Skip to main content

Posts

Showing posts from June, 2015

Belajar Membahagiakan

Aku sadar, aku belum pantas dilamar... Jangan ketawa ya. Jujur aja, kadang pagi-pagi aku sengaja memanjangkan jam tidurku semalam, entah karena ngerjain tugas atau kelamaan lihat onlineshop atau sekedar nonton film Korea. Kemudian aku melupakan merapikan tempat tidurku. Aku langsung loncat ke kamar mandi dan siap-siap ke kampus. Pasti, kalau aku begitu padamu sekarang, aku tidak merapikan tempat tidur, membuatkanmu sarapan dan mengantarmu pergi kerja, mungkin sebulan pernikahan kita, akan terbesit dipikiranmu untuk mengembalikan aku pada orangtuaku. Jangan sampai! Membayangkannya saja aku merinding. Aku masih ingin bebas. Entah itu jalan-jalan dengan teman-temanku sampai malam, dimana seharusnya aku menyiapkan makan malammu. Atau aku masih ingin menimba ilmu, dimana seharusnya aku lebih fokus pada pertumbuhan anak kita. Aku berjanji, aku sadar kamu adalah sosok yang perlu aku semangati, aku mengerti dan aku layani, agar kamu merasa lega ketika pulang ke rumah, menanggalkan segala k

Tempatnya Cuman Satu

Bagaimana Penghapusku menghapusmu, jelas kamu tidak ada lagi, walau ada bekasnya. Tapi aku telah menulis kalimat yang baru di tempat yang sama, di tempat kamu pernah menulis. bagaimanalah, tempatnya cuman satu. cuman satu. Tempatnya cuman satu, di satu relung yang memang disiapkan untuk siapapun orang yang tidak ku kenal sebelumnya, untuk cuman singgah atau mendiaminya selamanya. Memang tidak ada tempat lagi untukmu. Apa kamu mau menyalahkanku? Silahkan. Tapi, apa salah aku melindungi tempatku itu? Salah aku memperbolehkan orang lain masuk dan memang dia membahagiakan aku? Karena yang ku tahu, tempat itu hanya didiami oleh orang yang bisa membuatku bahagia. Hehehe... Jangan datang lagi ya, percuma. Palingan kamu cuman bisa mengetuknya lagi, lalu diam berdiri termangu. Perasaanku bilang, kamu akan merenung di situ. Mungkin ini yang kamu renungkan, Kenapa harus ku ketuk lagi pintu ini? Padahal aku dulu sudah memelihara cinta didalamnya?  Kalo perasaan ku ini salah,

Yeeelah, I wait

"Masuk gih, asap dimana-mana itu", perintahnya kepada Ros, di sore hampir malam. Waktu itu, Poltak sedang mengajak kawan-kawannya dan Ros untuk ikut bbq-an di rumahnya. Tidak banyak yang dipanggang, cukuplah untuk perut, kira-kira 20 orang. Ros tetap duduk di depan bara arang dan asap benar-benar merubah aroma harum rambutnya, yang tadi beraroma aloe vera , kini jadi ga jauh beda dengan bau asap sepeda motor. "Si Poltak ini .. seakan-akan hidungku tidak punya bulu untuk menyaring asap panggangan", gerutu Ros dalam hatinya sambil menghalau asap yang mencoba masuk ke dalam pernapasannya. "Hemmm, gapapa lhoo. Daripada aku di dalam rumah sendirian. Zzzz..", Ros masih menghalau asap-asap itu. Poltak hanya melihat Ros dan menggeleng-gelengkan kepala. Ros tetap menatap kawan-kawan Poltak yang bermain bara api, seolah-olah mereka sedang beratraksi debus. Entah bagaimana, Poltak yang tadi menyuruh Ros untuk menghindari asap, dia malah mendekati asa

Sunset

Ray: "Aku rindu, menunggu esok terlalu lama. nanti sore pulang kerja aku mampir ke kostmu ya.." Dee: "Ya ampun, nanti kau kecapekan..." Ray: "Lebih capek lagi kalo memendam rindu.." Dee: "Hehehe... Iya iyaaa deh.." Ray: "Nanti sore mau nitip sesuatu?"  Dee: "Apaan ya? Ga usah deh.." Ray: "Jadi kita ngobrol di depan kost tanpa ada cemilan? Nanti kurus pula kau..." Dee: "Terusssss ajaa kau ledek akuu ya Ray.. Hahahaha..." Ray: "Hahahaha, kan kasian kaunya. Kau ini diperhatiin, malah begituuu.." Dee: "Hemm.. Iya iyaa... Aku titip apaan ya? Perutku masih kenyang, tadi makan besar soalnya.. Hahaha.." Ray: "Halah, nanti laper lagi itu..." Dee: "Yaudah aku titip susu Ultramilk..." Ray: "Hahaha, susu bah.. Yang mana? Yang low fat? Hahaha..." Dee: "Yeee, mana ada yang low fat. itu kan yang Frisian flag si