Skip to main content

Posts

Showing posts with the label Santapan Rohani

Good Mindset Create Good Mental | World Mental Health Day

Woaaah! Halaman blog nampaknya hampir tidak berpenghuni. Bisa dilihat dari blog archive yang sepi. Terakhir nge-post sekitar bulan Maret ya. Btw , makasih banget untuk yang nanyain aku kok udah lama enggak nulis. Aku kira selama ini enggak begitu banyak yang nge- notice tulisanku, wkwkwk.. Nulis hanya sekedar nulis tok . Heeem iya, karena kemarin udah sibuk dengan kerjaanku yang mengharuskan aku hidup di tempat yang susah sinyal. Jadi, motivasi untuk nulis juga menurun. Rasanya effortless aja. Kalau mau sekedar nulis, ya cukup di notes gadget aja :”) Cuman enggak tau kangen aja nge-post tulisan lagi. Kebetulan banget apa yang mau aku share seirama ( ciyeee bahasaku!! ) dengan yang lagi happening yaitu masalah kesehatan jiwa, apalagi kemarin baru aja diperingati World Mental Health Day tanggal 10 Oktober 2019. Mungkin aku agak telat untuk ikut nimbrung, tapi yaaaa udahlah yaaa… “Nov, kamu kok bawaannya seneng aja sih?”, kata beberapa teman lewat social media. ...

Gimana Rasanya Diucapin Selamat Natal?

Mungkin, tulisanku kali ini agak sedikit berbeda dari topik blog ku yang lain. Karena sesungguhnya ini yang aku rasakan, saat mereka yang berbeda keyakinan denganku, mengucapkan Selamat hari raya padaku. Selamat hari Natal. Apa yang terjadi pada jaman ini, sebenarnya membuat pertanyaan dalam hatiku, "Jadi dari dulu, waktu aku kecil, saat tetangga-tetanggaku datang ke rumah dan mengucapkan selama Natal, mereka sudah berdosa? Semoga Tuhan YME memaafkan aku, aku sudah membuat mereka berdosa. Cuman, kenapa aku baru tau sekarang?". Ya sudahlah, aku tidak mau membahas ini terlalu jauh. Sangat sensitif, lebih sensitif dari test pack. Menuju hari Kelahiran Isa Almasih (biar semua enak, ku sebutlah nama Sahabat terbaikku, Yesus Kristus, dengan Isa Almasih) kemarin, aku cukup terharu dengan beberapa pertanyaan: "Dok, ga pulang kampung pas Natalan nanti? Pulang toh dok.." "Nop, kamu ga mau libur pas Natalan nanti? Kalian yang harus diprioritaskan. Itu ...

Kisah Jalan, Lari dan Duduk

Tahun ini, salah satu keburukkan dari diri yang sedang dalam proses ingin diubah adalah mengenyahkan rasa iri hati. Semakin menua, ada senja yang menyadarkan bahwa iri hati adalah sumber kebencian yang paling hakiki.  Beberapa tamparan dari kata-kata juga membantu melenyapkan rasa iri hati. Belum lama, salah satu senior, yang aku rasa sudah cukup banyak merasakan asam garamnya kehidupan, berkata layaknya seorang sudah sepuh: "Ini hidup pilihan. Mau jalan, jalan lah kau. Mau lari, lari lah kau. Mau duduk, duduk lah kau. Dari 3 cara itu, hasilnya beda-beda. Jangan kau duduk-duduk aja, tapi pengen sama bahagianya dengan yang udah capek lari, ngerti kau kan?" Hahaha , agaknya Tuhan mengabulkan salah satu point doaku, menjadi pribadi yang lebih bijak. Tuhan baik ya! ( Yaelah, Tuhan memang baik kaleusss.. ). Dia mengajarku dengan perkataan-perkataan yang legit dan pedas. Wuihh, imbang-imbang Ayam Richeese Factory level 5 . Aku pernah merasa iri hati,"Kena...

Persepsi Lain Tentang yang Baik & yang Buruk

Aku mencuri satu kalimat hari ini, yang ku anggap Quote of the day. Bukan apa-apa, itu pernyataan nyentrik dan menarik. Ada pikiran yang baru buatku, hehehe.. "Kalau memang yang baik itu bisa tiba-tiba menyakitimu, bagaimana kamu seyakin itu jika yang jahat tidak akan pernah membahagiakanmu?" Kurang lebih begitu isinya. Responku ketika membacanya adalah mengernyitkan dahi, tersenyum dan tertawa akan kenyataan sederhana itu. Kamu gimana? Samakah denganku? Wkwkw... Rasanya aku seharusnya tidak menghalangi atau bahkan menutupi kesempatan yang mungkin aka baik adanya. Cerita sedikit mengenai hal yang teringat karena kalimat tadi.. Aku sadar bahwa aku adalah spesies manusia yang sering mencari aman, berada di zona mana, main aman, bertingkah aman dan semua serba aman. Jarang buatku mengambil keputusan untuk melangkah pada hal-hal yang tidak bisa ku perkirakan hasilnya. Raguku mendominasi, takutku membekap dan pikiranku diam ditempat. Misalnya, aku pernah d...

5 Steps of Grief - 5 Tahapan Kesedihan

Salah satu teman sejawat, seorang blogger juga, memberikan pilihan dalam status facebook -nya " Denial. Anger. Bargaining. Depression. Acceptance. Which part are you in? Hahaha ". Selain itu, salah seorang teman blogger sekaligus seorang editor, nge- post satu persatu kata itu dan memberikan caption di setiap postingan instagram- nya. Entah itu adalah satu hal yang sedang nge- trend atau cuman kebetulan. Selidik punya selidik, 5 kata itu ada dalam buku On Death and Dying - Elizabeth Kubler-Ross , 5 steps of grief , dalam bahasa Indonesia 5 Tahapan kesedihan / kehilangan. Ah, ini menarik! Sejauh aku bernafas, kehilangan adalah fase terberat. Entah itu kehilangan baju kesayangan, kehilangan banyak file foto karena laptop rusak atau bahkan kehilangan pribadi-pribadi yang teramat disayang. Susah menggambarkan hancurnya perasaan ketika faktanya air mata, gerutu dan melemparkan kesalahan pada orang lain, nyatanya tidak akan mengembalikan apa yang hilang.  1. ...

Kata Keras Untuk Kebaikan

[Pelajaran 2017 #1] Seperti yang lalu, aku masih saja bersikap suka membanding-bandingkan hidup dan tidak mensyukuri terhadap apa yang sudah dititipkan kepadaku. Semakin diberi, semakin merasa kurang saja. Heran! Iya, hari ini aku tertampar. Aku hari ini ditampar Semesta melalui perkataan-perkataan keras sahabat-sahabat terdekatku. Sedih? Awalnya iya. Merasa mereka tidak dipihakku atau tidak mendukung jalan pikiranku yang " sepertinya " akan membuat ku bahagia. Aku cenderung bukan mencari saran, tapi lebih pembelaan atau suara pembenaran akan pemikiranku itu, tentang membanding-bandingkan tadi. Jahat ya? Banget malah.  Wkwkwk.. Cuman, tahun ini aku bersikukuh untuk lebih netral ketika mendengar saran atau kritik. I mean , tidak menelan atau membuang segala penilaian dan masukan secara langsung ketika tidak sesuai dgn hatiku. Sepertinya, tingkat kebijaksanaanku sedang diasah layaknya pisau dapur. " Obat pahit, tapi sembuh. Gula manis, tapi bisa jadi b...

Tulisan Awal 2k17 - Surat Cinta Untuk Ahok

Sebelumnya,  Salam Hangat dari Tarutung!  Ini sebenarnya tulisan akhir tahunku, cuman telat sehari berhubung aku emang totalitas menikmati liburan. Hahaha.. ( Liburan pun, butuh totalitas, bagiku )  Refleksi?  Aku ga diciptakan dengan ilmu politik yang yahuuud banget! Makanya, aku ga mau ngomentari tentang apa yang sudah dikerjakan Pak Ahok sehingga beliau sudah menggemparkan Indonesia. Karena nanti ujung-ujungnya bakalan ga enak dan akan disalahartikan dengan isi kepala yang membaca tulisanku ini. Apalagi, aku yang notabene seiman dengan Ahok. Susah. Kenapa aku tertarik nge-post ini? Jadi kemarin, aku kayanya entah kena apa di Salib Kasih, Tarutung, Sumut, setelah mendengar khotbah yang temanya "Tuhan adalah pelindungku". Mendadak aku teringat sama Ahok.  Ya, Ahok.  Aku ga mau ambil pusing dengan perbuatannya itu. Ku rasa dia cukup Gentle dengan apa yang diperbuatnya. Ya, dia bertanggung jawab. Dia ga lari. Dia menghadapi masal...