Skip to main content

Sensasi Unik Menginap Borough Capsule Hostel, Bali



Hari pertama begitu menginjakkan kaki di Bali, aku ga kemana-mana. Hanya sekedar singgah ke Pusat Oleh-oleh Krisna dan mencari makan malam. Aku lebih memilih ngadem di kamar hotelku. Seperti di posting-an  sebelumnya, aku menginap di Borough Capsule Hostel, Bali.

Aku punya prinsip bahwa penginapan hanyalah tempat singgah, mandi dan tidur. Kecuali untuk momen spesial seperti bulan madu, penginapan menjadi hal krusial yang perlu dipilih-pilih. Maka, karena memang aku ingin punya suasana liburan yang baru, aku memilih Borough Capsule Hostel

Aku booking lewat aplikasi Traveloka. Awalnya cuman 2 malam. Kemudian setelah dipikir-pikir, aku memperpanjangnya sampai aku kembali dari Bali. Memang sih ada perubahan harga setiap harinya, tapi itu ga membuatmu lebih rugi dibandingkan dengan harga ketika booking langsung. Karena kalau booking langsung, biasanya lebih mahal. Ada beberapa jenis kamar, seperti mixed, only female, dan variant lainnyaUntuk 4 malam, aku ngerogoh kocek kurang lebih IDR 450K. 


Dari segi letak, posisi Borough Capsule Hostel berada di daerah Kuta, dekat ke Pantai Double Six. Btw, Pantai Double Six adalah tempat terbaik di Bali untuk melihat Sunset. Selain ke daerah Kuta, terdapat banyak pasar seni, bar, restoran dan mini market di sekitar Borough Capsule Hostel. Jadi deket kalau mau jalan-jalan.  Borough Capsule Hostel sangat strategis dan ekonomis. Pelayanannya juga ramah dan melayani 24 jam. Di lantai paling bawah juga ada coffee shop gitu. Kalau ga kemana-mana, enak banget nyantai sambil nulis di coffee shop nya.

                                  


Aku memilih hotel kapsul bukan karena alasan murah, tapi ingin merasakan gimana sih sensasi nginap di ruangan yang berukuran kira-kira sekitar 2m x 1,5 m x 1,5 m? Gimana sih bergabung dengan turis dari berbagai negara? Karena pada dasarnya, hotel kapsul mirip seperti asrama. Dengan fasilitas tempat tidur, bantal, selimut, handuk, gorden. Di dalam ruang kapsulnya juga ada jemuran handuk, gantungan pakaian, satu colokan listrik, lampu, dan saklar lampu. Karena colokan listrik cuman satu, aku berinisiatif membeli cok cabang. Selain itu kita juga mendapat meja yang bisa dilipat ke badan kapsulnya. Jadi ga ribet dan ga makan tempat.

                     

Untuk AC nya, kita sharing. Di ruanganku ada 2 AC untuk 14 kapsul. Jadi kalo kepanasan, kepanasan sama-sama. Kedinginan, kedinginan sama-sama. Bisa kita atur temperaturnya langsung, kok. Kita juga diberi fasilitas loker per kapsul. Ukuran lokernya kurang lebih seukuran tas pendaki pada umumnya. Membukanya dengan menggunakan keycard yang sama dengan keycard pintu kamar. Jadi simple. Keycard nya juga berguna saat kita menggunakan lift. Lift nya ga jauh dari kamar kok.

 


Karena kapsulnya bertingkat, ada juga tangga untuk naik ke kapsul yang di atas. Tenang, kapsulnya kuat. Nah, lucunya beberapa kali aku melihat para tamu menjemur pakaian dalam mereka di tangga. Tapi, itulah backpacker ya..

Kita difasilitasi shared bathroom. Dua kamar mandi, dua toilet. Jadi, harap maklum ya kalau misalnya pas lagi mandi, tau-taunya ada bule boker di sebelahmu. Btw, poop-nya bule dan poop-nya pribumi, sama aromanya. Hahahaha… Kamar mandinya pakai shower dan  ada air hangatnya. Lalu ada dua wastafel, dua cermin, hand dryer dan hair dryer. Ga usah heran, hair dryer dipakai untuk ngeringin pakaian lalu dijemur di dalam kapsul.



Kita mendapat breakfast tiap pagi mulai dari jam 07.00-10.00 WITA. Menunya ada roti dipanggang atau tidak, dengan pilihan selai coklat dan stroberi, ada margarinnya juga. Selain roti, ada buah-buahan. Kemarin aku dapat buah semangka. Untuk minumannya hanya ada kopi, teh dan crème. Breakfast-nya berada di rooftop. Jadi sambil sarapan, kita bisa melihat ke arah pantai Kuta. Suasananya yang cozy, buat aku betah. Oh ya, ada juga disediakan buku-buku bacaan. Tempat duduknya ada kursi permanen di dinding dan ada kursi unik lainnya dengan payung pantai. Di rooftop ini juga ada kolam renang yang tidak begitu besar. Saat malam tiba, tempat breakfast ini jadi bar dari jam 22.00-03.00 WITA.

                       






Selama berada di  Borough Capsule Hostel, aku mendapat kenalan baru dari berbagai Negara seperti Rusia, Arab, Australia, Korea, pelajar S2 asli Mesir tetapi kuliah di China, pelajar asli Bulgaria tetapi bekerja di Germany, dan banyak lagi. Senang berbagi cerita dengan mereka, walaupun beberapa dari mereka tidak begitu paham memakai bahasa Inggris, jadi kudu pakai google translate. Wkwkwk… Aku salut dengan nyali mereka yang ga begitu fasih berbahasa Inggris tapi berani pergi ke luar negeri.

She is from Egypt but still have education in China

She is from Bulgaria but work in Germany
Puji Tuhan, mereka masih mencintai Negara Indonesia karena keramah-tamahan orang Indonesia.  Mereka masih memuji alam Indonesia. Mereka masih membutuhkan kita untuk liburan. Mereka masih kagum pada Indonesia. Kita yang harus lebih mencintai negara kita. Buat negara lain iri dengan kehidupan Indonesia.

Oh ya, selain itu, kita juga disediakan parkiran kok. Jadi buat yang nge-rental motor punya tempat untuk memarkirkan motornya. FYI, kemarin aku nyewa motornya di Krisna Sewa Motor Bali. Dan sekarang sudah ada aplikasinya si App-Store. Ga ribet. Kita bisa pesan via WA, lalu begitu sampai di Bali, motor bakalan diantar ke alamat yang kita mau. Kemarin aku minta diantarkan ke Bandara langsung. Jasa mengantarnya ini hanya sekitar Legian dan Badung kalau ga salah sih. 

Biayanya tergantung jenis motor. Aku pakai motor Mio = IDR 50K/ hari. Kita hanya diberi 2 strip minyak, helm dan jas hujan. Motornya layak pakai dan sejauh yang aku pakai, ga ada gangguan. Saat penyewaan cuman butuh KTP dan uang untuk bayar lunas biaya rental. Kalau mau memperpanjang penggunaan boleh aja kok. Saat kita sudah selesai menyewa, kita diperbolehkan meninggalkan motor dan meletakkan kunci di jok motor, kemudian memberitahu dimana letak motornya. Simple kan?



Comments

  1. Aku jadi pengen solo travel nih karena baca ini. Kalo sama suami ribet kalau nginep di hotel kapsul. Tapi kalau sendiri ini sangat pas ya

    ReplyDelete
  2. Wah, ada rekomendasi hotel kapsul lain di Bali, nih! Lumayan buat solo traveling kapan-kapan. :D

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Tutorial Hampir Terlambat Untuk Bersama

Gue dulu agak pesimis dengan kekompakkan kelompok tutorial gue, mereka adalah kelompok B.1 ruang 3.13. Entahlah, gue ngerasa ada aja yang kurang di kelompok ini. Sedikit acuh tak acuh, mungkin. Kalau kelompok ini begini terus, sempat mikir pengen pindah ke kelompok lain (Tapi pasti tak mungkin), apalagi denger-denger dari senior, ketika nyusun skripsi, temen-temen tutorial kalian lah temen skripsi kalian. Emm, bukan merasa sok hebat atau gimana, tapi gue ngerasa Down To Earth aja. Skripsinya susah, mikirin temen satu doping (dosen pembimbing) lagi. Oke mending gue ngerayap didinding. Sebentar, aku perkenalkan satu per satu: Novia Giovani (211 210 002) Fransiska Sinaga (211 210 004) Mona Liany Sinaga (211 210 006) Iwan Petrus Tampubolon (211 210 008) Joab Abigail Sitompul (211 210 010) Meri Bidani Damanik (211 210 012) Gracia Medina Pinem (211 210 014) Ika Agustinawati Siahaan (211 210 016) Inrinogro (211 210 018) Agus Chandra Sembiring(211 210 020) Raskami Pe

Nyamannya di Rumah Doa Segala Bangsa, Bukit Gibeon Sibisa | #3 Anak Kota Pulang Kampung

[Anak Kota Pulang Kampung] Belakangan ini, Medan lagi dingin banget ya, berasa lagi di daerah Tapanuli Utara. Brrrr... Jadi keinget lagi dengan liburan akhir tahun lalu. Bentar, kayanya sedap nih nyeruput teh manis anget + nyelupin roti Regale.. Rumah Doa Segala Bangsa Bukit Gibeon Sibisa masih terbilang baru, diresmikan tanggal 14 Mei 2016. Akupun mengetahuinya dari beberapa teman yang udah pernah ke sana duluan. Jadi jiwa panjang kaki ku, keluar begitu saja. Rasa penasaran ku juga meningkat pesat. Intinya, ga mau ketinggalan sih, wkwkwk... Iya, aku kemarin ngotot sekali untuk mampir ke Rumah Doa Segala Bangsa Bukit Gibeon Sibisa, padahal dari segi pemetaan, bisa saja aku dan keluarga melewati jalan Tele dari Pulau Samosir untuk menuju Tarutung. Tapi, panjangnya kakiku ga bisa dilawan. Kami pun menurutinya. Hahaha.. Seperti biasa, karena kami sebelumnya nginap di Pulau Samosir, kami pun menyeberangi Danau Toba sekitar 1 jam lebih. Pemandangannya, bolak-balik b