Skip to main content

WARNING Buat Calon Dokter

Kembali, Angkot adalah sumber inspirasi tentang kehidupan yang sebenarnya. Sederhana, jorok, berkarat, panas, adalah komponennya. Untuk angkot ini mudah saja mengingatnya, ANGKOT KUNING PINTU BELAKANG.

Gw duduk diurutan agak kedalam, sempit? JELAS!
Panas? Ga meen, kondisinya lagi hujan.. nguahaha! garuk kepala 

Gw duduk disamping ibu-ibu bawa barang belanjaan dan di depan ibu-ibu ini ada bapak-bapak yang sepertinya keturunan India , dia bawa barang dagangannya. Entah emang udah kenal dari awal atau tiba-tiba muncul chemistry antara mereka makanya cerita mereka nyambung gitu. Cerita mereka ini WARNING untuk Calon dokter. Gw sebagai mahasiswa jurusan itu, cukup sadar keadaan kedokteran sekarang itu kaya gimana. MIRIS!

Jadi begini ceritanya...

bisik2 bisik2

“Iya, kaki saya bengkak karena ditabrak lari 8 bulan lalu, pas puasa tahun lalu, makanya agak susah bawa barang –barang ini. Yang nabrak pulaknya tartig (tarik tiga), nabrak saya dan dagangan saya jadinya. Haduhh...”, kata bapak itu tiba-tiba.

“Sama, saya pun gitu. Saya baru beberapa hari ini operasi..”, tambah ibu-ibu itu lagi.

“Itulah rencananya pergelangan kaki saya mau dioperasi, tapi biaya mahal. Mau gimanalah lagi, ga ada biaya. Mesti ada uang pulak baru bisa tindakan.”, keluh bapak-bapak itu sambil memijat kakinya, yang emang Oedem (bengkak) sebelah.

“Iya, saya ini juga. Sementaralah pake obat tradisional dulu. Untung kata dokternya saya punya fisik yang lumayan kuat jadi ga perlu lama-lama kali drawat.” ucap ibu itu antusias sekali.

“Iya,  kemaren lagi ponakan saya itu kena lempar kepalanya, trus dibawa ke rumah sakit.  Lama kali ditangani sama perawatnya, udah masuk ke rumah sakit tapi perawatnya entah kemana perginya. Sampe udah pendarahan hebat dikepala ponakan saya, baru ditangani.” cerita bapak itu serius sekali.

“Ya ampun, emang gitu sih sekarang. Kalo ga ada kenalan dirumah sakit atau ga punya biaya, dikatung-katung kondisi kita jadinya. Ga cepat ditangani...” balas ibu itu.

“Iya makanya, beruntunglah yang punya kenalan di rumah sakit. Susah lah kaya gini..” sahut bapak itu.

Gw yang mendengar curcol at angkot kaya gitu, jadi malu, maluuuu kali. Terbayang aja, gimana kalo gw jadi dokter nanti gimana. Emang ga ada yang tahu bakal gimana gw jadi dokter, tapi kalo gw denger dari cerita-cerita kaya gitu nyesek juga. Nyesek gimana kalo kejadian gitu terjadi di sanak keluarga gw. Marah, kesel juga. Bakal merepet karena dokternya yang entah gimana.

Nyawa atau materi, sederhana tapi dilema. Gw juga kalo dihadapkan dengan kondisi antara nyawa dan materi, masih galau. bingung Nyawa itu penting tapi untuk kesembuhan itu ga murah tapi kondisi keuangan pasien kalian tentu berbeda satu sama lain. Sekarang ya tinggal nurani kita sebagai caldok gimana untuk jadi bijaksana.

ngitung uang ngitung uang 
Ini adalah WARNING keras buat semua caldok. Coba deh renungin kejadian ini, dan tanamkan apa yang bakal kalian lakukan buat pasien-pasien kalian nanti.

P.S:
Disini gw ga mau nge-Judge siapa pun. Cuman pengen membuka pikiran caldok-caldok Indonesia agar Kehidupan kesehatan di Indonesia ga semakin semrawut. Salam Teman Sejawat *sekian*

angguk  

Comments

Popular posts from this blog

Anak Gadis Pengen Modis

Kali ini aku mau berbagi tentang salah satu kegiatan perempuan, Dandan ( Make Up ). Begini, setiap anak perempuan akan menemukan titik dimana dia akan harus berubah, entah itu berubah cara berfikir, cara memandang masa depan bahkan cara berpenampilan. Dan aku sedang di masa peralihan itu. Contohnya, aku pernah bercermin dan ngerasa ada yang kurang diwajahnya, i mean "Make apa gitu biar lebih enak dipandang?" apalagi kalo misalnya udah nambah pergaulan atau terlalu banyak kegiatan jadi penampilan mesti lebih diperhatikan. Enggak dipungkiri, objek pertama yang menjadi penilaian orang lain terhadap sosok perempuan adalah wajahnya.  Dan, aku pribadi sering sih bercermin (hahaha..), cuman ya gitu aku termasuk orang yang rada cuek terhadap penampilan. Kemeja/kaos, sepatu kets/sepatu agak ada wedges, jeans , tas selempang dan ikat rambut adalah caraku berpenampilan. Bagiku, lipstick, eyeliner, mascara dan segala alat make up adalah hal yang sanga...

Nyamannya di Rumah Doa Segala Bangsa, Bukit Gibeon Sibisa | #3 Anak Kota Pulang Kampung

[Anak Kota Pulang Kampung] Belakangan ini, Medan lagi dingin banget ya, berasa lagi di daerah Tapanuli Utara. Brrrr... Jadi keinget lagi dengan liburan akhir tahun lalu. Bentar, kayanya sedap nih nyeruput teh manis anget + nyelupin roti Regale.. Rumah Doa Segala Bangsa Bukit Gibeon Sibisa masih terbilang baru, diresmikan tanggal 14 Mei 2016. Akupun mengetahuinya dari beberapa teman yang udah pernah ke sana duluan. Jadi jiwa panjang kaki ku, keluar begitu saja. Rasa penasaran ku juga meningkat pesat. Intinya, ga mau ketinggalan sih, wkwkwk... Iya, aku kemarin ngotot sekali untuk mampir ke Rumah Doa Segala Bangsa Bukit Gibeon Sibisa, padahal dari segi pemetaan, bisa saja aku dan keluarga melewati jalan Tele dari Pulau Samosir untuk menuju Tarutung. Tapi, panjangnya kakiku ga bisa dilawan. Kami pun menurutinya. Hahaha.. Seperti biasa, karena kami sebelumnya nginap di Pulau Samosir, kami pun menyeberangi Danau Toba sekitar 1 jam lebih. Pemandangannya, bolak-bal...

Tutorial Hampir Terlambat Untuk Bersama

Gue dulu agak pesimis dengan kekompakkan kelompok tutorial gue, mereka adalah kelompok B.1 ruang 3.13. Entahlah, gue ngerasa ada aja yang kurang di kelompok ini. Sedikit acuh tak acuh, mungkin. Kalau kelompok ini begini terus, sempat mikir pengen pindah ke kelompok lain (Tapi pasti tak mungkin), apalagi denger-denger dari senior, ketika nyusun skripsi, temen-temen tutorial kalian lah temen skripsi kalian. Emm, bukan merasa sok hebat atau gimana, tapi gue ngerasa Down To Earth aja. Skripsinya susah, mikirin temen satu doping (dosen pembimbing) lagi. Oke mending gue ngerayap didinding. Sebentar, aku perkenalkan satu per satu: Novia Giovani (211 210 002) Fransiska Sinaga (211 210 004) Mona Liany Sinaga (211 210 006) Iwan Petrus Tampubolon (211 210 008) Joab Abigail Sitompul (211 210 010) Meri Bidani Damanik (211 210 012) Gracia Medina Pinem (211 210 014) Ika Agustinawati Siahaan (211 210 016) Inrinogro (211 210 018) Agus Chandra Sembiring(211 210 020) Raskami Pe...