Skip to main content

Monolog dengan Roti

Kita adalah pencari si pasangan hati dan kita sudah berada di zona kasih sayang. Terjebak? Iya.

Kita adalah penemu cinta, ya cuman cinta. Aku sudah tahu dari lama, menikah adalah jenjang teramat tinggi jika hanya cinta.

Kita adalah pengecap keindahan rasa itu, otak kita mendadak terbodoh di sudut sana. Dikepung rasa sayang. Kita lupa, kita harus tau, apa yang mesti disemangati satu sama lain, dalam rumah tangga.

Kita adalah anak remaja yang beranjak ke dewasa yang terlalu muda, untuk serius. Kita meniti karir saja masih tertatih. Bagaimana memikirkan kebutuhan nanti? Masa sayang-sayangnya kita harus pecah karena tagihan listrik? Itu menyedihkan.

Kita adalah "carrier memories" terbaik dikala kita bertengkar. Cocoknya, kita melupakannya dan beranjak untuk memperbaiki celah yang retak. Hati-hati,  lubang jarum sekecil itu saja bisa dimasuki benang yang nampaknya tak berdaya. Bagaimana celah yang retak? Pikirkan sendiri.

Kita adalah perfeksionis dan idealis, tapi sering malu dan pura-pura menolak dengan realitas yang ada. Bertahanlah pada ke-idealisan-mu itu, sampai keriput mata menjalar ke pori-pori pipimu.

Kita, sekarang terjebak rasa yang indah sekali. Tapi kita sadar, keseriusan itu adalah kompleks. Menikah tidak hanya cinta, kasih sayang, mengagumi, dan segala tetek bengek yang menggelapkan pikiranmu tentang realita kehidupan.

Kita masih punya waktu untuk mengejar itu semua, mengejar kesiapan dan kematangan hidup. Akupun sudah sayang dengan tingkah jenakamu. Akupun sudah teramat merindukan bagaimana kau melambaikan tanganmu disaat perpisahan. Akupun sayang tapi akupun tidak bisa berjanji apa-apa. Hanya suatu hari, di Altar sana, aku bisa berjanji, pada satu pria, yang sudah kupilih dengan segala kesiapan untuk menghadapi segala resiko di depannya nanti. Dan aku tidak berjanji, dia itu adalah kamu.

Berdoalah, sekali lagi ku katakan, berdoalah. Setidaknya kalaupun kita tidak bersama, Tuhan itu baik, sangat baik malah. Tuhan akan menitipkan cintaku dan cintamu pada pasangan kita masing-masing, yang pasti jauh lebih baik daripada antar kita sendiri yang memeliharanya.

Diatas itu semua, aku mencintaimu.

Comments

Popular posts from this blog

Anak Gadis Pengen Modis

Kali ini aku mau berbagi tentang salah satu kegiatan perempuan, Dandan ( Make Up ). Begini, setiap anak perempuan akan menemukan titik dimana dia akan harus berubah, entah itu berubah cara berfikir, cara memandang masa depan bahkan cara berpenampilan. Dan aku sedang di masa peralihan itu. Contohnya, aku pernah bercermin dan ngerasa ada yang kurang diwajahnya, i mean "Make apa gitu biar lebih enak dipandang?" apalagi kalo misalnya udah nambah pergaulan atau terlalu banyak kegiatan jadi penampilan mesti lebih diperhatikan. Enggak dipungkiri, objek pertama yang menjadi penilaian orang lain terhadap sosok perempuan adalah wajahnya.  Dan, aku pribadi sering sih bercermin (hahaha..), cuman ya gitu aku termasuk orang yang rada cuek terhadap penampilan. Kemeja/kaos, sepatu kets/sepatu agak ada wedges, jeans , tas selempang dan ikat rambut adalah caraku berpenampilan. Bagiku, lipstick, eyeliner, mascara dan segala alat make up adalah hal yang sanga...

Nyamannya di Rumah Doa Segala Bangsa, Bukit Gibeon Sibisa | #3 Anak Kota Pulang Kampung

[Anak Kota Pulang Kampung] Belakangan ini, Medan lagi dingin banget ya, berasa lagi di daerah Tapanuli Utara. Brrrr... Jadi keinget lagi dengan liburan akhir tahun lalu. Bentar, kayanya sedap nih nyeruput teh manis anget + nyelupin roti Regale.. Rumah Doa Segala Bangsa Bukit Gibeon Sibisa masih terbilang baru, diresmikan tanggal 14 Mei 2016. Akupun mengetahuinya dari beberapa teman yang udah pernah ke sana duluan. Jadi jiwa panjang kaki ku, keluar begitu saja. Rasa penasaran ku juga meningkat pesat. Intinya, ga mau ketinggalan sih, wkwkwk... Iya, aku kemarin ngotot sekali untuk mampir ke Rumah Doa Segala Bangsa Bukit Gibeon Sibisa, padahal dari segi pemetaan, bisa saja aku dan keluarga melewati jalan Tele dari Pulau Samosir untuk menuju Tarutung. Tapi, panjangnya kakiku ga bisa dilawan. Kami pun menurutinya. Hahaha.. Seperti biasa, karena kami sebelumnya nginap di Pulau Samosir, kami pun menyeberangi Danau Toba sekitar 1 jam lebih. Pemandangannya, bolak-bal...

Tutorial Hampir Terlambat Untuk Bersama

Gue dulu agak pesimis dengan kekompakkan kelompok tutorial gue, mereka adalah kelompok B.1 ruang 3.13. Entahlah, gue ngerasa ada aja yang kurang di kelompok ini. Sedikit acuh tak acuh, mungkin. Kalau kelompok ini begini terus, sempat mikir pengen pindah ke kelompok lain (Tapi pasti tak mungkin), apalagi denger-denger dari senior, ketika nyusun skripsi, temen-temen tutorial kalian lah temen skripsi kalian. Emm, bukan merasa sok hebat atau gimana, tapi gue ngerasa Down To Earth aja. Skripsinya susah, mikirin temen satu doping (dosen pembimbing) lagi. Oke mending gue ngerayap didinding. Sebentar, aku perkenalkan satu per satu: Novia Giovani (211 210 002) Fransiska Sinaga (211 210 004) Mona Liany Sinaga (211 210 006) Iwan Petrus Tampubolon (211 210 008) Joab Abigail Sitompul (211 210 010) Meri Bidani Damanik (211 210 012) Gracia Medina Pinem (211 210 014) Ika Agustinawati Siahaan (211 210 016) Inrinogro (211 210 018) Agus Chandra Sembiring(211 210 020) Raskami Pe...