Skip to main content

Posts

Showing posts from January, 2016

Ramalan?

Belum habis bulan Januari tahun ini, aku dipertemukan dengan dua orang dan dengan suatu kemampuan yang dianggap tabu, tapi tetep aja kita kepoin. They are fortuneteller (peramal.red). Pertama. Perjumpaan kami enggak sengaja. Waktu itu emang murni aku dan teman-teman asrama bertahunbaruan ke rumah salah satu teman yang rumahnya satu kota dengan rumah sakit tempat aku koas. Biasalah, kami menyalami satu per satu tetua-tetua disitu, apalagi kami, orang Batak, pasti ditanyain marga/boru. Dan perbincangan akan sangat panjang tak terduga-duga bila ada hubungan nenek moyang antar marga pada jaman dahulu. ".. Iya, jadi dulu yang ngelahirin margamu adalah boru dari margaku. Jadi setiap kau ketemu sama margaku, kau mesti manggil bapauda...", begitulah sampai selesai, jika kita pintar-pintar untuk menyudahi perbincangan klasik orang Batak, sebut saja itu namanya partuturan. Aku dan beberapa teman nyalamnya asal-asal aja. Jadi, entah bagaimana, aku melewati seseorang, yang katanya, b

Monolog dengan Roti

Kita adalah pencari si pasangan hati dan kita sudah berada di zona kasih sayang. Terjebak? Iya. Kita adalah penemu cinta, ya cuman cinta. Aku sudah tahu dari lama, menikah adalah jenjang teramat tinggi jika hanya cinta. Kita adalah pengecap keindahan rasa itu, otak kita mendadak terbodoh di sudut sana. Dikepung rasa sayang. Kita lupa, kita harus tau, apa yang mesti disemangati satu sama lain, dalam rumah tangga. Kita adalah anak remaja yang beranjak ke dewasa yang terlalu muda, untuk serius. Kita meniti karir saja masih tertatih. Bagaimana memikirkan kebutuhan nanti? Masa sayang-sayangnya kita harus pecah karena tagihan listrik? Itu menyedihkan. Kita adalah "carrier memories" terbaik dikala kita bertengkar. Cocoknya, kita melupakannya dan beranjak untuk memperbaiki celah yang retak. Hati-hati,  lubang jarum sekecil itu saja bisa dimasuki benang yang nampaknya tak berdaya. Bagaimana celah yang retak? Pikirkan sendiri. Kita adalah perfeksionis dan idealis, tapi sering malu

2015, Tahun Pembuktian Doa

Berbicara setahun ini, tahun 2015, tahun pembuktian doa. Sungguh Pemilikku memberikan banyak berkat dan pendewasaan dalam hidup. Mengajarku lebih bijak terhadap segala aspek kehidupan. Menyadarkan aku, aku bisa lemah karena langkahku sendiri, tapi kuat karena tuntunanNya. Meyakinkan aku akan "Anakku, Aku disini selalu loh. Masa ga yakin? Nih, Tuhan pulihkan perasaanmu. Dirinya pergi, bukan berarti tujuanKu menciptakanmu telah habis. Nih, Tuhan beri gelar S.Ked mu sekarang, sebagai upahmu. Jangan marah ya kalau sedikit telat, Aku mau bimbing kamu jadi gadis yang penyabar, yang tetap selalu berpengharapan, yang pekerja keras, yang mau berfikir positif. Nih, Tuhan kasih perkara besar karena Aku anggap, kamu mampu. Yaelah naaak, Aku kan ga pernah janji akan menciptakan yang indah-indah saja buatmu, tapi Aku janji akan bersamamu sampai akhir jaman.." Dia mendengarkan aku saat bibir aja bergetar untuk bicara dan mata hanga bisa nangis. Nah yang berteriak cuman hati. Hati siapa