Skip to main content

Gendut itu, Hikmah


Yah sudah malam, gue enggak boleh makan lagi. Perlu sulam bibir kali, soalnya mulut suka membabi buta gitu kalo ngelihat makanan. Apalagi masa-masa ujian begini. Perut bisa tiba-tiba bunyi blak-blakan. atau otak bermanja ria.

"Gue ga mau lo suruh mengingat bahan kuliah kalo lo enggak makan! Titik. Gue lelah nop, gue lelah. Makanan yang mengertiin gue. Sedangkan lo, cuman bisanya ya gitu. ah sudahlah, pedih gue mengatakannya", iya kadang-kadang otak gue ngomong begitu. Ya gue bisa berbuat apa coba?
Nah apa lagi nih, kota tempat gue merantau sedang awet-awetnya hujan. Kehidupan gue seperti jatuh ketimpa tangga, kesiram cat, kejedot paku, dan segala-galanya itu. Yaelah!
Tubuh gue enggak gendut-gendut amat. (kalo enggak gue, siapa lagi yang bisa memuji). Tinggi sekitar 160, berat ** kg. Dalam perhitungan kesehatan, dengan tinggi gue yang segitu, berat badan gue seharunys **,* kg. Sudahlah, tak perlu dibahas itu, Cukup timbangan yang tahu :"""""")

Kata Om Mario Teguh, haruslah berfikir positif. Nah, ketika kita mendapatkan jatah badan yang sedikit gemuk pun, jangan lupa, tetap berpikir yang positif. Menjadi gendut ada untungnya juga kadang – setidaknya ada, walaupun kadang- contohnya:

1.  Dengan bertubuh gendut, kita aman.
Kita memiliki keamanan beberapa persen lebih tinggi dibandingkan dengan cewek bertubuh kurus atau proporsional, dari tindakan kejahatan, kecuali kita memakai emas dari ujung rambut sampai ujung kaki. Itu udah salah. Fatal kali malah. Kita enggak dilihat sebagai cewek, tapi seperti toko mas berjalan. Mbok ya disimpen aja. Dipake ga usah lebay gitu. Kan susah jadinya.

2.  Dengan bertubuh gendut, kita bisa lebih hemat (ini sedikit maksa).
Ga dipungkiri bahwa wanita itu paling enggak bisa dengan belanja, dan sangat pantang dengan diskon. Berapapun duit dikasih, akan habis untuk membeli pakaian, sepatu, aksesoris dan kawan-kawannya. Ribet! Dengan bertubuh gendut kita akan sulit mencari pakaian yang sesuai dengan ukuran kita. Ketika ada pakaian yang disukai dan harganya cocok dengan keuangan, tapi semua akan berujung pada ukuran yang tidak ada. Size yang menentukan kecantikan. Aku pernah mengalami ini dan sangat sering. Ya paling banter, ya mesti ke tukang jahit dan fitting baju sendiri. Ya, hidup HIDUP HEMAT! Cewek yang pinter hidup hemat menjadi salah satu nilai plus loh di depan calon mertua. Mhihihi (i am just trying to be proud to be fat, guys!)

3.  Dengan bertubuh gendut, kita berbuat pahala.
Ada beberapa artikel menyebutkan bahwa, kehidupan orang-orang gendut jauh lebih bahagia dari pada orang yang bertubuh normal atau kurus. Ya, kita bisa bercanda dan lebih sering dijadikan bahan tertawaan. Sakit emang, tapi ingatlah, upahmu besar di surga. Membuat orang tertawa itu enak. Siap-siaplah dikangenin sama mereka *senyum panjang kali lebar*.

Comments

Popular posts from this blog

Anak Gadis Pengen Modis

Kali ini aku mau berbagi tentang salah satu kegiatan perempuan, Dandan ( Make Up ). Begini, setiap anak perempuan akan menemukan titik dimana dia akan harus berubah, entah itu berubah cara berfikir, cara memandang masa depan bahkan cara berpenampilan. Dan aku sedang di masa peralihan itu. Contohnya, aku pernah bercermin dan ngerasa ada yang kurang diwajahnya, i mean "Make apa gitu biar lebih enak dipandang?" apalagi kalo misalnya udah nambah pergaulan atau terlalu banyak kegiatan jadi penampilan mesti lebih diperhatikan. Enggak dipungkiri, objek pertama yang menjadi penilaian orang lain terhadap sosok perempuan adalah wajahnya.  Dan, aku pribadi sering sih bercermin (hahaha..), cuman ya gitu aku termasuk orang yang rada cuek terhadap penampilan. Kemeja/kaos, sepatu kets/sepatu agak ada wedges, jeans , tas selempang dan ikat rambut adalah caraku berpenampilan. Bagiku, lipstick, eyeliner, mascara dan segala alat make up adalah hal yang sanga...

Nyamannya di Rumah Doa Segala Bangsa, Bukit Gibeon Sibisa | #3 Anak Kota Pulang Kampung

[Anak Kota Pulang Kampung] Belakangan ini, Medan lagi dingin banget ya, berasa lagi di daerah Tapanuli Utara. Brrrr... Jadi keinget lagi dengan liburan akhir tahun lalu. Bentar, kayanya sedap nih nyeruput teh manis anget + nyelupin roti Regale.. Rumah Doa Segala Bangsa Bukit Gibeon Sibisa masih terbilang baru, diresmikan tanggal 14 Mei 2016. Akupun mengetahuinya dari beberapa teman yang udah pernah ke sana duluan. Jadi jiwa panjang kaki ku, keluar begitu saja. Rasa penasaran ku juga meningkat pesat. Intinya, ga mau ketinggalan sih, wkwkwk... Iya, aku kemarin ngotot sekali untuk mampir ke Rumah Doa Segala Bangsa Bukit Gibeon Sibisa, padahal dari segi pemetaan, bisa saja aku dan keluarga melewati jalan Tele dari Pulau Samosir untuk menuju Tarutung. Tapi, panjangnya kakiku ga bisa dilawan. Kami pun menurutinya. Hahaha.. Seperti biasa, karena kami sebelumnya nginap di Pulau Samosir, kami pun menyeberangi Danau Toba sekitar 1 jam lebih. Pemandangannya, bolak-bal...

Tutorial Hampir Terlambat Untuk Bersama

Gue dulu agak pesimis dengan kekompakkan kelompok tutorial gue, mereka adalah kelompok B.1 ruang 3.13. Entahlah, gue ngerasa ada aja yang kurang di kelompok ini. Sedikit acuh tak acuh, mungkin. Kalau kelompok ini begini terus, sempat mikir pengen pindah ke kelompok lain (Tapi pasti tak mungkin), apalagi denger-denger dari senior, ketika nyusun skripsi, temen-temen tutorial kalian lah temen skripsi kalian. Emm, bukan merasa sok hebat atau gimana, tapi gue ngerasa Down To Earth aja. Skripsinya susah, mikirin temen satu doping (dosen pembimbing) lagi. Oke mending gue ngerayap didinding. Sebentar, aku perkenalkan satu per satu: Novia Giovani (211 210 002) Fransiska Sinaga (211 210 004) Mona Liany Sinaga (211 210 006) Iwan Petrus Tampubolon (211 210 008) Joab Abigail Sitompul (211 210 010) Meri Bidani Damanik (211 210 012) Gracia Medina Pinem (211 210 014) Ika Agustinawati Siahaan (211 210 016) Inrinogro (211 210 018) Agus Chandra Sembiring(211 210 020) Raskami Pe...