Skip to main content

Bangunlah Dari Negeri Dongeng

Belakangan gue beralih profesi menjadi mak comblang, menyatukan dua orang yang belum pernah bertemu, berusaha mencocok-cocokan dua hati yang berbeda haluan, tapi tetap dua manusia ini sedang dalam keadaan jomblo kronis. Sesungguhnya mereka ada yang menyukai, maksudnya si cowok ada yang disukai dan menyukai dirinya, kemudian hal yang selaras juga terjadi sama si cewek.
Gue lupa mereka kenal darimana, tapi jelasnya satu sama lain saling memperhatikan dari jauh. Tidak, mereka tidak sekampus, apalagi sefakultas. Jadi susah melihat apa reaksi satu sama lain ketika bertemu. Ini semua berawal dari sewaktu kali si cewek, panggil saja namanya Ranum. Ranum belakangan ini sering menjadi stalker-nya si cowok, panggil saja namanya Eboy (berasa nama pemain Persipura yeee, haha...)

Ranum: Pleaseeeeee, cariin gue pacar! Asli baru kali ini gue bene-bener tertampar karena jomblo. Baru kali ini. *dengan autotext dimana-mana*

Gue: Hahaha, kok baru nyadar sekarang. Emang ga ada yang naksir sama lo? *gue masih biasa dengan autotextnya dia*

Ranum: Ada sih, tapi ga sesuai tipe yang gue cari. Ada satu cocoknya jadiin abang aja. ada satu, manis sih tapiiii...terlalu bijaksana, seriusan orangnya.

Gue: Nummm, tolong autotext lo itu. Ribet bacanya! ckckck, parah ya. ada sih kawan gue juga lagi ngebet pacaran. cuman ya gitu, cinta macam kupu-kupu, makin dikejar makin lari.

Ranum: Haha, iyeeee.. Habis waktu punya bb gue masukin semua autotext. btw, siapa?

Gue: Eboy namanya. 

Ranum: Oh yang itu. gue belakangan ini mulai melirik dia sih. Tapi gue rasa gue ga tipe dia.

dan begitu selanjutnya, percakapan mengenai dua hati yang belum bertemu, tapi sudah ada rasa di salah satu mereka.

Kembali ke peraturan duniawi, sejak ibu kita Kartini belum lahir, perempuan paling ga etis untuk ngutarain perasaan duluan. Sometimes, to be a girl is such the hardest thing. Wanita harus lebih lama menunggu, seperti di kartun-kartun. 

Seorang pria akan datang pada jam-jam tertentu dengan membawa kuda putih yang ada kesan bercahaya glittery glow-glow gimana gitu. 


Wanita menunggu.
Lalu, si pria datang menjemputnya. Akhirnya mereka pergi dengan tulisan "Happily ever after, The end". 


Kebanyakan cewek masih terbawa-bawa cerita masa lalu, berandai-andai dirinya adalah seorang puteri. Hampir semua cewek masih dengan pemikiran begitu, sehingga menjadi hal yang IH WOW! kalo ngutarain perasaan duluan. Kalo gue dulu sih yaa, gue emang udah ngasih kode, semacam kode morse gitulah. Untungnya radar yang disana ngerti itu semua. Hahahahaaha! Konyol sih.

Finally, di tulisan ini gue mau berpesan:
1. Yakinkan dulu kalo itu perasaan cinta, bukan suka atau kagum atau apalah. Biar entar ga nyesel.
2. Gue salut dengan cewek-cewek yang masih bisa menutupi perasaannya. 
3. Bangunlah, pangeran berkuda putih itu cuman dongen sebelum tidur.


Comments

Popular posts from this blog

Anak Gadis Pengen Modis

Kali ini aku mau berbagi tentang salah satu kegiatan perempuan, Dandan ( Make Up ). Begini, setiap anak perempuan akan menemukan titik dimana dia akan harus berubah, entah itu berubah cara berfikir, cara memandang masa depan bahkan cara berpenampilan. Dan aku sedang di masa peralihan itu. Contohnya, aku pernah bercermin dan ngerasa ada yang kurang diwajahnya, i mean "Make apa gitu biar lebih enak dipandang?" apalagi kalo misalnya udah nambah pergaulan atau terlalu banyak kegiatan jadi penampilan mesti lebih diperhatikan. Enggak dipungkiri, objek pertama yang menjadi penilaian orang lain terhadap sosok perempuan adalah wajahnya.  Dan, aku pribadi sering sih bercermin (hahaha..), cuman ya gitu aku termasuk orang yang rada cuek terhadap penampilan. Kemeja/kaos, sepatu kets/sepatu agak ada wedges, jeans , tas selempang dan ikat rambut adalah caraku berpenampilan. Bagiku, lipstick, eyeliner, mascara dan segala alat make up adalah hal yang sanga...

Nyamannya di Rumah Doa Segala Bangsa, Bukit Gibeon Sibisa | #3 Anak Kota Pulang Kampung

[Anak Kota Pulang Kampung] Belakangan ini, Medan lagi dingin banget ya, berasa lagi di daerah Tapanuli Utara. Brrrr... Jadi keinget lagi dengan liburan akhir tahun lalu. Bentar, kayanya sedap nih nyeruput teh manis anget + nyelupin roti Regale.. Rumah Doa Segala Bangsa Bukit Gibeon Sibisa masih terbilang baru, diresmikan tanggal 14 Mei 2016. Akupun mengetahuinya dari beberapa teman yang udah pernah ke sana duluan. Jadi jiwa panjang kaki ku, keluar begitu saja. Rasa penasaran ku juga meningkat pesat. Intinya, ga mau ketinggalan sih, wkwkwk... Iya, aku kemarin ngotot sekali untuk mampir ke Rumah Doa Segala Bangsa Bukit Gibeon Sibisa, padahal dari segi pemetaan, bisa saja aku dan keluarga melewati jalan Tele dari Pulau Samosir untuk menuju Tarutung. Tapi, panjangnya kakiku ga bisa dilawan. Kami pun menurutinya. Hahaha.. Seperti biasa, karena kami sebelumnya nginap di Pulau Samosir, kami pun menyeberangi Danau Toba sekitar 1 jam lebih. Pemandangannya, bolak-bal...

Tutorial Hampir Terlambat Untuk Bersama

Gue dulu agak pesimis dengan kekompakkan kelompok tutorial gue, mereka adalah kelompok B.1 ruang 3.13. Entahlah, gue ngerasa ada aja yang kurang di kelompok ini. Sedikit acuh tak acuh, mungkin. Kalau kelompok ini begini terus, sempat mikir pengen pindah ke kelompok lain (Tapi pasti tak mungkin), apalagi denger-denger dari senior, ketika nyusun skripsi, temen-temen tutorial kalian lah temen skripsi kalian. Emm, bukan merasa sok hebat atau gimana, tapi gue ngerasa Down To Earth aja. Skripsinya susah, mikirin temen satu doping (dosen pembimbing) lagi. Oke mending gue ngerayap didinding. Sebentar, aku perkenalkan satu per satu: Novia Giovani (211 210 002) Fransiska Sinaga (211 210 004) Mona Liany Sinaga (211 210 006) Iwan Petrus Tampubolon (211 210 008) Joab Abigail Sitompul (211 210 010) Meri Bidani Damanik (211 210 012) Gracia Medina Pinem (211 210 014) Ika Agustinawati Siahaan (211 210 016) Inrinogro (211 210 018) Agus Chandra Sembiring(211 210 020) Raskami Pe...