Skip to main content

Anak Co-Ass Interna

Selamat Pagi Bapak, Ibu.. Apa keluhannya? Udah berapa lama?
Kali ini aku mau cerita tentang masa co-ass (Co Assistant - Asisten dokter). Koas (gini aja tulisannya biar gampang) pertamaku, Interna - Ilmu Penyakit Dalam (nyari lap keringat). Selama koas stase ini, aku akan menganamnesa pasien sebelum masuk poli, berdiri tegak dibelakang dokter ketika dokter spesialis visite pasien, namaku tertera didaftar jaga ruangan, pagi-pagi (paling lambat jam 6 pagi) mesti follow up pasien, mendekati perawat-perawat agar aku bisa nyuri ilmunya kaya pasang infus, ngebolus, skin test, pasang kateter, pasang NGT, dll.  Over all masa koas itu senang, sedikit bangga, kadang-kadang hampir sering menyebalkan.

Awal aku koas ini, paling takut ketemu sama orang TBC dan SIDA (nama lain ODHA), walaupun sudah pake masker double dan handscoon double. Entahlah, mungkin Syndrome takut awal masuk stase interna. Aku masih terlalu awam terhadap penyakit yang masih merajalela di Indonesia itu. Mungkin, kita terlalu mudah mengatakan "yang dijauhi itu penyakitnya, bukan orangnya", prakteknya sulit.

Sejauh ini, sudah beberapa orang yang ku saksikan kepergiannya, dan mereka rata-rata berumur yang sudah sangat lanjut dan dengan penyakit yaaa yang sudah menahun-lah. Kata teman-temanku sih, bawaan badanku itu Folket. Folket itu adalah follow ketat, means pasiennya sedang emergensi atau bahkan dalam fase terminal, jadi perlu di-follow perkembangannya tergantung advice dari dokter jaganya, kadang ada yang per1 jam atau per2 jam. Adalah lucky ketika pasiennya gawat langsung disarankan masuk ICU, ruang ICU masih ada yang kosong dan keluarga pasien menyetujui saran itu. Officially Folket Ga Jadi. Hahaha.. Kadang, banyak pertimbangan keluarga untuk masukkin pasien ke ICU kaya misalnya: Ga ada duit (kebanyakkan gitu) atau udah pasrah dengan kondisinya (ikhlas sajalah). Sejauh ini, aku udah lebih dari 3 kali folket. Kadang mungkin kesal atau kok ya menyedihkan gini nasip aku, bawaan badan kok ya folket? Kok mereka pergi pas aku folket? Sejelek itu apa yaa? Tapi, aku positive thinking aja, mungkin ini jalan Tuhan agar aku terlatih untuk tidak panik atau gugup menangani pasien yang kritis, bisa belajar bicara pada keluarga pasien, dan yaaaaa, semoga setelah aku benar-benar jadi dokter nanti, pasienku jadi sehat-sehat semua. Aminnnnn...
Jaga Malam lah dulu... *kalo ga salah, setelah foto inilah kami follow ketat*
Jadi anak koas itu memang tergantung diri kita, keingintahuan kita gimana, inisiatif kita gimana jalanin koas itu gimana. Ya, ada yang ngejalan koas, asal lewat aja. Ada yang aktif nanya-nanyain keadaan pasien, memantau perkembangannya. Ada yang mangkir dari jadwal jaganya. Ada yang ketika jadwal jaganya udah kelar, dia main-main ke IGD. For you to know, banyak pengalaman di IGD. IGD itu gerbang pertama atau pelayanan primer untuk pasien-pasien darurat yang kemudian diputuskan akan rawat jalan atau rawat inap. Kaya gimana nanganin pasien korban kecelakaan, bayi asfiksian berat, hipertensi urgensi, ibu-ibu mau melahirkan, kejang demam, dan lain-lain. Disamping itu, bisa kita main-main ke poli lain. Ya sekedar ngobrol-ngobrol kasus apa aja yang sering masuk ke situ, supervisornya gimana, dan lain-lain.
Anak Interna kesasar ke Pediatric. Ucok, kamu ganteng badhay banget...
nyusup ke paviliun anak karena ada adek ganteng ini
Pas kita koas juga kita bakalan ketemua kawan-kawan dari fakultas kedokteran lain, nambah-nambah kawan, nambah-nambah kontak Line, nambah-nambah kemungkinan dapat jodoh *lho, kok salah fokus gini? haha..


Selfie halal kok pas koas, apalagi di ruang poli spesialis haha...
Sejauh ini, koas itu bukan hal yang memberat-memberatkan kali, tergantung pembawaan kita aja gimana. Paling kerjaan koas itu jaga ruangan, ngecek pasien baru, tugas, pretest, post test, dan tugas. Kata senior-senior sih, pas udah jadi dokter nanti, masa koas itu bakal dirindukan banget gimana jatuh bangunnya. Tapi enggak perlu diulang.
Abaikan si mata panda ini...
Ngumpulin 100 merek obat untuk tugas akhir, tidak ada  ini, tidak ada ujian..
But first take me a selfie
Akhir bulan itu sah buat anak-anak koas ngumpul di satu rumah kawan,
temu ramah kemudian nutupi uang makan..
We heal your body, We heal you soul, We worship Him.

Comments

Popular posts from this blog

Anak Gadis Pengen Modis

Kali ini aku mau berbagi tentang salah satu kegiatan perempuan, Dandan ( Make Up ). Begini, setiap anak perempuan akan menemukan titik dimana dia akan harus berubah, entah itu berubah cara berfikir, cara memandang masa depan bahkan cara berpenampilan. Dan aku sedang di masa peralihan itu. Contohnya, aku pernah bercermin dan ngerasa ada yang kurang diwajahnya, i mean "Make apa gitu biar lebih enak dipandang?" apalagi kalo misalnya udah nambah pergaulan atau terlalu banyak kegiatan jadi penampilan mesti lebih diperhatikan. Enggak dipungkiri, objek pertama yang menjadi penilaian orang lain terhadap sosok perempuan adalah wajahnya.  Dan, aku pribadi sering sih bercermin (hahaha..), cuman ya gitu aku termasuk orang yang rada cuek terhadap penampilan. Kemeja/kaos, sepatu kets/sepatu agak ada wedges, jeans , tas selempang dan ikat rambut adalah caraku berpenampilan. Bagiku, lipstick, eyeliner, mascara dan segala alat make up adalah hal yang sanga...

Nyamannya di Rumah Doa Segala Bangsa, Bukit Gibeon Sibisa | #3 Anak Kota Pulang Kampung

[Anak Kota Pulang Kampung] Belakangan ini, Medan lagi dingin banget ya, berasa lagi di daerah Tapanuli Utara. Brrrr... Jadi keinget lagi dengan liburan akhir tahun lalu. Bentar, kayanya sedap nih nyeruput teh manis anget + nyelupin roti Regale.. Rumah Doa Segala Bangsa Bukit Gibeon Sibisa masih terbilang baru, diresmikan tanggal 14 Mei 2016. Akupun mengetahuinya dari beberapa teman yang udah pernah ke sana duluan. Jadi jiwa panjang kaki ku, keluar begitu saja. Rasa penasaran ku juga meningkat pesat. Intinya, ga mau ketinggalan sih, wkwkwk... Iya, aku kemarin ngotot sekali untuk mampir ke Rumah Doa Segala Bangsa Bukit Gibeon Sibisa, padahal dari segi pemetaan, bisa saja aku dan keluarga melewati jalan Tele dari Pulau Samosir untuk menuju Tarutung. Tapi, panjangnya kakiku ga bisa dilawan. Kami pun menurutinya. Hahaha.. Seperti biasa, karena kami sebelumnya nginap di Pulau Samosir, kami pun menyeberangi Danau Toba sekitar 1 jam lebih. Pemandangannya, bolak-bal...

Tutorial Hampir Terlambat Untuk Bersama

Gue dulu agak pesimis dengan kekompakkan kelompok tutorial gue, mereka adalah kelompok B.1 ruang 3.13. Entahlah, gue ngerasa ada aja yang kurang di kelompok ini. Sedikit acuh tak acuh, mungkin. Kalau kelompok ini begini terus, sempat mikir pengen pindah ke kelompok lain (Tapi pasti tak mungkin), apalagi denger-denger dari senior, ketika nyusun skripsi, temen-temen tutorial kalian lah temen skripsi kalian. Emm, bukan merasa sok hebat atau gimana, tapi gue ngerasa Down To Earth aja. Skripsinya susah, mikirin temen satu doping (dosen pembimbing) lagi. Oke mending gue ngerayap didinding. Sebentar, aku perkenalkan satu per satu: Novia Giovani (211 210 002) Fransiska Sinaga (211 210 004) Mona Liany Sinaga (211 210 006) Iwan Petrus Tampubolon (211 210 008) Joab Abigail Sitompul (211 210 010) Meri Bidani Damanik (211 210 012) Gracia Medina Pinem (211 210 014) Ika Agustinawati Siahaan (211 210 016) Inrinogro (211 210 018) Agus Chandra Sembiring(211 210 020) Raskami Pe...