Skip to main content

Keluar Dengan Selamat


Game menjadi menu di restoran bisa jadi salah satu inspirasi untuk buka usaha, contohnya saja hari ini. Hari ini siap nonton film sama sebagian anggota pesongers. Gue dan mereka nongkrong di salah satu cafe yang isinya seperti biasa layaknya cafe, menyediakan menu biasa tapi dengan nama yang dikece-kecein. Ya, biar kelihatan kebarat-baratan gitu deeh.. Contohnya aja jus jambu ditambah gula tapi namanya Sweet Guava Rolling. Hanya gegara diblender, jadi kesannya jambu dan gula itu berguling-guling di dalam blender. Atau ga kopi tambah gula tambah susu, namanya itu Cow Black Dark. Kebayang nama kopi susu bermetamorfosis jadi Cow Black Dark. Hello, kehidupan sekali. Mungkin harganya mahal-mahal untuk hak cipta namanya. Suasana di cafe ini nyaman tapi yaaa, lagunya macam lagu di angkot. Mungkin kalo cafe ini beroda, paslah ruangan ini bisa direkomendasikan jadi angkot masa depan.

Nah istimewanya cafe ini adalah menu game. Dan gilanya ga ada satu pun game yang kami ngerti, mesti dapat training dulu sebelum main. Permainan standar yang kami tau palingan main kartu remi, kalo ga cangkok gitu. Atau macam dulu kalo punya kartu yang gambar ultraman, satria baja hitam atau power ranger, kita main cas. Makin banyak kartu kalian,  semakin tinggi strata kehidupan lo di tengah temen-temen kalian. Hemm, Kalo ngerti maksud main cas, berarti sempurnalah kehidupan kalian waktu kecil. Ah, macam-macam gitulah.

Hemm.. Entah apa nama gamenya ini, tapi ini semacam penjodohan kartu, terus pemainnya ngomong “Satu..satu..!” atau “duaa..dua..!” sambil nyodorin kartu mereka. Kalau ngomongnya di pinggit jalan, jadi semacam angkot yang lagi ngetem. Hahaha.. Permainan ini berakhir kalo ada yang dapet kartunya sama semua. Yang kalah, dijepit pake jepitan jemuran. Wkwk..  Sampe waitressnya aja ketawa loncat-loncat, semacam bapak-bapak yang ngelihat anaknya lahir sekali ngedan. Hahaha.. Awalnya sih gue ga ikutan main, perkara gue kira yang main wajib bayar. Tapi, melihat ekspresi mereka pas main, gue luluh. Gue luluh, gue ikutan main. Gue ikutan gila. Gila ngomong “satu..satu..! Tiga..tiga!”

Oh ya kembali ke masalah makanan dan minuman. Sangkin mahalnya menu-menu disini, aku ga beli apa-apa, aku cuman icip sana icip sini. Wkwk.. Untung aja ada sisa air mineral pas nonton tadi. Tapi sayangnya di café itu ga boleh bawa makanan atau minuman dari luar. Dan pada saat itu, tenggorokkan gue sangat tidak bersahabat, perlu minum. Do you know how much a bottle of water ? Sepuluh rebu! Itu untuk ukuran 330ml. hah! Kebayang membuat kantong seret kan? Finally, untuk minum, gue pura-pura ke toilet. Bayangkan minum air mineral di toilet. Haha.. terpaksalah. Gue juga bawa satu jepitan jemuran ke toilet untuk ngejepit hidung.

Pada akhirnya gue keluar dari café itu dengan selamat tanpa mengeluarkan duit sepeser pun, kecuali bayar hutang goceng sama salah satu kawan, sebut saja namanya Mawar.

Comments

Popular posts from this blog

Anak Gadis Pengen Modis

Kali ini aku mau berbagi tentang salah satu kegiatan perempuan, Dandan ( Make Up ). Begini, setiap anak perempuan akan menemukan titik dimana dia akan harus berubah, entah itu berubah cara berfikir, cara memandang masa depan bahkan cara berpenampilan. Dan aku sedang di masa peralihan itu. Contohnya, aku pernah bercermin dan ngerasa ada yang kurang diwajahnya, i mean "Make apa gitu biar lebih enak dipandang?" apalagi kalo misalnya udah nambah pergaulan atau terlalu banyak kegiatan jadi penampilan mesti lebih diperhatikan. Enggak dipungkiri, objek pertama yang menjadi penilaian orang lain terhadap sosok perempuan adalah wajahnya.  Dan, aku pribadi sering sih bercermin (hahaha..), cuman ya gitu aku termasuk orang yang rada cuek terhadap penampilan. Kemeja/kaos, sepatu kets/sepatu agak ada wedges, jeans , tas selempang dan ikat rambut adalah caraku berpenampilan. Bagiku, lipstick, eyeliner, mascara dan segala alat make up adalah hal yang sanga...

Nyamannya di Rumah Doa Segala Bangsa, Bukit Gibeon Sibisa | #3 Anak Kota Pulang Kampung

[Anak Kota Pulang Kampung] Belakangan ini, Medan lagi dingin banget ya, berasa lagi di daerah Tapanuli Utara. Brrrr... Jadi keinget lagi dengan liburan akhir tahun lalu. Bentar, kayanya sedap nih nyeruput teh manis anget + nyelupin roti Regale.. Rumah Doa Segala Bangsa Bukit Gibeon Sibisa masih terbilang baru, diresmikan tanggal 14 Mei 2016. Akupun mengetahuinya dari beberapa teman yang udah pernah ke sana duluan. Jadi jiwa panjang kaki ku, keluar begitu saja. Rasa penasaran ku juga meningkat pesat. Intinya, ga mau ketinggalan sih, wkwkwk... Iya, aku kemarin ngotot sekali untuk mampir ke Rumah Doa Segala Bangsa Bukit Gibeon Sibisa, padahal dari segi pemetaan, bisa saja aku dan keluarga melewati jalan Tele dari Pulau Samosir untuk menuju Tarutung. Tapi, panjangnya kakiku ga bisa dilawan. Kami pun menurutinya. Hahaha.. Seperti biasa, karena kami sebelumnya nginap di Pulau Samosir, kami pun menyeberangi Danau Toba sekitar 1 jam lebih. Pemandangannya, bolak-bal...

Tutorial Hampir Terlambat Untuk Bersama

Gue dulu agak pesimis dengan kekompakkan kelompok tutorial gue, mereka adalah kelompok B.1 ruang 3.13. Entahlah, gue ngerasa ada aja yang kurang di kelompok ini. Sedikit acuh tak acuh, mungkin. Kalau kelompok ini begini terus, sempat mikir pengen pindah ke kelompok lain (Tapi pasti tak mungkin), apalagi denger-denger dari senior, ketika nyusun skripsi, temen-temen tutorial kalian lah temen skripsi kalian. Emm, bukan merasa sok hebat atau gimana, tapi gue ngerasa Down To Earth aja. Skripsinya susah, mikirin temen satu doping (dosen pembimbing) lagi. Oke mending gue ngerayap didinding. Sebentar, aku perkenalkan satu per satu: Novia Giovani (211 210 002) Fransiska Sinaga (211 210 004) Mona Liany Sinaga (211 210 006) Iwan Petrus Tampubolon (211 210 008) Joab Abigail Sitompul (211 210 010) Meri Bidani Damanik (211 210 012) Gracia Medina Pinem (211 210 014) Ika Agustinawati Siahaan (211 210 016) Inrinogro (211 210 018) Agus Chandra Sembiring(211 210 020) Raskami Pe...