Skip to main content

Pushed!

Emang perlu kita sadari, kita itu enggak jauh beda sama namanya kerbau, yang mesti dicambuk biar jalan. Atau seperti kucing yang mesti dipancing sama ikan asin baru mau mendekat.

Why did i say that?

Ini stase ke dua ku, stase THT (Telinga Hidung Tenggorokan). Boleh aku zuzur? Aku dulu agak sepele dengan materi THT. Apaan sih? Yang dipelajari cuman telinga hidung tenggorokan? Ga ngaruh-ngaruh banget kooookk.. Kalo tenggorokkan ga enak, banyak aja minum air putih. Atau kalo lagi batuk, kasih aja antibiotik. Kalo ada asap? Pake aja masker. Atau kalo kuping agak-agak mendengung? Biarin aja, entar sembuh sendiri. SEPELE!

Di stase ini aku benar-benar di-push, i mean, disuruh ngerjain tugas, disuruh nguasai bahan, diresponsi pas bimbingan atau bahkan bakalan di-mop pas salah ngediagnosa pasien. Never mind, dengan begitu akunya bakalan sadar kalo aku belum apa-apa, otakku masih pas-pasan, terlebih aku bukanlah seorang yang tekun banget membaca buku pelajaran.

Teori? Apalah teori kalo praktek nihil. Praktek kerja dilapangan lebih menantangaku jadi terpacu untuk lebih pengen belajar. Dan the push-maker nya adalah supervisor.

Aku bersyukur banger dapat supervisor yang begini. Efeknya positif ke aku pribadi sih, hehehe.. Aku memang tipe orang yang mesti dituntut atau dipaksa untuk melakukan sesuatu hal, kalo enggak aku bakalan hidup seselooow mungkin atau masa bodo dengan suatu hal. Dan pada akhirnya bakalan enggak tau apa-apa. Dengan di-push begini, aku punya pemicu untuk ingin tahu dan ingin tidak disepelekan.

Secapek apapun itu, sepenat apapun itu, sepalak apapun itu, selalu ada celah untuk bersyukur. Puji Tuhan, sejauh ini aku ditempatkan di stase yang memang aku dambakan. Kadang aku ngerasa, aku pengen tapi aku takut dan aku melama-lamakan untuk menjalaninya. Tapi, Tuhan tau kebutuhanku kok. Kemarin aku pengennya masuk stase anastesi, tapi dapatnya stase THT. Aku rasa, Tuhan nyuruh aku untuk lebih bisa ngatur waktu dan memanfaatkan waktu lebih efisien aja.

Intinya, manusia harus di-push untuk mencapai sesuatu. Kalo enggak, hidup lo enggak asik! :D

Comments

Popular posts from this blog

Anak Gadis Pengen Modis

Kali ini aku mau berbagi tentang salah satu kegiatan perempuan, Dandan ( Make Up ). Begini, setiap anak perempuan akan menemukan titik dimana dia akan harus berubah, entah itu berubah cara berfikir, cara memandang masa depan bahkan cara berpenampilan. Dan aku sedang di masa peralihan itu. Contohnya, aku pernah bercermin dan ngerasa ada yang kurang diwajahnya, i mean "Make apa gitu biar lebih enak dipandang?" apalagi kalo misalnya udah nambah pergaulan atau terlalu banyak kegiatan jadi penampilan mesti lebih diperhatikan. Enggak dipungkiri, objek pertama yang menjadi penilaian orang lain terhadap sosok perempuan adalah wajahnya.  Dan, aku pribadi sering sih bercermin (hahaha..), cuman ya gitu aku termasuk orang yang rada cuek terhadap penampilan. Kemeja/kaos, sepatu kets/sepatu agak ada wedges, jeans , tas selempang dan ikat rambut adalah caraku berpenampilan. Bagiku, lipstick, eyeliner, mascara dan segala alat make up adalah hal yang sanga...

Nyamannya di Rumah Doa Segala Bangsa, Bukit Gibeon Sibisa | #3 Anak Kota Pulang Kampung

[Anak Kota Pulang Kampung] Belakangan ini, Medan lagi dingin banget ya, berasa lagi di daerah Tapanuli Utara. Brrrr... Jadi keinget lagi dengan liburan akhir tahun lalu. Bentar, kayanya sedap nih nyeruput teh manis anget + nyelupin roti Regale.. Rumah Doa Segala Bangsa Bukit Gibeon Sibisa masih terbilang baru, diresmikan tanggal 14 Mei 2016. Akupun mengetahuinya dari beberapa teman yang udah pernah ke sana duluan. Jadi jiwa panjang kaki ku, keluar begitu saja. Rasa penasaran ku juga meningkat pesat. Intinya, ga mau ketinggalan sih, wkwkwk... Iya, aku kemarin ngotot sekali untuk mampir ke Rumah Doa Segala Bangsa Bukit Gibeon Sibisa, padahal dari segi pemetaan, bisa saja aku dan keluarga melewati jalan Tele dari Pulau Samosir untuk menuju Tarutung. Tapi, panjangnya kakiku ga bisa dilawan. Kami pun menurutinya. Hahaha.. Seperti biasa, karena kami sebelumnya nginap di Pulau Samosir, kami pun menyeberangi Danau Toba sekitar 1 jam lebih. Pemandangannya, bolak-bal...

Tutorial Hampir Terlambat Untuk Bersama

Gue dulu agak pesimis dengan kekompakkan kelompok tutorial gue, mereka adalah kelompok B.1 ruang 3.13. Entahlah, gue ngerasa ada aja yang kurang di kelompok ini. Sedikit acuh tak acuh, mungkin. Kalau kelompok ini begini terus, sempat mikir pengen pindah ke kelompok lain (Tapi pasti tak mungkin), apalagi denger-denger dari senior, ketika nyusun skripsi, temen-temen tutorial kalian lah temen skripsi kalian. Emm, bukan merasa sok hebat atau gimana, tapi gue ngerasa Down To Earth aja. Skripsinya susah, mikirin temen satu doping (dosen pembimbing) lagi. Oke mending gue ngerayap didinding. Sebentar, aku perkenalkan satu per satu: Novia Giovani (211 210 002) Fransiska Sinaga (211 210 004) Mona Liany Sinaga (211 210 006) Iwan Petrus Tampubolon (211 210 008) Joab Abigail Sitompul (211 210 010) Meri Bidani Damanik (211 210 012) Gracia Medina Pinem (211 210 014) Ika Agustinawati Siahaan (211 210 016) Inrinogro (211 210 018) Agus Chandra Sembiring(211 210 020) Raskami Pe...