Skip to main content

Posts

Showing posts from November, 2017

Sesudah kamu, siapa lagi yang ku tunggu?

Ina, sebut saja begitu. Ia Benar-benar melepas apa yang tidak dapat memberi kepastian padanya. Betul kata sang Presiden Republik Jancukers, Sudjiwotedjo, " Wanita itu suka ice cream dan coklat, namun lebih suka kepastian."  Kalimat itu ga perlu penjelasan lebih jauh. Karena "kepastian"lah intinya. Dan apa yang dicari Ina, tak ditemukan pada diri Tono, entah bisa disebut pria atau lelaki, yang sudah bersama Ina selama kurang dari 1 tahun. Sebenarnya, tidak ada parameter, berapa lama seorang wanita menemukan kepastian dari seorang pria. Cuman, inilah Ina dan Tono. "Sudah ku tanya dari awal, kamu mencari pacar atau calon teman hidup?", kalimat Ina menjadi pembuka kunci pembicaraan tentang kepastian itu. "Kamu bilang teman hidup. Tapi tingkahmu sama sekali tak menunjukkan tujuanmu itu. Aku bingung. Beberapa kali ku ingatkan baik-baik, tapi rasanya, buatmu masih lebih bagus suara radio rusak-rusak dibandingkan masukanku terhadap masalah peke

Nasehat Dari Hajatan Mas Bobby dan Mbak Kahiyang

PERNIKAHAN ADAT JAWA KAHIYANG AYU DAN BOBBY NASUTION DI SOLO Melihat pernikahan Mas Bobby dan Mbak Ayang, membuat aku pribadi sebagai seorang bersuku Batak agak berbangga hati, terlebih lagi Mbak Ayang telah sah menyandang boru Siregar, yang dalam partuturan (silsilah) Batak, Siregar masih bersaudara dengan marga Nainggolan. Ya, marga Nainggolan adalah boru- nya mamaku. Bisa dibilang, secara ga langsung Mbak Ayang adalah tanteku. Ya apapun itu, ini berbicara tentang budaya, bukan niat yang aneh-aneh. Setidaknya jika bertemu, ada panggilan yang lebih sopan kepada Mbak Ayang. Congratulation to be Kahiyang Ayu boru Siregar, Mbak!  Tapi dari semua perhelatan yang ada, hal yang paling ku kagumi adalah poda (nasehat) yang disampaikan Pak Jokowi kepada boru -nya (anak perempuan) dan hela -nya (menantu laki-laki) untuk bekal menjalani rumah tangga: 1.Pantun hangoluan, teas hamatean. Untuk hidup bahagia haruslah menjaga sopan santun. Jika tidak menjaga sopan santun, maka malape

Payung Teduh, Ketika Pamit di Saat Lagi Sayang-Sayangnya

"Aku cari kamu, ku temui kau tiada.  Aku cari kau, ku temui kau berubah.." Kucari Kamu - Payung Teduh. Sebelumnya, aku tidak begitu paham apa jenis Payung Teduh. Cuman mungkin inilah yang disebut kenyamanan tanpa pemahaman. Jenis musik yang sepertinya agak jarang ditemukan di Indonesia dan membuat aku kelihatan aneh ditengok teman-teman dengan memutar lagu-lagu Payung Teduh. " Apanya lagumu itu? ", itulah kata mereka. Tapi, semenjak aku pernah baca artikel, " Sebab untuk bahagia, terkadang kita hanya perlu terbuka dengan standart bahagia kita, pun ketika standart itu dianggap remeh orang lain ", semakin memantapkan aku untuk mengesampingkan kata-kata orang untuk mengikuti apa yang disukai hati, I keep on my headset . Hehehe.. Payung Teduh Pertama denger lagunya Payung Teduh pas streaming salah satu radio Jogja, pas sedang patah hati, sekitar 2014 akhir. Ga tau, kalo lagi teramat galau, nangkringnya di radio-radio Jogja. (Sebentar,

Yang Memang Harus Pergi, Ya harus Pergi

Kawasan Stasiun Kereta Api, Medan, Sumatra Utara Entah kenapa, dipenghujung bulan November ini, sendu memandu aku untuk menulis disela kegiatan yang agak numpuk hingga lupa waktu, hari-hari di Medan sebentar lagi hilang dari lupuk mata. Dan aku tak berani semakin menambah cerita yang terlalu bermakna. Tapi, Medan adalah salah satu kediaman yang membuatku nyaman, tapi belakangan sedikit mencekam. Hehehe.. Bercerita tenang mencekam, beberapa minggu lalu, aku kehilangan motor kesayanganku. Aku menamainya Oiol. Hehehe.. Si hijau yang ku anggap wanita, tapi tangguh, gesit dan siap di arena apapun. Gimana tidak, Medan yang tak tentu cuacanya, Medan yang cukup banyak jalan berlubangnya dan aku pribadi yang suka sedikit ngebut kalo mau kemana-mana. Terlebih, sebelum dia pergi, mungkin ada 3 bulan aku tidak men-door-smear-nya . Dan mungkin karena itu juga, dia dimaling orang. Huhuhu.. Pagi itu, sebelum aku bersiap untuk gladi resik sumpah dokter, aku dikejutkan dengan hilangn

Cara-cara Asyik Untuk Menabung

Ga mesti begini banget kok nyimpan uang kamu Sejak udah pengumuman hasil ujian profesi (ya pasti ga kuliah lagi), apa-apa mesti mikir 2 atau 3 kali, bahkan lebih, untuk beli sesuatu. Aku ga tau, aku ini sedang proses belajar membuat skala prioritas, hemat sama keuangan ini, atau celit tingkat terakbar pada diri sendiri. Mck! "Ya nanti, kalo udah punya penghasilan, ditabung, jangan sikit-sikit beli. Harus punya target. Jangan mudah terikut-ikut kawan", my mommy, as my private financial Consultant. Nah, apalagi di usia yang mulai matang, tidak lagi menjabat sebagai mahasiswa, dan yang sedang mencoba kerja, aku mulai malu apa-apa minta sama orangtua. Ya gimana, dalam pikiran ku saja, usia kaya aku seharusnya sudah mandiri secara finansial. Cuman, memang sejak kuliah, aku udh memakai beberapa cara untuk dapat menabung dari uang bulananku. Jadi someday, kalo misalnya ada keperluan mendadak, aku bisa survive dengan tabungan yang udah aku buat terlebih dahulu. Kan