Skip to main content

Posts

Showing posts from June, 2013

Nyicil Formalin

Rekam Medik selesai praktikum anatomi hari ini: Anamnesa Data Pribadi: Nama : sebut saja Melati Alamat: di hati abang itu Usia : menjajaki usia melepas masa alay Pekerjaan : mahasiswi semester 4 akhir Status : masih sama abang itu Pendidikan : Belum tamat, doain tahun depan nyusun o:) Keluhan: Pusing Keluhan tambahan:  tenggorokan ga enak, hidung sedikit mampet Riwayat penyakit: hepatolongsonormegali et causa begitulah kira-kira Riwayat penyakit keluarga: (-) Riwayat pemakaian obat: abang itu.. Kebiasaan olahraga: kalau ingat Kebiasaan belakangan ini: Tidur larut seperti kalong, dismenorea Riwayat sebelum datang ke orang medis: Menguap di depan otak berformalin pada saat praktikum anatomi Pemeriksaan Fisik: Vital sign: TD: Tensi rendah, RR normal, bradikardi, 36,5 C Inspeksi: wajah sedikit pucat Perkusi: abdomen berbunyi timpani (+++), perut megah, Palpasi: (-) auskultasi: (-) Kesadaran: apatis Pemeriksaan Tambahan: (-) Diagn

Bangunlah Dari Negeri Dongeng

Belakangan gue beralih profesi menjadi mak comblang, menyatukan dua orang yang belum pernah bertemu, berusaha mencocok-cocokan dua hati yang berbeda haluan, tapi tetap dua manusia ini sedang dalam keadaan jomblo kronis. Sesungguhnya mereka ada yang menyukai, maksudnya si cowok ada yang disukai dan menyukai dirinya, kemudian hal yang selaras juga terjadi sama si cewek. Gue lupa mereka kenal darimana, tapi jelasnya satu sama lain saling memperhatikan dari jauh. Tidak, mereka tidak sekampus, apalagi sefakultas. Jadi susah melihat apa reaksi satu sama lain ketika bertemu.  Ini semua berawal dari sewaktu kali si cewek, panggil saja namanya Ranum. Ranum belakangan ini sering menjadi stalker-nya si cowok, panggil saja namanya Eboy (berasa nama pemain Persipura yeee, haha...) Ranum: Pleaseeeeee, cariin gue pacar! Asli baru kali ini gue bene-bener tertampar karena jomblo. Baru kali ini. *dengan autotext dimana-mana* Gue: Hahaha, kok baru nyadar sekarang. Emang ga ada yang naksir sama

Ga Cuma!

PFFTT... ga cuma signal aja yang bisa php,  ga cuma kakak-kakak tukang fotocopy aja yang suka php,  ga cuma gebetan aja yang demen php,  ga cuma, ga cuma, ga cuma, ga cuma... dan cuma jadwal kuliah yang php-in gue.  udah beberapa hari ini ke kampus cuma untuk nampakin muka ke biro, NO LECTURE!  Ngotori baju aja sih. Dosen ga tau capeknya nyuci baju yang dipakai percuma. HAHAHA.. Sesungguhnya, awal blok itu adalah  liburan yang tertunda.

Home is Waiting

Just know, you're never alone, you can always come back home Sekarang adalah waktu yang rawan untuk menghitung kapan libur, kapan libur dan kapan mulai libur. Mulai mengait-ngaitkan waktu setahun lalu dengan sekarang, gue rasa waktunya tidak beda jauh. Gue kangen adalah suasana rumah.  Rumah adalah tempat dimana kamu sebenarnya siapa, tempat tinggal dimana orang-orang yang sabar dengan tingkah laku kamu, dan tempat dimana kamu tidak mengingat apa-apa untuk sementara waktu. Rumah sesederhana kamu bisa dengan tenang berada di dalamnya dan menjadi kamu sebenarnya. Rumahlah yang menerima kamu apa adanya.  Dimana pun itu, rumah sendiri adalah tempat terbaik untuk bernafas. Home is waiting, i'll come sooner! :D korban rindu rumah

The most played #2nd

Matikan lampu, terus download deh nih lagu. Naif, ya Group Band Naif. Ga begitu tenar dengan Noah atau Ungu atau Srimulat (perbandingan yang salahnya fatal). Pokoke, puooooll denger nih lagu. Inget, Galau sebentar itu FISIOLOGIS, kalo Galaunya kelamaan itu PATOLOGIS. Haha :D Let's turn on the music!!  Wajib deh jadi soundtrack of your life! Liriknya simple tapi langsung ngena' dan emang berarti banget. Ane garansi deh. Perasaan ga sembuh, ane ga tanggung jawab. *eh?  Selamat mendengarkan, pemirsa..!! Air dan Api -naif- Ap a mauku apa maumu Selalu saja menjadi  Satu masalah yang tak kunjung henti Bukan maksudku bukan maksudmu Untuk selalu  Meributkan hal yang itu-itu saja Reff: mengapa kita saling membenci awalnya kita selalu memberi apakah mungkin hati yg murni sudah cukup berarti ataukah kita belum mencoba memberi waktu pada logika jangan seperti selama ini hidup bagaikan air dan api

Bapa tidak akan memberikan ular ketika anakNya meminta roti

ada saat aku diam dan tidak begitu berkata. berkeinginan untuk bicara pun tidak terlintas. aku memilih diam.. semua filmstrip itu terputar lagi. Kacau. hati yang tenang, datanglah. peluk aku sebentar saja, sederhana kan? aku berbisik dalam gelap "Bapa, aku anakMu, cuman ingin lebih dekat padaMu. pengen cerita-cerita tentang apa yang udah Kau berikan padaku. Tentang kesanggupan" Lalu aku diam lagi, menyinkronkan antara perasaan dan logika. Bibirku tergerak sendiri "Bapa, sanggup kah aku menerimanya? Aku pernah meminta. Dan pasti Kau ga akan menyatakan doa yang salah kan? Kau ga akan memberikan ular ketika anakMu meminta roti?" Malam itu hening lagi. Mata sedikit melemah "Aku percaya, ga ada doa yang ga dijawab apalagi jawabannya salah. Jika emang ada yang perlu diubah dari aku, ubahlah menurutMu. Jika aku yang ku doakan itu mesti berubah, jadilah apa yang Engkau mau. Tentu itu seperti apa yang Engkau rasa baik. Jangan abaikan perasaanku juga ya B