Skip to main content

2015, Tahun Pembuktian Doa

Berbicara setahun ini, tahun 2015, tahun pembuktian doa. Sungguh Pemilikku memberikan banyak berkat dan pendewasaan dalam hidup. Mengajarku lebih bijak terhadap segala aspek kehidupan.

Menyadarkan aku, aku bisa lemah karena langkahku sendiri, tapi kuat karena tuntunanNya.

Meyakinkan aku akan "Anakku, Aku disini selalu loh. Masa ga yakin? Nih, Tuhan pulihkan perasaanmu. Dirinya pergi, bukan berarti tujuanKu menciptakanmu telah habis. Nih, Tuhan beri gelar S.Ked mu sekarang, sebagai upahmu. Jangan marah ya kalau sedikit telat, Aku mau bimbing kamu jadi gadis yang penyabar, yang tetap selalu berpengharapan, yang pekerja keras, yang mau berfikir positif.

Nih, Tuhan kasih perkara besar karena Aku anggap, kamu mampu. Yaelah naaak, Aku kan ga pernah janji akan menciptakan yang indah-indah saja buatmu, tapi Aku janji akan bersamamu sampai akhir jaman.."

Dia mendengarkan aku saat bibir aja bergetar untuk bicara dan mata hanga bisa nangis. Nah yang berteriak cuman hati. Hati siapa yang bisa dengar? Kadang malam-malam membayangkan, Tuhan tuh duduk di samping terus ngasih pundakNya ke aku. Dih! Ntah ngayalku terlalu over, aku tenang setelah itu. Lega berbicara denganNya. Hoalah, sahabatku satu ini, burju halii bah (bahasa Batak; Baik kali lhoo)

Dia mendidik aku dengan apapun yang diberikanNya.

Kalo ada masalah, aku dituntut untuk menghadapi, bukan melarikan diri.

Kalo ada kebahagiaan, aku diajari bersyukur.

Kalo ada pergumulan, aku diajarkan untuk berdoa dan berharap.

Kalo ada berkat, aku disuruh untuk berbagi.

Kalo ada yang enggak bener, aku diiring ke hal yang benar, "Nak, ingat firmanKu, jangan goyah. Aku ada disebelah kananmu".

Yohanes 13:7 - Jawab Yesus kepadanya: "Apa yang Kuperbuat, engkau tidak tahu sekarang, tetapi engkau akan mengertinya kelak."
Kita enggak ngerti kalo belum berhenti di garis akhir. Kita enggak ngerti kalo kita bertumpu pada pengertian sendiri. Kita enggak ngerti kalo Tuhan mencintai kita dengan caraNya.

2016, Tuhan menuntun jalanku. Tuhan yang mendidikku dengan tegas dan lemah lembut. Tuhan, panjangkan umur dan jaga kesehatan kedua orangtuaku. Tuhan, berkati pendidikan dan pekerjaan aku dan adik-adikku. Tuhan menunjukkan, kekasih hati, teman hidupku.

Comments

Popular posts from this blog

Anak Gadis Pengen Modis

Kali ini aku mau berbagi tentang salah satu kegiatan perempuan, Dandan ( Make Up ). Begini, setiap anak perempuan akan menemukan titik dimana dia akan harus berubah, entah itu berubah cara berfikir, cara memandang masa depan bahkan cara berpenampilan. Dan aku sedang di masa peralihan itu. Contohnya, aku pernah bercermin dan ngerasa ada yang kurang diwajahnya, i mean "Make apa gitu biar lebih enak dipandang?" apalagi kalo misalnya udah nambah pergaulan atau terlalu banyak kegiatan jadi penampilan mesti lebih diperhatikan. Enggak dipungkiri, objek pertama yang menjadi penilaian orang lain terhadap sosok perempuan adalah wajahnya.  Dan, aku pribadi sering sih bercermin (hahaha..), cuman ya gitu aku termasuk orang yang rada cuek terhadap penampilan. Kemeja/kaos, sepatu kets/sepatu agak ada wedges, jeans , tas selempang dan ikat rambut adalah caraku berpenampilan. Bagiku, lipstick, eyeliner, mascara dan segala alat make up adalah hal yang sanga...

Nyamannya di Rumah Doa Segala Bangsa, Bukit Gibeon Sibisa | #3 Anak Kota Pulang Kampung

[Anak Kota Pulang Kampung] Belakangan ini, Medan lagi dingin banget ya, berasa lagi di daerah Tapanuli Utara. Brrrr... Jadi keinget lagi dengan liburan akhir tahun lalu. Bentar, kayanya sedap nih nyeruput teh manis anget + nyelupin roti Regale.. Rumah Doa Segala Bangsa Bukit Gibeon Sibisa masih terbilang baru, diresmikan tanggal 14 Mei 2016. Akupun mengetahuinya dari beberapa teman yang udah pernah ke sana duluan. Jadi jiwa panjang kaki ku, keluar begitu saja. Rasa penasaran ku juga meningkat pesat. Intinya, ga mau ketinggalan sih, wkwkwk... Iya, aku kemarin ngotot sekali untuk mampir ke Rumah Doa Segala Bangsa Bukit Gibeon Sibisa, padahal dari segi pemetaan, bisa saja aku dan keluarga melewati jalan Tele dari Pulau Samosir untuk menuju Tarutung. Tapi, panjangnya kakiku ga bisa dilawan. Kami pun menurutinya. Hahaha.. Seperti biasa, karena kami sebelumnya nginap di Pulau Samosir, kami pun menyeberangi Danau Toba sekitar 1 jam lebih. Pemandangannya, bolak-bal...

Tutorial Hampir Terlambat Untuk Bersama

Gue dulu agak pesimis dengan kekompakkan kelompok tutorial gue, mereka adalah kelompok B.1 ruang 3.13. Entahlah, gue ngerasa ada aja yang kurang di kelompok ini. Sedikit acuh tak acuh, mungkin. Kalau kelompok ini begini terus, sempat mikir pengen pindah ke kelompok lain (Tapi pasti tak mungkin), apalagi denger-denger dari senior, ketika nyusun skripsi, temen-temen tutorial kalian lah temen skripsi kalian. Emm, bukan merasa sok hebat atau gimana, tapi gue ngerasa Down To Earth aja. Skripsinya susah, mikirin temen satu doping (dosen pembimbing) lagi. Oke mending gue ngerayap didinding. Sebentar, aku perkenalkan satu per satu: Novia Giovani (211 210 002) Fransiska Sinaga (211 210 004) Mona Liany Sinaga (211 210 006) Iwan Petrus Tampubolon (211 210 008) Joab Abigail Sitompul (211 210 010) Meri Bidani Damanik (211 210 012) Gracia Medina Pinem (211 210 014) Ika Agustinawati Siahaan (211 210 016) Inrinogro (211 210 018) Agus Chandra Sembiring(211 210 020) Raskami Pe...