Skip to main content

Posts

Showing posts from 2015

Aku Belum Bisa Move On Dari Senyumnya (World Aids Day)

Sebut saja namanya Tatang (aku ambil namanya ini hasil undian, biar kesannya ga dipilih-pilih, biarlah alam yang menentukan nama samarannya, apaan sih?). Aku ketemu dia pas pada hari pertama aku nge-follow up pasien paru. Aku semangat kali lah pokoknya, masih di awal stase baru, stase ke tigaku, stase paru. Aku masih ingat dia mengenakan baju kaos putih, aku lupa tulisannya apa, dan celana batik. Dia masih tertidur pulas. Wajar saja, aku follow up itu jam 6an pagi. Aku lupa, entah bapaknya atau ibunya yang menemani disitu. Haduh, antengnya dia terlelap. Mau ngebangunin, tapi kasian sih. Oh ya, untuk informasi, aku pas mau nge-follow up, aku belum baca status pasien dia. Aku cuman tau namanya, itu pun dari papan nama yang tergantung di bawah tempat tidurnya. "pagi bang, Tatang...", sapaku seraya membuka tirai pembatas antara tempat tidurnya dengan tempat tidur pasien disebelahnya. Dia terbangun. Entah gimana, aku fokus ke senyumnya. Haduh, aku geregetan. "Sebent

Papa & Anak Gadisnya

Anak gadisnya yang berumur 10 tahun adalah pasienku, tepatnya pasien ujian post test THT ku. Dia (anak gadis) datang dengan menggunakan masker, maklum saja hidung dan pipinya membengkak, mungkin dia malu. Dia tidak tau apa-apa kecuali menahan sakit dan risih terhadap jaringan yang muncul disekitar hidung dan mulutnya. Dia cantik, tapi bernapas pun susah. Dia bernapas seperti orang ngorok dan ketika dia bernapas, tulang rusuknya benar-benar terlihat. Sepertinya penyempitan saluran nafas itu membuat dia menderita, sangat menderita. Ngomong pun terbata. Duh, dik, aku kasihan sekali ngelihat kamu. Dia dikonsul ke poli radiologi, takut-takut dia juga ada TB paru atau udah ada metastase ke paru. Sekali lagi, dia tidak tau apa-apa tentang penyakitnya. Dia cuman tau sakit dan untungnya dia tidak rewel atau takut dengan alat-alat medis itu. Dia ngikutin saja apa perintah kami. Sebelum difoto, aku iseng bertanya pada mamanya: "Adeknya ada penurunan berat badan bu?". "Iya,

Pushed!

Emang perlu kita sadari, kita itu enggak jauh beda sama namanya kerbau, yang mesti dicambuk biar jalan. Atau seperti kucing yang mesti dipancing sama ikan asin baru mau mendekat. Why did i say that? Ini stase ke dua ku, stase THT (Telinga Hidung Tenggorokan). Boleh aku zuzur? Aku dulu agak sepele dengan materi THT. Apaan sih? Yang dipelajari cuman telinga hidung tenggorokan? Ga ngaruh-ngaruh banget kooookk.. Kalo tenggorokkan ga enak, banyak aja minum air putih. Atau kalo lagi batuk, kasih aja antibiotik. Kalo ada asap? Pake aja masker. Atau kalo kuping agak-agak mendengung? Biarin aja, entar sembuh sendiri. SEPELE! Di stase ini aku benar-benar di-push, i mean, disuruh ngerjain tugas, disuruh nguasai bahan, diresponsi pas bimbingan atau bahkan bakalan di-mop pas salah ngediagnosa pasien. Never mind, dengan begitu akunya bakalan sadar kalo aku belum apa-apa, otakku masih pas-pasan, terlebih aku bukanlah seorang yang tekun banget membaca buku pelajaran. Teori? Apalah teori kalo prakt

Unbelieveable Hero

Enggak terasa masa koas internaku udah hampir selesai, minggu depan juga mau ujian post test -aku ambil topik malaria. Dan enggak lupa, umur memasuki masa dimana undangan teman-teman sepermainan, menikah. Kok salah fokus? Ah, sudah lupakan. Mumpung minggu besok adalah minggu terakhirku di interna, aku akan duduk manis di poli nefrologi, poli terakhirku dengan dokter baik, ramah, pintar dan tidak lupa kumis yang membuatnya menggelegar. Beliau adalah gambaran dokter padi, I mean Semakin Berisi Semakin Merunduk . Entahlah, diinspirasi banget. Someday, i wish i will be like him lah, hahaha, tapi dengan cara belajarku yang begini, seemed impossible. Let it flow, maybe. Beberapa waktu yang lalu, aku ikut beliau visite pasien di ruang HD (Hemodialisa Darah) atau cuci darah. Diruangan itu dipenuhi pasien-pasien yang harus cuci darah, entah itu karena Diabetes Melitus, Glomerulonefritis kronik, yang berujung dengan Penyakit Gagal Ginjal (PGK). Disebut PGK kalo LFG (Laju Filtrasi Glome

Anak Co-Ass Interna

Selamat Pagi Bapak, Ibu.. Apa keluhannya? Udah berapa lama? Kali ini aku mau cerita tentang masa co-ass ( Co Assistant - Asisten dokter). Koas (gini aja tulisannya biar gampang) pertamaku, Interna - Ilmu Penyakit Dalam (nyari lap keringat). Selama koas stase ini, aku akan menganamnesa pasien sebelum masuk poli, berdiri tegak dibelakang dokter ketika dokter spesialis visite pasien, namaku tertera didaftar jaga ruangan, pagi-pagi (paling lambat jam 6 pagi) mesti follow up pasien, mendekati perawat-perawat agar aku bisa nyuri ilmunya kaya pasang infus, ngebolus, skin test, pasang kateter, pasang NGT, dll.  Over all masa koas itu senang, sedikit bangga, kadang-kadang hampir sering menyebalkan. Awal aku koas ini, paling takut ketemu sama orang TBC dan SIDA (nama lain ODHA), walaupun sudah pake masker double dan handscoon double . Entahlah, mungkin Syndrome takut awal masuk stase interna. Aku masih terlalu awam terhadap penyakit yang masih merajalela di Indonesia itu. Mungkin

Cerdas dan Berguna

Aku percaya, setiap anak perempuan akan menemukan cara dan waktunya tersendiri untuk tumbuh, bersikap dan berpikir layaknya perempuan dewasa yang lebih siap menghadapi dunia. Banyak cara Beliau untuk membentuk kita, anak perempuan, menjadi sosok kuat, berani, tegar, kokoh, mandiri, bertanggung jawab dan bijaksana. Kalo beberapa tahun lalu aku terus tunduk pada ketakutan dan tidak memberanikan diri dioperasi gigi, aku akan terus jadi pribadi yang penakut dan berakhir dengan penyesalan. Kalo aku kemarin tidak beranjak dari kesedihan karena harus merelakan hubungan yang teramat ku sayang, aku akan terus bertopang dagu dan merenung, tanpa berpindah. Kini, rasionalku lebih jalan, hatiku lebih kuat. Kalo aku terus dimanjakan fasilitas, ini dan itu terus ada, mungkin aku tidak akan jadi pribadi yang mandiri dan lebih berinisiatif. Kalo dulu aku tetap bertumpu pada pengertianku, terus mengikuti kegoyahanku, terus menangisi kegagalanku atas harapan yang tidak tercapai dan aku tidak berjalan

Jahat (1)

Dia pelan-pelan mencari masalah Membarakan apa yang tenang Marusak apa yang indah Membuyarkan apa yang rapi Dia awalnya tidak mau matang dan bahkan sampai sekarang Dia diawal saja girang Kini menciptakan perang Berusaha membentuk benci Mengumpulkan kehancuran Meletakan rasa di tepi Akan ada jiwa tertekan Jahat? Iya.

Who Is Nopipon?

Resident Medical Officer  Pemalu, kadang ga tau malu bahkan malu-maluin Around Cardiologist - Obstetrician - Dermatologist God's property as your smile maker  Est. 1993, 9 months after Valentine Day. Oldies' devotee. Indie-Country soul. A part of God's man, soon :)

Ga Pantas Iri Hati

Coba buka ini: 1. Mazmur 37 : 1-40: "Dari Daud. Jangan marah karena orang yang berbuat jahat, jangan iri hati kepada orang yang berbuat curang; sebab mereka segera lisut seperti rumput dan layu seperti tumbuh-tumbuhan hijau...dst..." 2. Yeremia 17: 5-8 "Beginilah firman TUHAN: "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN! Ia akan seperti semak bulus di padang belantara, ia tidak akan mengalami datangnya keadaan baik; ia akan tinggal di tanah angus di padang gurun, di negeri padang asin yang tidak berpenduduk. Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN! Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah." Aku belakangan ini mulai benar-benar

A Night Calling

"Yaudah, istirahatlah kita, besok kau panum jam 8 kan?" "Okay, selamat malam, weell..." .........diam sejenak........... "Wait, aku mau mencoba romantis kali ini.." "Hahaha, jangan. Aku bisa ga bisa tidur nanti. Kau ga cocok romantis.." "No..no.. sekali ini dengerin aku..." "Hahahahahha, No.. aku bisa gugup nanti hahaha... "I am serious.." "Hahaha, oke..oke well.. Apa itu?" "Pernah denger lagu Firehouse yang Here For you?" "Aku suka itu firehouse, tapi ga semua aku tau lagunya. Yang gimana itu lagunya? yang ku tau I live my life for you aja.." kemudian dia melantunkan beberapa lirik, dengan suara yang sedikit.. Tak perlulah aku jelaskan mendetail. Yang penting dia bernyanyi, indah. "Coba aku searching ya.." "Noo, tidur aja kita dulu. udah malam kali. kau besok telat panum pula.." "Oke..oke aku cari wi-fi dulu untuk download itu lagu..&quo

Untold Thankyou

Amsal 3:6 Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu Hei night, don't you know I am so blessed? Aku belum tidur karena masih kepikiran, aku bisa sampai didetik ini dan udah dapat gelar S.Ked? Pasti, tanpa Tuhan Yesus yang super duper hebat, orangtua yang pol-polan nyemangatinnya, adek-adekku yang selalu punya cara untuk membangkitkan semangatku, teman-teman yang entah darimana saja datangnya bisa nyemangatin aku. Sure, tanpa kalian, aku cuman kaleng-kaleng nyaring bunyi tangisnya, terlempar sana-sini dan hampir nyerah ngadepin dosen pembimbing dan segala prosesnya. Gimana galaunya aku waktu dosen pembumbingku bolak-balik pergi ke luar kota, pembimbingku ngurus kasus jatuhnya pesawat air asia dan pesawat angkata udara kemarin, dan segalanya. Hampir nyerah, bolak-balik beberapa kali dipanggil mau sidang, tapi batal karena kesibukkan mereka. Semua ini terjadi hari Selasa, tanggal 7 bulan July 2015 Amsal 17:17 Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu,

Belajar Membahagiakan

Aku sadar, aku belum pantas dilamar... Jangan ketawa ya. Jujur aja, kadang pagi-pagi aku sengaja memanjangkan jam tidurku semalam, entah karena ngerjain tugas atau kelamaan lihat onlineshop atau sekedar nonton film Korea. Kemudian aku melupakan merapikan tempat tidurku. Aku langsung loncat ke kamar mandi dan siap-siap ke kampus. Pasti, kalau aku begitu padamu sekarang, aku tidak merapikan tempat tidur, membuatkanmu sarapan dan mengantarmu pergi kerja, mungkin sebulan pernikahan kita, akan terbesit dipikiranmu untuk mengembalikan aku pada orangtuaku. Jangan sampai! Membayangkannya saja aku merinding. Aku masih ingin bebas. Entah itu jalan-jalan dengan teman-temanku sampai malam, dimana seharusnya aku menyiapkan makan malammu. Atau aku masih ingin menimba ilmu, dimana seharusnya aku lebih fokus pada pertumbuhan anak kita. Aku berjanji, aku sadar kamu adalah sosok yang perlu aku semangati, aku mengerti dan aku layani, agar kamu merasa lega ketika pulang ke rumah, menanggalkan segala k

Tempatnya Cuman Satu

Bagaimana Penghapusku menghapusmu, jelas kamu tidak ada lagi, walau ada bekasnya. Tapi aku telah menulis kalimat yang baru di tempat yang sama, di tempat kamu pernah menulis. bagaimanalah, tempatnya cuman satu. cuman satu. Tempatnya cuman satu, di satu relung yang memang disiapkan untuk siapapun orang yang tidak ku kenal sebelumnya, untuk cuman singgah atau mendiaminya selamanya. Memang tidak ada tempat lagi untukmu. Apa kamu mau menyalahkanku? Silahkan. Tapi, apa salah aku melindungi tempatku itu? Salah aku memperbolehkan orang lain masuk dan memang dia membahagiakan aku? Karena yang ku tahu, tempat itu hanya didiami oleh orang yang bisa membuatku bahagia. Hehehe... Jangan datang lagi ya, percuma. Palingan kamu cuman bisa mengetuknya lagi, lalu diam berdiri termangu. Perasaanku bilang, kamu akan merenung di situ. Mungkin ini yang kamu renungkan, Kenapa harus ku ketuk lagi pintu ini? Padahal aku dulu sudah memelihara cinta didalamnya?  Kalo perasaan ku ini salah,

Yeeelah, I wait

"Masuk gih, asap dimana-mana itu", perintahnya kepada Ros, di sore hampir malam. Waktu itu, Poltak sedang mengajak kawan-kawannya dan Ros untuk ikut bbq-an di rumahnya. Tidak banyak yang dipanggang, cukuplah untuk perut, kira-kira 20 orang. Ros tetap duduk di depan bara arang dan asap benar-benar merubah aroma harum rambutnya, yang tadi beraroma aloe vera , kini jadi ga jauh beda dengan bau asap sepeda motor. "Si Poltak ini .. seakan-akan hidungku tidak punya bulu untuk menyaring asap panggangan", gerutu Ros dalam hatinya sambil menghalau asap yang mencoba masuk ke dalam pernapasannya. "Hemmm, gapapa lhoo. Daripada aku di dalam rumah sendirian. Zzzz..", Ros masih menghalau asap-asap itu. Poltak hanya melihat Ros dan menggeleng-gelengkan kepala. Ros tetap menatap kawan-kawan Poltak yang bermain bara api, seolah-olah mereka sedang beratraksi debus. Entah bagaimana, Poltak yang tadi menyuruh Ros untuk menghindari asap, dia malah mendekati asa

Sunset

Ray: "Aku rindu, menunggu esok terlalu lama. nanti sore pulang kerja aku mampir ke kostmu ya.." Dee: "Ya ampun, nanti kau kecapekan..." Ray: "Lebih capek lagi kalo memendam rindu.." Dee: "Hehehe... Iya iyaaa deh.." Ray: "Nanti sore mau nitip sesuatu?"  Dee: "Apaan ya? Ga usah deh.." Ray: "Jadi kita ngobrol di depan kost tanpa ada cemilan? Nanti kurus pula kau..." Dee: "Terusssss ajaa kau ledek akuu ya Ray.. Hahahaha..." Ray: "Hahahaha, kan kasian kaunya. Kau ini diperhatiin, malah begituuu.." Dee: "Hemm.. Iya iyaa... Aku titip apaan ya? Perutku masih kenyang, tadi makan besar soalnya.. Hahaha.." Ray: "Halah, nanti laper lagi itu..." Dee: "Yaudah aku titip susu Ultramilk..." Ray: "Hahaha, susu bah.. Yang mana? Yang low fat? Hahaha..." Dee: "Yeee, mana ada yang low fat. itu kan yang Frisian flag si

Pria di Secarik Kertas

Seperti biasa, aku Ibadah sore dengan beberapa kawanku. Aku siap-siap, padahal jam sudah menunjukkan pukul empat kurang sepuluh menit, tapi aku masih santai mengeringkan rambutku dengan kipas. Aku jarang sekali memakai hairdryer untuk mengeringkan rambutku, karena bagiku panas dari hairdryer itu benar-benar mengeringkan rambut sampai ke akar-akarnya, akhirnya terlihat seperti ijuk serta mudah rontok dan ngembang, membuat mukaku jadi kelihatan bulat sekali. Duh, itu benar-benar failed dan bad hair day buatku. Aku memakai hairdryer kalo emang udah waktu yang mepet banget. Kalo masih ada waktu, mending mengeringkannya pakai kipas atau bela-belain tangan pegal ngipasin rambut pakai Koran. Hari ini, aku memilih memakai kebaya kutu baru yang baru sampai seminggu yang lalu dan dipadupadankan dengan rok span hitam, warna sejuta gaya. Ya, dengan dandanan yang ala kadarnya: pelembab Pond’s + Lipstick IShine nomor 9 “Rose Corail” yang berwarna lembut + Eyeline MyDarling (sungguh forma

Malam Minggu Beta

Jadi, ini malam minggu ke berapa tanpa jalan-jalan sama pacar? Tanpa telponan yang putus karena pulsa habis terus bela-belain ke Indomaret ngisi pulsa lalu disambung lagi? Tanpa senyum-senyum digodain pakai sms gombalan gebetan kalian? Tanpa kata-kata,"Lho kok ngemilmu banyak kali? Tapi katanya mau diet? Habis popcornku samamu semua. Padahal mau ku bawa kian untuk adekku di rumah". Lalu kita sebagai cewekk, tertunduk malu.  Ah mainstream, sangat mainstream sekali malam minggu kalian itu!! (pembelaan diri banget karena jomblo ini, hahaha..) Aku malam ini lebih mengutamakan penyelesaian olah data skripsi forensik yang sudah deadline ini. (sebenarnya ga juga sih, karena ga ada yang ngajak jalan, ga ada mau diajak jalan dan ga niat jalan-jalan. Zzzzzzzzz...) Aku memilih menghabiskan malam mingguku kali ini dengan mencoba mengerti pacar baruku berinisial SPSS. Iya, sebuah aplikasi olahan data SPSS For Windows 17.0. Dia terlalu banyak kode, dia terlalu banyak pros

Bisa - Bisa Saja

"Eh, sudah nampak pelangiku?", Alona memakan ujung ice creamnya. "Lah, membahagiakanmu super mudah", Frans membuka ice cream yang rasanya sama dengan punya Alona. "Haha, bisa-bisa kau saja", Alona tetap fokus pada ice creamnya. "Serius loh aku. Cuman kemarin-kemarin kau baru merasakan sesuatu yang baru, yang enggak pernah kau rasakan. Patah hati", Frans menghisap bagian ice cream yang mulai meleleh. Alona tetap fokus ke ice creamnya dan tidak menggubris perkataan Frans. "Iya, perasaanmu terkejut diputusin gitu. Kau kan udah lama enggak patah hati..". "Hahaha, mungkin sih. Duh, males lho buka hati lagi, mengenal orang baru lagi, mendalami sifat orang lain. Capek.." "Siapa yang tahu, kau mesti menjadi playgirl dlu sampai pada akhirnya kau menemukan sosok yang pas.." "Wuidih, doamu bah. Jangan sampai deh.." "Ya kan, mungkin sih.." "Emang indikator seseorang yang pas itu