tahapan kesedihan / kehilangan. Ah, ini menarik! Sejauh aku bernafas, kehilangan adalah fase terberat. Entah itu kehilangan baju kesayangan, kehilangan banyak file foto karena laptop rusak atau bahkan kehilangan pribadi-pribadi yang teramat disayang. Susah menggambarkan hancurnya perasaan ketika faktanya air mata, gerutu dan melemparkan kesalahan pada orang lain, nyatanya tidak akan mengembalikan apa yang hilang.  1. ...

Tentang Asmara Si Perantau Di Negeri Tirai Bambu

[Re-Write] "Hai nop, sudah lama tidak dengar kabarmu. Kulihat kau sudah pakai jas putih yang menggemaskanku itu, berkacamata dan kadang-kadang pakai baju oprasi warna hijau, macam yang di film Korea.. Apa kau sudah jadi dokter sekarang?", aku terkejut dengan pesan via  facebook  dari teman ( yang sesungguhnya kami tidak pernah bertemu ), yang sudah lama tidak terdengar kabarnya. "Hey Olivia,  long time no see.  Aku baik ini. Belum lah, aku masih koas. Apa kabarmu di negeri tirai bambu itu? Sudah adakah  koko koko   yang nembak kau? Atau tetap bertahan pada prinsipmu yang klasik itu?", balasku penuh  excited . Olivia langsung membalasnya, karena kami  kebetulan  sedang sama-sama  online . "Ah, aku biasa-biasa saja.   Koko koko ? Tidaklah, susah memulai disini.". "Susah memulai?", aku merasa janggal. "Memulai dengan berbeda keyakinan itu susah dan ngerasa ga mungkin..." "....", Olivia masih mengetik bala...