Skip to main content

Cara-cara Asyik Untuk Menabung

Ga mesti begini banget kok nyimpan uang kamu

Sejak udah pengumuman hasil ujian profesi (ya pasti ga kuliah lagi), apa-apa mesti mikir 2 atau 3 kali, bahkan lebih, untuk beli sesuatu. Aku ga tau, aku ini sedang proses belajar membuat skala prioritas, hemat sama keuangan ini, atau celit tingkat terakbar pada diri sendiri. Mck!

"Ya nanti, kalo udah punya penghasilan, ditabung, jangan sikit-sikit beli. Harus punya target. Jangan mudah terikut-ikut kawan", my mommy, as my private financial Consultant.

Nah, apalagi di usia yang mulai matang, tidak lagi menjabat sebagai mahasiswa, dan yang sedang mencoba kerja, aku mulai malu apa-apa minta sama orangtua. Ya gimana, dalam pikiran ku saja, usia kaya aku seharusnya sudah mandiri secara finansial.

Cuman, memang sejak kuliah, aku udh memakai beberapa cara untuk dapat menabung dari uang bulananku. Jadi someday, kalo misalnya ada keperluan mendadak, aku bisa survive dengan tabungan yang udah aku buat terlebih dahulu. Kan ga semuanya langsung ada ketika minta sama orangtua, uangnya langsung ada. Karena sesungguhnya keuangan orangtua adalah hal yang paling rahasia tapi secara ga langsung seharusnya kita mengerti.

So how are the methods?

1. 10% Sumbangan Masa Depan

Ini awal dari semua metode yang ku buat ke keuanganku. Kenapa 10%? Nah, diajaran keyakinanku, jatah (kalo ga salah) 10%, yang disebut perpuluhan, adalah milikNya Yang Maha Kuasa untuk disumbangkan. Jujur, aku masih hilang timbul untuk ngelaksanain itu, hehehe.. Nah, sampai pada suatu saat, keuangan seret dan sampai meminta uang tambahan dari orangtua tidak dapat dihindarkan. Mck! Dalam otakku, masa aku ga bisa hemat sih? Ini aku yang boros atau emang biaya hidup di perantauan yang mahal? 
Jadinya, aku memutuskan untuk menyisihkan 10% dari uang bulanan untuk aku save sendiri, tanpa buka buku tabungan baru. Soalnya, belum kerja, yang ditabung juga sedikit, kalo nabung di bank kan perlu biaya administrasi. Sayang uangnya kan?

2. Nabung uang receh

Bergerak dari ucapan orangtua "jangan remeh sama uang receh", sejak awal kuliah aku agak memantangkan penggunaan uang receh. Jadi kalo misalnya pas belanja, ada kembalian uang receh, maka sah-lah uang itu dipingit samaku sampai waktu yang tidak dapat ditentukan. Heemm.. Makanya jangan heran kalo misalnya aku girang banget ketemu uang receh. Wkwkwk.. 

Hingga pada akhirnya, aku mulai menyatukan uang 1000 jadi 5000, uang 200 jadi seribu, dan seterusnya, nah kemudian aku menukarkan duit itu ke penjual toko klontong atau siap aja yang butuh. Ga terasa, dapat juga ratusan dari receh yang slalu dianggap remeh.

3. Bagi rata setiap minggunya, kalo ada sisa, langsung tabung

Nah, ini juga bisa. Rasaku sih efektif buat yang memang teliti banget nyatet pengeluaran tiap minggunya. Cuman, wajib disiplin, pengeluaran per minggu ga boleh lewat dari yang sudah dibagi. Disini sih kita dilatih berhemat dan lebih memprioritaskan hal-hal yang perlu. Sehingga nanti setiap akhir minggu, kita ambil sisanya dan tanpa diganggu gugat, langsung masuk tabungan.

4. Kalo nemu uang baru, langsung masuk celengan

Wkwkwk, ini adalah cara primitif ku sejak masih kecil. Kadang, ketika Natalan, Lebaran, atau Imlek, aku sering dikasih salam tempel. Ya namanya juga anak-anak, suatu prestige kalo dapat salam tempel, uangnya baru dan wangi pula. Pokoknya fresh from the oven. Sayang banget dijajankan. Lagian, mama dan ayah juga langsung ngekode untuk masukkan uangnya ke celengan. Nah, jadinya kebawa-bawa deh sampai sekarang dan jadi kebiasaan.

5. Gerakan 20 Rebu

Sempat viral di social media kalo ada bapak-bapak yang berhenti merokok dan lebih memilih menabung uang beli rokok. Sounds good, right? Nah, kemarin aku sempat begitu juga, buat gerakan 20 rebu (tapi aku bukan perokok, entah nanti, lho?). Kenapa 20ribu? Sederhana saja. Uang 20ribu terbilang jarang ditemukan dibanding dengan nominal yang lain. Selain itu, nominalnya juga ga terlalu besar dan ga terlalu kecil, jadi cocok sih menurutku. Jadi setiap menemukan uang 20ribu langsung ku simpan.

So, What's yours?

Comments

Popular posts from this blog

Anak Gadis Pengen Modis

Kali ini aku mau berbagi tentang salah satu kegiatan perempuan, Dandan ( Make Up ). Begini, setiap anak perempuan akan menemukan titik dimana dia akan harus berubah, entah itu berubah cara berfikir, cara memandang masa depan bahkan cara berpenampilan. Dan aku sedang di masa peralihan itu. Contohnya, aku pernah bercermin dan ngerasa ada yang kurang diwajahnya, i mean "Make apa gitu biar lebih enak dipandang?" apalagi kalo misalnya udah nambah pergaulan atau terlalu banyak kegiatan jadi penampilan mesti lebih diperhatikan. Enggak dipungkiri, objek pertama yang menjadi penilaian orang lain terhadap sosok perempuan adalah wajahnya.  Dan, aku pribadi sering sih bercermin (hahaha..), cuman ya gitu aku termasuk orang yang rada cuek terhadap penampilan. Kemeja/kaos, sepatu kets/sepatu agak ada wedges, jeans , tas selempang dan ikat rambut adalah caraku berpenampilan. Bagiku, lipstick, eyeliner, mascara dan segala alat make up adalah hal yang sanga...

Nyamannya di Rumah Doa Segala Bangsa, Bukit Gibeon Sibisa | #3 Anak Kota Pulang Kampung

[Anak Kota Pulang Kampung] Belakangan ini, Medan lagi dingin banget ya, berasa lagi di daerah Tapanuli Utara. Brrrr... Jadi keinget lagi dengan liburan akhir tahun lalu. Bentar, kayanya sedap nih nyeruput teh manis anget + nyelupin roti Regale.. Rumah Doa Segala Bangsa Bukit Gibeon Sibisa masih terbilang baru, diresmikan tanggal 14 Mei 2016. Akupun mengetahuinya dari beberapa teman yang udah pernah ke sana duluan. Jadi jiwa panjang kaki ku, keluar begitu saja. Rasa penasaran ku juga meningkat pesat. Intinya, ga mau ketinggalan sih, wkwkwk... Iya, aku kemarin ngotot sekali untuk mampir ke Rumah Doa Segala Bangsa Bukit Gibeon Sibisa, padahal dari segi pemetaan, bisa saja aku dan keluarga melewati jalan Tele dari Pulau Samosir untuk menuju Tarutung. Tapi, panjangnya kakiku ga bisa dilawan. Kami pun menurutinya. Hahaha.. Seperti biasa, karena kami sebelumnya nginap di Pulau Samosir, kami pun menyeberangi Danau Toba sekitar 1 jam lebih. Pemandangannya, bolak-bal...

Tutorial Hampir Terlambat Untuk Bersama

Gue dulu agak pesimis dengan kekompakkan kelompok tutorial gue, mereka adalah kelompok B.1 ruang 3.13. Entahlah, gue ngerasa ada aja yang kurang di kelompok ini. Sedikit acuh tak acuh, mungkin. Kalau kelompok ini begini terus, sempat mikir pengen pindah ke kelompok lain (Tapi pasti tak mungkin), apalagi denger-denger dari senior, ketika nyusun skripsi, temen-temen tutorial kalian lah temen skripsi kalian. Emm, bukan merasa sok hebat atau gimana, tapi gue ngerasa Down To Earth aja. Skripsinya susah, mikirin temen satu doping (dosen pembimbing) lagi. Oke mending gue ngerayap didinding. Sebentar, aku perkenalkan satu per satu: Novia Giovani (211 210 002) Fransiska Sinaga (211 210 004) Mona Liany Sinaga (211 210 006) Iwan Petrus Tampubolon (211 210 008) Joab Abigail Sitompul (211 210 010) Meri Bidani Damanik (211 210 012) Gracia Medina Pinem (211 210 014) Ika Agustinawati Siahaan (211 210 016) Inrinogro (211 210 018) Agus Chandra Sembiring(211 210 020) Raskami Pe...