Sebuah cerita dari saya, salah seorang nasabah Bank Mandiri, tentang transaksi online yang ga melulu untuk berbelanja yang kita inginkan, melainkan kebutuhan untuk kebaikkan.
---
Rentetan gempa di daerah Lombok dan sekitarnya sudah mulai usai. Gempa susulan perlahan mereda, masyarakat Lombok kembali bangkit dengan bantuan dan semangat dari Sabang sampai Merauke. Bukan kah memang seharusnya begitu semestinya? Bersatu untuk saling membantu.
---
Rentetan gempa di daerah Lombok dan sekitarnya sudah mulai usai. Gempa susulan perlahan mereda, masyarakat Lombok kembali bangkit dengan bantuan dan semangat dari Sabang sampai Merauke. Bukan kah memang seharusnya begitu semestinya? Bersatu untuk saling membantu.
Namun setiap musibah akan tetap meninggalkan
efek trauma, tak terkecuali bagi mereka yang tumbuh di daratan yang terkenal dengan pesona
wisatanya. Salah satu dari mereka adalah saya. Saya bukanlah warga tetap di
kawasan Lombok, tepatnya di Pulau Sumbawa. Saya hanyalah pendatang untuk
bekerja di sini selama 1 tahun ke depan, sejak dari Februari kemarin. Saya
mendapatkan banyak pengalaman terutama di bidang medis. Apalagi saat gempa bumi
melanda. Ya, memang nyatanya setiap kejadian pasti memberi
pengalaman-pengalaman baru.
Baiklah, menoleh lagi ke
belakang, saat gempa bumi 7 SR yang menggoncang Lombok Timur. Untuk pertama
kali saya berlari ke luar rumah hampir terkena reruntuhan bangunan. Saya panik
dan takut. Begitu rupanya rasanya berdiri di atas tanah namun rasanya seperti
di atas kapal speedboat. Terhuyung ke sana ke mari. Melihat mobil bergerak
tanpa pengemudi, menjadi terasa aneh. Ya, kali ini mungkin saya dilatih untuk berserah.
Sesudah mengingat Yang Maha
Esa, hal ke dua yang saya ingat adalah orangtua. Saya tidak ingin mereka
khawatir pada anak gadis semata wayangnya ini. By the way, ketika saya memilih
merantau agak jauh, orangtua merasa berat untuk memberi izin. Banyak keraguan
yang melingkupi mereka. Kekhawatiran akan hal-hal yang tidak baik. Tetapi tekad
saya untuk jadi mandiri, terlalu kuat. Saya punya pemikiran, semakin saya
berada di zona aman, semakinlah masa depan saya tidak aman. Saya akan jadi
manja sejadi-jadinya. Saya takut untuk terlalu lama berpangku tangan. Takut susah
move on.
Memang kepanikkan membuat kita berpikir
secara short cut, tanpa memikirkan cara yang paling efisien. Ya, saya lupa
terlebih dahulu membeli paket saat saya akan menelpon orangtua. Yes, well done,
pulsa saya hampir habis. Percakapan antara ibu dan anak yang agak lama untuk
memastikan anaknya baik-baik saja, membuat saya mendadak boros pulsa. Mau
bergegas untuk membeli pulsa di counter, sepertinya bukan pilihan yang tepat,
mengingat baru gempa dan hari sudah larut juga. Saya membiarkan ponsel hanya
bermodalkan paket internetan. Tetapi, karena post gempa, jaringan internet
masih hilang timbul. Jadi tidak begitu berguna saat itu. Dan tidak terlalu jadi
masalah.
Saya dan beberapa teman berdiam sejenak
untuk beberapa waktu di luar kost dengan menggelarkan tikar. Bertahan hingga gempa
susulan mulai reda. Begitu rupanya rasanya berada di luar karena alasan gempa. Khawatir
dan dingin. Sembari kami bersenda gurau, mengilangkan rasa takut, salah satu
pihak dari rumah sakit menelfon kami. Isi telfon itu, bisa dikatakan, negeri ini memanggil
kami.
Salah satu kecamatan di daerah Sumbawa
Besar, yaitu Kecamatan Alas, mengalami kerusakan yang paling parah. Banyak
bangunan roboh dan beberapa orang jadi korban gempa. Sebelumnya, untuk
informasi, Kecamatan Alas berjarak tidak begitu jauh dari tempat kami, hanya
1-1,5 jam. Mengingat belum adanya rumah sakit di sana, tenaga medis juga belum mencukupi, kami diutus ke sana. Sekitar hampir jam dua pagi, dengan membawa
beberapa peralatan, kami pun berkumpul di rumah sakit.
Saya masih ingat, pulsa ponsel belum
terisi. Saya bingung mau beli dimana. Di sekitar rumah sakit juga tidak ada
tempat isi pulsa. Untung, wi-fi rumah sakit masih bisa menyala. Saya menghubungi
salah satu teman dekat saya yang berada di Medan. Saya meminta tolong dia untuk
mengirimkan pulsa. saya menyarankan menggunakan Bank Mandiri online. Dengan sigap, dia mengisikan pulsa saya lewat Bank Mandiri.
Sungguh, malam itu Bank Mandiri salah satu penolong saya.
Selain praktis, di saat-saat seperti ini,
adalah sebuah kebutuhan primer memakai produk Bank Mandiri untuk bayar belanja online. Stigma bahwa dengan bayar belanja online memupuk kita menjadi berwatak
boros, tidaklah benar. Nyatanya tidak semua keadaan bisa dilakukan dengan cash.
Boros atau tidak, semua tergantung bagaimana kita berperilaku bijak dalam
mengatur keuangan. Keinginan dan kebutuhan itu, kita yang memutuskan. Kemudahan transaksi menggunakan Mandiri Online untuk mencapai kebutuhan adalah salah satu penyokong kelancaran sebuah tujuan baik.
Ya, seperti yang saya alami ini.
Memang pada akhirnya, malam itu kami tidak
jadi berangkat, karena beberapa pertimbangan. Tapi, rasanya itu bukalah
keputusan yang salah, karena para korban gempa dibawa ke rumah sakit kami. Beberapa
teman yang laki-laki tetap di rumah sakit, membantu untuk memberi penanganan
pertama pada korban gempa.
Selang beberapa hari, kami diberangkatkan
untuk jadi tim relawan menuju Kecamatan Alas. Perlu menghubungi beberapa pihak untuk mengkoordinasi kegiatan di sana, agar tidak tertumpuk di satu posko saja. Untung, sisa pulsa saya masih cukup.
Saat itu memang banyak korban
gempa yang tinggal di tenda, mulai terjangkit penyakit dan tidak sedikit juga
yang membutuhkan pengobatan rutin untuk penyakit yang mereka derita. Anak-anak
juga kekurangan hiburan. Saya mengitari beberapa desa yang
rata-rata rumah penduduknya mengalami kerusakan, dari yang retak-retak saja,
pondasinya miring sampai yang rata dengan tanah. Kalau saya rasa, lebih aman
sekalian roboh dan dibangun bangunan baru. Mereka lebih memilih untuk berdiam dengan
memasang tenda di ladangnya. Debu dan panas tidak mengapa, asal ketika gempa susulan, mereka jadi terlindung dari ancaman bahaya bangunan runtuh.
Untuk menghadapi bencana gempa, bukanlah
hal yang mudah. Ada trauma, kehilangan, dan kerugian akan mengikuti. Semua berharap
pulih. Semua mengharapkan Lombok bangkit kembali, tersenyum manis dan berdiri
gagah dengan semua panoramanya. Sosoknya yang dikenal dunia, akan kembali. Sang
primadona akan kembali mempertunjukkan pantai-pantai terindah dengan sajian
matahari yang romantis. Terimakasih Bank Mandiri, saya bisa jadi mandiri dan
lebih mudah untuk melancarkan tugas negara ini.
Salam kenal ya kak. Beruntungnya bisa isi pulsa dalam keadaan genting.
ReplyDelete