Aku sadar, aku belum pantas dilamar...
Jangan ketawa ya.
Jujur aja, kadang pagi-pagi aku sengaja memanjangkan jam tidurku semalam, entah karena ngerjain tugas atau kelamaan lihat onlineshop atau sekedar nonton film Korea. Kemudian aku melupakan merapikan tempat tidurku. Aku langsung loncat ke kamar mandi dan siap-siap ke kampus. Pasti, kalau aku begitu padamu sekarang, aku tidak merapikan tempat tidur, membuatkanmu sarapan dan mengantarmu pergi kerja, mungkin sebulan pernikahan kita, akan terbesit dipikiranmu untuk mengembalikan aku pada orangtuaku. Jangan sampai! Membayangkannya saja aku merinding.
Aku masih ingin bebas. Entah itu jalan-jalan dengan teman-temanku sampai malam, dimana seharusnya aku menyiapkan makan malammu. Atau aku masih ingin menimba ilmu, dimana seharusnya aku lebih fokus pada pertumbuhan anak kita.
Aku berjanji, aku sadar kamu adalah sosok yang perlu aku semangati, aku mengerti dan aku layani, agar kamu merasa lega ketika pulang ke rumah, menanggalkan segala kericuhan otakmu karena pekerjaan. Aku, wanitamu yang akan menjadi garda terdepan untuk tempat peraduanmu. Tapi, itu bukan sekarang.
Aku sadar, ovum-ovumku akan semakin menua, dan kita perlu punya anak-anak lucu, untuk investasi keabadian di masa tua. Tapi, Aku belum siap untuk mengorbankan waktuku dengan kerewelan mereka, aku belum pintar memandikan bayi, aku belum siap mengasah kesabaranku ketika mengajar mereka belajar membaca. Aku belum siap. Aku pribadi pun ingin sekali menjadi ibu terhebat mereka, tempat mereka bersandar, belajar, mengadu dan menjadi apapun yang mereka butuhkan. Aku tidak mau mengecewakan mereka, apalagi kamu.
Mengenai dapur, tempat ter-sensitif untuk kamu dan anak-anak kita nanti. Aku buka-bukaan aja yaa..
Aku mengiris bawang saja masih tebal-tebal. Menggeprok kunyit saja masih kadang kunyitnya loncat kemana-mana. Aku aja bingung apakah daun seledri sama dengan daun sop? Atau ga, membedakan antara jahe dan lengkuas aja kadang masih silap. Gimana bisa aku meyakinkan mamamu bahwa aku bisa memasak masakan kesukaan kalian, menjaga gizi kalian, dan membuat kalian rindu akan masakan rumah? Tenang, aku pun tahu cara membahagiakan pria yang paling utama dengan memasak makanan kesukaannya.
Sabar ya, aku masih belajar untuk membahagiakan kalian.
Comments
Post a Comment