Skip to main content

Tanda Ketika Bulan Tua Menyapa

BEFORE
*pura-puranya ini lagi reunian*

Nama : Novia Giovani
Pendidikan : Anak kuliahan & perantau yang baru tahun lalu menjabat sebagai Maba
Jabatan : Pemilik kunci gembok hati seseorang
Alamat : Dalam ruang 4 x 4,5 m
Cita-cita : Kapan lemak ini habis masa berlakunya?
Motto : Tersenyumlah, mungkin esok akan ada traktiran ulangtahun.

AFTER
*fakta - mencari sesuap garam*

Ketika bulan tua datang, 
Kata kenyang perlu masuk ke daftar kata-kata yang perlu dilestarikan.
Gaji buruh garam akan meningkat seiring permintaan mahasiswa akan garam sangat meningkat
maka tidak heran akhir bulan banyak mahasiswa perantau yang mengalami hipertensi dan bawaannya pasti pengen marah-marah terus.

Konsentrasi garam meningkat dalam darah berbanding lurus dengan peningkatan tekanan darah.
Namun percayalah ada saja rejeki menampolmu saat kau termenung.

Berikut adalah tanda-tanda Krisisnya seorang mahasiswa perantau:
Ketika secara spontan mengingat semua orang yang berhutang pada kita.

Ketika shampoo keluar seperti ingus, harus ada tekanan dari luar baru shampoonya keluar.

Ketika tabletPC lebih tebal daripada dompet.

Ketika masuk ATM hanya periksa saldo atau cuman numpang ngadem.

Ketika tidak ada lagi telfon pacar, hanya bermodalkan sms gratis.

Ketika bungkus mie instan ada di dalam kamar kost.

Ketika selalu ada alasan untuk tidak pergi dengan pacar.

Ketika BB berstatus “BB off, urgent text/call: 08xxxxxxxxx

Ketika menolak untuk jalan sama teman-teman alasannya ada kerjaan.

Ketika “bro, bayarin dulu ya. Gue lupa bawa dompet” sebenarnya sih sengaja.

Ketika lebih besar volume suara perut daripada suara sendiri.

Ketika berharap adanya diskon untuk barang yang diidam-idamkan.

Ketika list hutang di warung sebelah sudah seperti absen di kampus.

Ketika harum baju sudah beraroma sabun telepon, bukan pewangi Molt*

Ketika menunda pembayaran listrik.

Ketika kita makan sepiring berdua sama kawan 1 kamar kost *bukan KW, maaf*.

Ketika aroma tahu dan tempe goreng seperti aroma ayam goreng.

Ketika jalan-jalan cuman bawa badan dan baju yang melekat di badan.

Ketika makan hanya pake garam, kalo masih ada kecap, kecap pun jadi.

Ketika pikiran hanya tertuju pada orang tua di kampung.

Ketika kita hanya menunggu telpon dari orang tua daripada telpon pacar.

Ketika kita terdiam dan sambil melihat tanda-tanda diatas. Yang mana yang sering terjadi pada kalian?

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Anak Gadis Pengen Modis

Kali ini aku mau berbagi tentang salah satu kegiatan perempuan, Dandan ( Make Up ). Begini, setiap anak perempuan akan menemukan titik dimana dia akan harus berubah, entah itu berubah cara berfikir, cara memandang masa depan bahkan cara berpenampilan. Dan aku sedang di masa peralihan itu. Contohnya, aku pernah bercermin dan ngerasa ada yang kurang diwajahnya, i mean "Make apa gitu biar lebih enak dipandang?" apalagi kalo misalnya udah nambah pergaulan atau terlalu banyak kegiatan jadi penampilan mesti lebih diperhatikan. Enggak dipungkiri, objek pertama yang menjadi penilaian orang lain terhadap sosok perempuan adalah wajahnya.  Dan, aku pribadi sering sih bercermin (hahaha..), cuman ya gitu aku termasuk orang yang rada cuek terhadap penampilan. Kemeja/kaos, sepatu kets/sepatu agak ada wedges, jeans , tas selempang dan ikat rambut adalah caraku berpenampilan. Bagiku, lipstick, eyeliner, mascara dan segala alat make up adalah hal yang sanga...

Nyamannya di Rumah Doa Segala Bangsa, Bukit Gibeon Sibisa | #3 Anak Kota Pulang Kampung

[Anak Kota Pulang Kampung] Belakangan ini, Medan lagi dingin banget ya, berasa lagi di daerah Tapanuli Utara. Brrrr... Jadi keinget lagi dengan liburan akhir tahun lalu. Bentar, kayanya sedap nih nyeruput teh manis anget + nyelupin roti Regale.. Rumah Doa Segala Bangsa Bukit Gibeon Sibisa masih terbilang baru, diresmikan tanggal 14 Mei 2016. Akupun mengetahuinya dari beberapa teman yang udah pernah ke sana duluan. Jadi jiwa panjang kaki ku, keluar begitu saja. Rasa penasaran ku juga meningkat pesat. Intinya, ga mau ketinggalan sih, wkwkwk... Iya, aku kemarin ngotot sekali untuk mampir ke Rumah Doa Segala Bangsa Bukit Gibeon Sibisa, padahal dari segi pemetaan, bisa saja aku dan keluarga melewati jalan Tele dari Pulau Samosir untuk menuju Tarutung. Tapi, panjangnya kakiku ga bisa dilawan. Kami pun menurutinya. Hahaha.. Seperti biasa, karena kami sebelumnya nginap di Pulau Samosir, kami pun menyeberangi Danau Toba sekitar 1 jam lebih. Pemandangannya, bolak-bal...

Tutorial Hampir Terlambat Untuk Bersama

Gue dulu agak pesimis dengan kekompakkan kelompok tutorial gue, mereka adalah kelompok B.1 ruang 3.13. Entahlah, gue ngerasa ada aja yang kurang di kelompok ini. Sedikit acuh tak acuh, mungkin. Kalau kelompok ini begini terus, sempat mikir pengen pindah ke kelompok lain (Tapi pasti tak mungkin), apalagi denger-denger dari senior, ketika nyusun skripsi, temen-temen tutorial kalian lah temen skripsi kalian. Emm, bukan merasa sok hebat atau gimana, tapi gue ngerasa Down To Earth aja. Skripsinya susah, mikirin temen satu doping (dosen pembimbing) lagi. Oke mending gue ngerayap didinding. Sebentar, aku perkenalkan satu per satu: Novia Giovani (211 210 002) Fransiska Sinaga (211 210 004) Mona Liany Sinaga (211 210 006) Iwan Petrus Tampubolon (211 210 008) Joab Abigail Sitompul (211 210 010) Meri Bidani Damanik (211 210 012) Gracia Medina Pinem (211 210 014) Ika Agustinawati Siahaan (211 210 016) Inrinogro (211 210 018) Agus Chandra Sembiring(211 210 020) Raskami Pe...