Skip to main content

Posts

Showing posts from 2012

Untuk Senyumku..

Diam itu mungkin lebih baik. Menghela nafas yang sempat tertunda saat aku benar-benar merasakan kata itu jauh lebih dalam Itu rasa dan bukan aku yang merasakan Tak bisa aku tolak, tapi kuterima. Walaupun itu suatu hempasan emosi, aku tahu itu yang terpendam Itu kejujuran yang pahit untuk nama yang dituju Aku yang dituju. Semua gelap, semua hitam Aku berhenti sejenak memberi senyuman terbaik untuk senyuman terbaik yang pernah aku lihat Lelah aku jika senyumku dinilai hanya sebatas itu Ku kira akan ada mengerti, yang bisa membuatku senyumku lebih indah Balikkan tangan kalian, dibawah itulah rasanya Tamparan keras! Aku tidak berhak marah, karena sumber senyumku tidak tahu apa-apa tentang perasaanku bagaimana aku menetralkan rasa pahit yang sebelumnya diberikan kepadaku Tenanglah wahai senyumku, suatu saat kamu akan benar-benar ada dilekukan wajahku dan aku berharap sumbernya adalah orang pilihan terbaik buatmu.

GA MAINSTREAM

Selamat malam para manusia nocturnal! Apa kalian sudah berganti kekeluargaan menjadi anggota keluarganya kalong? Apa sama dengan aku yang masih betah mesra-mesraan sama tugas? Apa kalian sudah mengambil kopi hangat untuk disiram ke muka? Hemm, ga usah begitu dipaksa deh kalo udah ngantuk. Lihat aja aku, tugas masih menggoda, tapi aku anggurin begono. YAH, AKU TERMASUK ORANG YANG SLOWWW BUT KEPEPET! Bentar, ada yang perlu dikritisi. "Sudah malam, ikan bobo.." Jadi yang udah tidur jam segini itu, bukan manusia gitu? Semuanya adalah ikan? Hah! Ayah, Mama, Adek-adek, Teman, Kawan-kawanku? Itu ikan semuanya dong? Lalu cuman aku yang manusia karena jam segini masih belum bobo? Serius? Ah, entah pikiranku yang terlalu kritis atau emang dasarnya khayalanku yang GA MAINSTREAM? Susah dideskripsikan. Yaps, kalo jam segini di Merauke, ayam udah pemanasan untuk berkokok bangunin orang. Berarti aku sejenis ayam gitu? Oh tidak dong, aku kan nggak lagi pemanasan. Hedeh, lagi-lagi pik

Ke-19 tahun yang terpisah

Yak, ini postingan awak untuk pertama kalinya di bulan November, sekaligus juga di umur 19 tahun. Gimanalah, kayanya kata-kata "Tua itu mutlak, Dewasa itu pilihan" mulai mengelilingi otak awak. Hah! umur terakhir dengan embel-embel angka 1 didepannya, makin semangat aja kurasa uban-uban untuk mem-bully kepala awak. Ah! Jadi apa yang mau awak ceritakan kali ini? Hem, ini ulang tahun kedua tanpa orang tua. Yasalam, ga terasa ya kan weii? Biasanya kan, pagi-pagi awak bangun langsung dipeluk dan dicium satu keluarga *ga usah lebay ya kan sampe dicium satu komplek*. Teringatnya, awak kali ini emang lagi homesick kali wakk..wakk.. kalo diBatakkan judul malam ini "Marsihol tu Jabu" yah, apapun itulah, pokoknya kangen suasan rumah, begini, aku mau ceritakan kejadian aneh tapi agaknya mengagumkan buat awak untuk diingat-ingat pas rindu rumah begini. 1. Mama Secerewet-cerewetnya mamak awak ya kan, kalo ga ada terdengarnya celotehnya seharian, beh merasa ada yang hilang,

Peace Or Trouble?

"Garam memang baik, tetapi jika garam menjadi hambar,  dengan apakah kamu mengasinkannya? Hendaklah kamu selalu mempunyai garam dalam dirimu  dan selalu hidup damai yang seorang dengan yang lain" -Markus 9:50- So, Who are you? A Peacemaker or A Troublemaker ?

Celengan Anak Kostan

  (Puture aspektus Superior - atas) "Sedikit-sedikit lama-lama jadi bukit" Yak, siapa yang sering nyampakin uang gopek? Berasa uang koin 100 rupiah, 200 rupiah, 500 rupiah, dan 1000 rupiah atau bahkan uang kertas 2000 rupiah itu nggak berarti. Tapi tanpa uang 2000 rupiah, kita ga bisa naik angkot menn!  Tanpa uang 100 rupiah, kita ga bisa beli akua gelas.  Tanpa yang 500 rupiah, uang 10000 rupiah tak'kan diterima pas mau beli pulsa.  Ya kan? *hahahahahahahahaha..* Setidaknya aku belum bisa menghasilkan duit, tapi bisalah belajar nabung. Ga mesti menabung di bank dengan nominal yang besar. Mari kita mulai dari hal kecil, sodara-sodara senasib dan sepenanggungan. *01.47 AM*  ' Selesai ngerjain jurnal, bingung mau ngapain dan belum bisa tidur. Lalu, seperti dapat ilham darimana, aku melihat kaleng biskuit bekas yang teronggok. Jadi begini kronologinya. Aku terinspirasi dari sebuah kaleng biskuit, bingung buat apaan. Mau dijadikan gelas, kegedean.

Si Pencipta Kebahagiaan

*Silahkan simak MiniComic berikut* Intinya liburan kali ini bakal sering PP Kamar – Dapur.  Not bad  lah, liburan sekalian belajar masak. Kalo nggak sekarang mau kapan lagi. Mengefisiensikan waktu juga sih. Dan gue mencoba menikmati dan ini hasil kenikmatan itu... Setiap cewek mempunyai kebanggan tersendiri dengan masakan pertamanya, tidak peduli dengan rasa mau hancur atau sebaliknya. setidaknya dia sudah bisa memegang panci penggorengan dan pasangannya si Sendok penggorengan, dengan baik. Ya bisa membedakan antara jahe dan lengkuas, merica dan ketumbar (walau sebenarnya sama-sama bikin bersin, tapi beda pemakaian), dan selebihnya itulah dulu untuk itu. Hanya yang kurangnya, kebanyakan cewek memasak kurang pake hati. Mama gue sering bilang.. "Kak, gulanya itu diagak aja.." "Kak, garamnya itu sesuai selera aja." "kak, balikkan ikannya jangan dipaksa, tapi agak dibujuk gitu" dan blablablanya lagi. Fine, mama gue emang ga perlu m

Ini Sesungguhnya Keinginan Setiap Manusia

FIRST LOVE -Nikki Costa- Everyone can see There's a change in me They all say I'm not the same Kid I use to be Don't go out and play I just dream all day They don't know what's wrong with me And I'm too shy to say It's my first love What I'm dreaming on When I go to bed When I lay my head upon my pillow Don't know what to do My first love He thinks that I'm too young He doesn't even know Wish that I could tell him what I'm feeling 'cause I'm feeling my first love Mirror on the wall Does he care at all Does he ever notice me Does he ever found Tell me teddy bear My love is so unfair Will I ever found away An answer to my pray For my first love...  I WANT TO HOLD YOUR HAND -The Beatles- Oh yeah, I'll tell you something, I think you'll understand. When I'll say that something I want to hold your hand, I want to hold your hand, I want to hold your hand. Oh please, say to me You'll let me be you

Tanda Ketika Bulan Tua Menyapa

BEFORE *pura-puranya ini lagi reunian* Nama : Novia Giovani Pendidikan : Anak kuliahan & perantau yang baru tahun lalu menjabat sebagai Maba Jabatan : Pemilik kunci gembok hati seseorang Alamat : Dalam ruang 4 x 4,5 m Cita-cita : Kapan lemak ini habis masa berlakunya? Motto : Tersenyumlah, mungkin esok akan ada traktiran ulangtahun. AFTER *fakta - mencari sesuap garam* Ketika bulan tua datang,  Kata kenyang perlu masuk ke daftar kata-kata yang perlu dilestarikan. Gaji buruh garam akan meningkat seiring permintaan mahasiswa akan garam sangat meningkat maka tidak heran akhir bulan banyak mahasiswa perantau yang mengalami hipertensi dan bawaannya pasti pengen marah-marah terus. Konsentrasi garam meningkat dalam darah berbanding lurus dengan peningkatan tekanan darah. Namun percayalah ada saja rejeki menampolmu saat kau termenung. Berikut adalah tanda-tanda Krisisnya seorang mahasiswa perantau: Ketika secara spontan mengingat semua

Aku Sudah Terbiasa

Mungkin sifat terbodoh yang pernah aku miliki adalah sok tegar. Entah sifat warisan darimana aku turunkan ini. Sekali pun aku diberi nama si Togar, ala-ala Bataknya, itu cuman nama. Jika tawa adalah cara mengungkapan semua isi kehidupanku sekarang, mungkin aku sudah seperti anak kecil yang tertawa terbahak-bahak. Bahkan orang yang kuharapkan bisa mengerti posisiku saja, tak bisa mendukung dan malah menjatuhkan ke tempat terdalam. Aku cuman bisa mematikan lampu kamar dan menggigit bantal agar tiada yang tahu itu suaraku. Tahan? Mungkin aku tahan karena sudah terbiasa seperti ini. Terbiasa tanpa orang yang benar-benar mengerti aku dan perasaanku. Aku tak berharap mengerti aku dengan aku mengatakan keluh kesahku, aku cuman ingin tahu siapa yang benar-benar mengerti apa aku yang kubutuhkan. Tapi sampai sekarang tak satu pun yang bisa benar-benar mengerti aku. Aku sudah terbiasa.

Yang Mana Dosenmu?

Yang pernah duduk di SMA jurusan IPA pasti sering dong belajar tentang klasifikasi hewan dan tumbuhan. Atau yang pernah duduk di SMA jurusan IPS pasti pernah belajar tentang klasifikasi jenis-jenis usaha (kalo tentang IPS itu salah, maafin. Gue manusia yang ga sempurna, gue ga mungkin udah di IPA, lalu di IPS juga. Okesip).  Dan hari ini gue mau nge- share bahwa ga hanya pelajaran aja yang bisa diklasifikasi, pengajarnya juga bisa diklasifikasi. Ya, ini berdasarkan pengalaman gue aja. Entah benar entah tidak, biar hati nurani yang paling dangkal yang menilai. Berikut cuplikannya. 1.        Dosen Kutu: Kutu yang gue maksud adalah kutu buku, rajin dong ya dan memang ini jenis dosen yang rajin banget, malah mungkin lebih rajin dari mahasiswa-mahasiswanya. Ciri-cirinya: Lebih cepat datang dibanding mahasiswa, kalau ngajar pasti buat slide dan catatan, menjelaskan sejelas-jelas mungkin. Namun kadang membosankan jika sangat monoton dan tidak humornya sedikit. Hais, udah ngan

Syukurku Saat Mengingatmu

Aku mengucap syukur kepada Allahku setiap kali aku mengingat kamu Filipi 1:3 Aku tidak menyangka bisa hidup sampai saat ini. Berdiri dan terjatuh ditengah orang-orang yang mencintaiku, walau kadang aku merasa ucapan syukurku rasanya tak cukup untuk semua yang sudah terjadi dalam langkah kehidupanku. Aku mengucap syukur kepada Allahku, rasanya itu hanya kewajiban untuk segala berkat-Nya. Namun, apa masih bisa aku untuk bersyukur saat semuanya sudah hilang? Dunia pasti serasa tak berteman lagi pada jiwaku. Tidak ada yang bisa mengangkat semangatku lagi saat aku terpuruk. Tidak ada yang bisa memujiku saat semua orang menutup mata tentang apa yang sudah aku perbuat. Aku pun sudah berbuat baik, namun masih ada saja lidah-lidah pencemooh yang menghancurkan harapan indah. Setiap kali aku mengingatmu, kadang aku melupakan orang-orang yang sebenarnya benar-benar ada disaat kapan pun aku butuhkan. Hanya saja aku sering terpanggil dengan hiruk pikuk dunia dan meninggalkan me

Pengaturan Uang Perantau Mula-Mula

Mari kita bicarakan lagi tentang hal yang bisa buat orang bahagia enggak ketulungan dan bisa buat orang bunuh-bunuhan. Simplenya kit memanggilnya UANG atau DUIT atau HEPENG (bahasa Batak) atau SEN (bahasa Karo) atau PITI (bahasa Minang). Gue pernah melihat acara MetroTV, entah apa namanya, tapi pas disitu membahas tentang cara mengatur keuangan. Salah satunya tentang investasi. Biasanya investasi itu bisa berupa emas, saham, tanah, atau apapun yang kira-kira barangnya tahan lama dan harganya tidak akan pernah turunnya drastis. Biasanya kalo mamak-mamak menginvestasi uang suaminya dengan perhiasan, tapi tak jarang juga dengan tas bermerek, sepatu bermerek, atau kain-kain tradisional. Jadi, sambil berinvestasi, bisa bergaya juga. Gaya oke, kece teteupp!   Tapi Meeeeen! Gue masih anak kostan. Uang bulanan aja pas-pasan. Yasalaam~ sekali-sekali aja dikirimin uang agak berlebih.  Dari acara itu gue dapat pelajaran, investasikan duit bulananmu kira-kira 10%. Jadi misalnya,

WARNING Buat Calon Dokter

Kembali, Angkot adalah sumber inspirasi tentang kehidupan yang sebenarnya. Sederhana, jorok, berkarat, panas, adalah komponennya. Untuk angkot ini mudah saja mengingatnya, ANGKOT KUNING PINTU BELAKANG. Gw duduk diurutan agak kedalam, sempit? JELAS! Panas? Ga meen, kondisinya lagi hujan.. nguahaha!    Gw duduk disamping ibu-ibu bawa barang belanjaan dan di depan ibu-ibu ini ada bapak-bapak yang sepertinya keturunan India , dia bawa barang dagangannya. Entah emang udah kenal dari awal atau tiba-tiba muncul chemistry antara mereka makanya cerita mereka nyambung gitu. Cerita mereka ini WARNING untuk Calon dokter . Gw sebagai mahasiswa jurusan itu, cukup sadar keadaan kedokteran sekarang itu kaya gimana. MIRIS! Jadi begini ceritanya...   “Iya, kaki saya bengkak karena ditabrak lari 8 bulan lalu, pas puasa tahun lalu, makanya agak susah bawa barang –barang ini. Yang nabrak pulaknya tartig (tarik tiga), nabrak saya dan dagangan saya jadinya. Haduhh...”, kata bapak itu

Angkot kuning,

Fine, gw baru pulang ibadah. Kayanya hari ini banyak banget kejadian yang sebenarnya sering terjadi. Tapi, kitanya aja yang sering menutup mata. Dan gw rasa pas banget kalo dunia emang mau kiamat, ngeliat manusia-manusia yang ga berprikeorangan lagi. Jadi begini ceritanya.. Gw pulang ibadah dan naik angkot nomor sekian dengan nomor polisi sekian dan dengan rute dari sini ke sana (maaf, disamarkan). Gw bukan baru pertama kali naik angkot kaya gini, udah biasa malah. Tapi yaaa gw rasanya supir angkotnya perlu dihadapkan dengan dosen etika gw, sumpah ga ada etikanya sama sekali. Nginjek gas itu seenak perutnya aja. Huaaaa! Apa semua supit angkot begitu? Ga kurasa. Dan paling mirisnya, ada bapak-bapak yang kurasa usianya udah lebih setengah abad dan sepertinya dia ga tau jalan pulang.  Asli, kasihan banget gw ngeliatnya. Dia nanya jalan ini, jalan itu, kami 1 angkot sama-sama ga tau jalan kecuali jalan kerumah masing-masin.  Wajar aja satu angkot itu rata-rata anak  perantau.