Skip to main content

Jodoh Sejauh Marga

Nah gais! Kali ini awak mau cerita tentang masalah hati. Ups! Bukan membeberkan kegalauan awak, tapi kegalau sohib awak, ketika disela-sela diskusi dia mulai curcol.
Intinya begini, udah biasa kan kalo ada pihak ketiga, kaya misalnya orang ketiga dan agama yang bisa membuyarkan kisah cinta 2 sejoli *eciyeee, bahasa awak berat kali lek! bantuin dulu ah. wakaka* Kalo di suku awak, suku Batak, keseringan pihak ketiganya itu masalah Partuturan a.k.a silsilah a.k.a tarombo. Singkat cerita begini percakapan kami. Sebut saja namanya Butet.

Butet: Nop, Hancur kali bah!

Awak: Kenapa kau genk? jarang-jarang kau galau.

Butet: tadi ada abang-abang cakep kali. udah mapanlah. wibawa dan kebapaan. Ah, entahlah apalagi yang kurang dari dia. Dalam hatiku ya kan, baaaanggg mau aku jadi ibu dari anak-anakmu.

Awak: Hem, mantaplah. Kau teruskanlah. Apa lagi?

Butet: Nah itu masalahnya, dia itu semarga sama mamakku. Jatuhnya ya dia tulangku (paman - saudara laki-laki mamak). Kan sial kali kaya gitu..

Awak: ohhhhhhhhhh.... Sabarlah genk kalo gitu ( dalam hati awak ya kan, untunglah pacar awak nanya-nanya dulu tentang marga. Kalo ga yaa....)

Agak miris ya kan wak, ketika cinta itu udah berbunga-bunga, tapi nyatanya mesti pupus hanya karena soal marga. Adoooh, poningg aku poningggg...
Masih mending kan perbedaan agama. Kalo emang udah sama-sama cinta yaaa salah satunya rela pindah agama (tapi sebaiknya carilah yang seiman ya kawan-kawan).
Nah kalo ada persamaan marga begini? Ga ada pula perpindahan marga. rancu awak rasa ya kan? Haha..

Jadi orang Batak mesti tau siapa marga orang yang ditaksirnya, marga orangtuanya dan kalo perlu marga opungnya.
Seorang Batak tidak boleh pacaran sama:
1. Yang satu marga sama dia.
2. Yang satu marga sama mamaknya (untuk cewek, karena itu jatuhnya jadi tulang / paman).
3. Yang satu marga sama bapaknya (untuk cowok, karena itu jatuhnya jadi itu / adik)
4. Dan yang paling fatal itu udah semarga, sejenis pula. Mau marah patung Sigale-gale di Toba sana? hahaha, Becanda...

Tapi orang Batak boleh pacaran sama pariban (Batak Toba) atau impal (Batak Karo). Pariban atau impal itu semisal bapak awak (Awak ini cewek ya) punya sodara perempuan (biasanya dipanggil bou) punya anak, nah anaknya dia itulah pariban atau impal awak. Yaaa, kalo dari segi genetik masih deket banget ya kan? Itu terserah sama orangnya lagi sih..

Makanya, ada beberapa cerita asmara orang Batak yang terbentur sual marga. Emang itulah waak adatnya. Mau kita terobos, ga mungkin. Itu udah jadi warisan opung-opung awak jaman dulu.

Untuk orang Batak 
mencari jodoh terkadang menjadi hal yang sedikit rumit
 ketika cintaku kepentok tarombo

Comments

  1. sungguh aku bisa mengatakannya repot juga menjadi orang batak yang sudah terlanjur cinta, eh gak taunya satu marga

    cintaku mentok di marga (_ _")

    ReplyDelete
  2. iya, makanya penting menanyakan marga ayah dan ibu sebelum pacaran. enggak repot2 bgt kok, cuman lebih unik aja..

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Anak Gadis Pengen Modis

Kali ini aku mau berbagi tentang salah satu kegiatan perempuan, Dandan ( Make Up ). Begini, setiap anak perempuan akan menemukan titik dimana dia akan harus berubah, entah itu berubah cara berfikir, cara memandang masa depan bahkan cara berpenampilan. Dan aku sedang di masa peralihan itu. Contohnya, aku pernah bercermin dan ngerasa ada yang kurang diwajahnya, i mean "Make apa gitu biar lebih enak dipandang?" apalagi kalo misalnya udah nambah pergaulan atau terlalu banyak kegiatan jadi penampilan mesti lebih diperhatikan. Enggak dipungkiri, objek pertama yang menjadi penilaian orang lain terhadap sosok perempuan adalah wajahnya.  Dan, aku pribadi sering sih bercermin (hahaha..), cuman ya gitu aku termasuk orang yang rada cuek terhadap penampilan. Kemeja/kaos, sepatu kets/sepatu agak ada wedges, jeans , tas selempang dan ikat rambut adalah caraku berpenampilan. Bagiku, lipstick, eyeliner, mascara dan segala alat make up adalah hal yang sanga...

Nyamannya di Rumah Doa Segala Bangsa, Bukit Gibeon Sibisa | #3 Anak Kota Pulang Kampung

[Anak Kota Pulang Kampung] Belakangan ini, Medan lagi dingin banget ya, berasa lagi di daerah Tapanuli Utara. Brrrr... Jadi keinget lagi dengan liburan akhir tahun lalu. Bentar, kayanya sedap nih nyeruput teh manis anget + nyelupin roti Regale.. Rumah Doa Segala Bangsa Bukit Gibeon Sibisa masih terbilang baru, diresmikan tanggal 14 Mei 2016. Akupun mengetahuinya dari beberapa teman yang udah pernah ke sana duluan. Jadi jiwa panjang kaki ku, keluar begitu saja. Rasa penasaran ku juga meningkat pesat. Intinya, ga mau ketinggalan sih, wkwkwk... Iya, aku kemarin ngotot sekali untuk mampir ke Rumah Doa Segala Bangsa Bukit Gibeon Sibisa, padahal dari segi pemetaan, bisa saja aku dan keluarga melewati jalan Tele dari Pulau Samosir untuk menuju Tarutung. Tapi, panjangnya kakiku ga bisa dilawan. Kami pun menurutinya. Hahaha.. Seperti biasa, karena kami sebelumnya nginap di Pulau Samosir, kami pun menyeberangi Danau Toba sekitar 1 jam lebih. Pemandangannya, bolak-bal...

Tutorial Hampir Terlambat Untuk Bersama

Gue dulu agak pesimis dengan kekompakkan kelompok tutorial gue, mereka adalah kelompok B.1 ruang 3.13. Entahlah, gue ngerasa ada aja yang kurang di kelompok ini. Sedikit acuh tak acuh, mungkin. Kalau kelompok ini begini terus, sempat mikir pengen pindah ke kelompok lain (Tapi pasti tak mungkin), apalagi denger-denger dari senior, ketika nyusun skripsi, temen-temen tutorial kalian lah temen skripsi kalian. Emm, bukan merasa sok hebat atau gimana, tapi gue ngerasa Down To Earth aja. Skripsinya susah, mikirin temen satu doping (dosen pembimbing) lagi. Oke mending gue ngerayap didinding. Sebentar, aku perkenalkan satu per satu: Novia Giovani (211 210 002) Fransiska Sinaga (211 210 004) Mona Liany Sinaga (211 210 006) Iwan Petrus Tampubolon (211 210 008) Joab Abigail Sitompul (211 210 010) Meri Bidani Damanik (211 210 012) Gracia Medina Pinem (211 210 014) Ika Agustinawati Siahaan (211 210 016) Inrinogro (211 210 018) Agus Chandra Sembiring(211 210 020) Raskami Pe...