Skip to main content

Yang Memang Harus Pergi, Ya harus Pergi


Kawasan Stasiun Kereta Api, Medan, Sumatra Utara

Entah kenapa, dipenghujung bulan November ini, sendu memandu aku untuk menulis disela kegiatan yang agak numpuk hingga lupa waktu, hari-hari di Medan sebentar lagi hilang dari lupuk mata. Dan aku tak berani semakin menambah cerita yang terlalu bermakna. Tapi, Medan adalah salah satu kediaman yang membuatku nyaman, tapi belakangan sedikit mencekam. Hehehe..

Bercerita tenang mencekam, beberapa minggu lalu, aku kehilangan motor kesayanganku. Aku menamainya Oiol. Hehehe.. Si hijau yang ku anggap wanita, tapi tangguh, gesit dan siap di arena apapun. Gimana tidak, Medan yang tak tentu cuacanya, Medan yang cukup banyak jalan berlubangnya dan aku pribadi yang suka sedikit ngebut kalo mau kemana-mana. Terlebih, sebelum dia pergi, mungkin ada 3 bulan aku tidak men-door-smear-nya. Dan mungkin karena itu juga, dia dimaling orang. Huhuhu..

Pagi itu, sebelum aku bersiap untuk gladi resik sumpah dokter, aku dikejutkan dengan hilangnya Oiol di lantai bawah kostan. Ah, memang belum sah sepertinya tinggal di Medan kalo belum kehilangan sesuatu. Mck!

Seperti kehilangan pacar waktu itu, aku juga galau kehilangan Oiol. Oiol udah ku anggap "pacar". Dan bahkan lebih dari pacar malahan. Kenapa? Dia selalu ada. (Ya ampun, jadi beneran sedih). Di saat galau diputusin pacar, di saat galau revisi skripsi, di saat terik matahari dan gilanya aku mengeksplore Sumut, di saat ngebut mau koas, di saat hujan-hujan mau bimbel, Oiol ada. Untungnya, Oiol sempat mencicipi awal kesuksesanku dengan mengantarkanku untuk bekerja. Banyak moment bersama Oiol. Entah, aku bukan tipe yang terlalu suka ganti-ganti barang. Aku malas beradaptasi dengan barang-barang baru.

Kerasnya Medan, menitipkan pesan "yang memang harus pergi, ya harus pergi". Selama tinggal di Medan, banyak kehilangan (bukan pencurian kok, pencurian cuman sekali) yang buat aku sadar akan hal itu. Kehilangan pacar disaat butuh-butuhnya disemangatin. Kehilangan file kuliah disaat mau ujian. Kehilangan Oiol disaat mulai kerja. Dan semua kehilangan yang pernah terjadi. Cuman ya, mau sekuat apapun kita jaga, kita rawat, kita pegang, tetap saja kalau memang harus pergi ya harus pergi. Kita cuman bisa mengganti cara kita menghadapi kehilangan, menjadi sekuat-kuatnya kita. Kalo diri lemah, yuk kita belajar jadi kuat :)

Comments

Popular posts from this blog

Anak Gadis Pengen Modis

Kali ini aku mau berbagi tentang salah satu kegiatan perempuan, Dandan ( Make Up ). Begini, setiap anak perempuan akan menemukan titik dimana dia akan harus berubah, entah itu berubah cara berfikir, cara memandang masa depan bahkan cara berpenampilan. Dan aku sedang di masa peralihan itu. Contohnya, aku pernah bercermin dan ngerasa ada yang kurang diwajahnya, i mean "Make apa gitu biar lebih enak dipandang?" apalagi kalo misalnya udah nambah pergaulan atau terlalu banyak kegiatan jadi penampilan mesti lebih diperhatikan. Enggak dipungkiri, objek pertama yang menjadi penilaian orang lain terhadap sosok perempuan adalah wajahnya.  Dan, aku pribadi sering sih bercermin (hahaha..), cuman ya gitu aku termasuk orang yang rada cuek terhadap penampilan. Kemeja/kaos, sepatu kets/sepatu agak ada wedges, jeans , tas selempang dan ikat rambut adalah caraku berpenampilan. Bagiku, lipstick, eyeliner, mascara dan segala alat make up adalah hal yang sanga...

Nyamannya di Rumah Doa Segala Bangsa, Bukit Gibeon Sibisa | #3 Anak Kota Pulang Kampung

[Anak Kota Pulang Kampung] Belakangan ini, Medan lagi dingin banget ya, berasa lagi di daerah Tapanuli Utara. Brrrr... Jadi keinget lagi dengan liburan akhir tahun lalu. Bentar, kayanya sedap nih nyeruput teh manis anget + nyelupin roti Regale.. Rumah Doa Segala Bangsa Bukit Gibeon Sibisa masih terbilang baru, diresmikan tanggal 14 Mei 2016. Akupun mengetahuinya dari beberapa teman yang udah pernah ke sana duluan. Jadi jiwa panjang kaki ku, keluar begitu saja. Rasa penasaran ku juga meningkat pesat. Intinya, ga mau ketinggalan sih, wkwkwk... Iya, aku kemarin ngotot sekali untuk mampir ke Rumah Doa Segala Bangsa Bukit Gibeon Sibisa, padahal dari segi pemetaan, bisa saja aku dan keluarga melewati jalan Tele dari Pulau Samosir untuk menuju Tarutung. Tapi, panjangnya kakiku ga bisa dilawan. Kami pun menurutinya. Hahaha.. Seperti biasa, karena kami sebelumnya nginap di Pulau Samosir, kami pun menyeberangi Danau Toba sekitar 1 jam lebih. Pemandangannya, bolak-bal...

Tutorial Hampir Terlambat Untuk Bersama

Gue dulu agak pesimis dengan kekompakkan kelompok tutorial gue, mereka adalah kelompok B.1 ruang 3.13. Entahlah, gue ngerasa ada aja yang kurang di kelompok ini. Sedikit acuh tak acuh, mungkin. Kalau kelompok ini begini terus, sempat mikir pengen pindah ke kelompok lain (Tapi pasti tak mungkin), apalagi denger-denger dari senior, ketika nyusun skripsi, temen-temen tutorial kalian lah temen skripsi kalian. Emm, bukan merasa sok hebat atau gimana, tapi gue ngerasa Down To Earth aja. Skripsinya susah, mikirin temen satu doping (dosen pembimbing) lagi. Oke mending gue ngerayap didinding. Sebentar, aku perkenalkan satu per satu: Novia Giovani (211 210 002) Fransiska Sinaga (211 210 004) Mona Liany Sinaga (211 210 006) Iwan Petrus Tampubolon (211 210 008) Joab Abigail Sitompul (211 210 010) Meri Bidani Damanik (211 210 012) Gracia Medina Pinem (211 210 014) Ika Agustinawati Siahaan (211 210 016) Inrinogro (211 210 018) Agus Chandra Sembiring(211 210 020) Raskami Pe...