Berbalik lagi ke beberapa tahun
yang lalu, aku memang berangan-angan untuk berpergian ke Bali sendirian. Sekali
lagi, sendirian. Dan sebelum menikah. Meskipun pada saat itu (mungkin) punya
calon teman hidup, aku memutuskan untuk tidak mengajaknya. Kalaupun dia
memaksa, kami harus berada di beda destinasi. I want to take my me time. Puji
Tuhan, Sang Gusti menyetujui apa yang aku harapkan. One of my Bucket List
before marriage, has done! Kenapa Bali? Entah, jatuh cinta aja. Hehehe..
Aku paham, memberi izin pada
seorang anak perempuan satu-satunya untuk pergi liburan ke Bali, sendirian,
bukan keputusan yang mudah. Orangtuaku cukup shocked dengan permintaanku yang
agak mengerikan ini. Tapi, diskusi untuk mencapai win-win solution, pun
berhasil. Biar orang tua tenang, dan aku juga liburan dengan sungguh maha
asyique. Selain itu, menjaga kepercayaan juga hal yang wajib.
Buatku, orangtua dan pacar (belum
punya sih, wkwkwk..) adalah dua manusia yang harus ku kasih kabar. Aku enggak mau
mereka khawatir. Karena aku sendiri paling enggak suka dengan rasa khawatir.
Jadi, untuk itu, aku enggak mau buat orang lain khawatir terhadap aku. Intinya
tuh, do what want people do to yourself. Impas, kan? Makanya, gimana dan kemana
aku selama pergi, pasti orangtuaku tau. Pacar? Pacar hamba belum terlihat. Coba
kalian bantu cari, yaaaa…
Banyak hal-hal yang mesti
dipersiapkan, karena memang aku jalan sendiri ke tempat yang terhitung, aku enggak
punya saudara di Bali. Ada kenalan pun mereka jauh dari tempatkuu. Ya, udah
harus diwaspadai kan, manatau terjadi hal yang tidak baik. What should I
prepare for my vacation?
1.
Tentukan tujuan perjalananmu
Kamu harus tau
apa tujuanmu untuk travelling. Apa
sekedar jalan, kuliner, mempelajari social dan budaya setempat, belanja, atau
mencari lahan bisnis? Dengan begitu, kita jadi lebih mudah mengukur seberapa persenan budgetnya. Bagiku, travelling adalah investasi ilmu dan pengalaman.
Jadi setidaknya setelah travelling harus membawa pulang ilmu baru. Maklum
anaknya memang pengen selalu untung. Anti useless useless club, Wkwkwk..
2.
Make your itinerary
Di jaman
internet ini, adalah malas jika orang tidak mau mencari tempat-tempat bagus
untuk dijadikan destinasi. Begitu banyaknya travel-blogger yang suka nge-share
perjalanan mereka. Dari bagaimana suasananya, cara untuk sampai ke tempat itu,
berapa kira-kira waktu yang dibutuhkan, dan segala informasi yang tidak
membutakan kita untuk melangkah. Kalau aku, dari mulai tujuan, transportasi,
durasi, makan dimana, dan budget, aku rencanain dulu. Biar enggak pusing. Btw,
jangan lupa cek cuaca juga. Agar tau perlu atau enggak bawa jas hujan. Ya
memang pada akhirnya, beberapa destinasi enggak kesampaian, setidaknya 80% dari
perjalanan tercapai. Tapi aku puas.
3.
Batasi budget
Aku menganut
paham “Gapapa makannya super duper sederhana, yang penting punya budget yang
cukup untuk bisa naik pesawat Garuda”. Hahaha.. Jangan kalian ketawa ya. Iya,
karena beberapa kali punya pengalaman yang enggak enak dengan maskapai sebelah,
jadi rada trauma. Ya, memang umur siapa yang tau. Tapi setidaknya, I feel safe
aja dulu.
Untuk
penginapan, aku memilih hotel kapsul. Aku memilih ini bukan karena pengen
low budget sih, tapi karena aku pengen punya pengalaman baru. Bosan dengan
penginapan/hotel yang biasa. Ayolah, mencoba hal-hal unik adalah seru!
Perhatikan juga
budget tranportasi selama di tempat liburan. Kalau memang tipe orang yang enggak begitu
khawatir dengan panas matahari, menghindari macet dan low budget, aku saranin
sih memakai rental motor. Lebih simple dan enak dibawa kemana-mana. Oh ya, jangan lupa bawa SIM dan KTP ya..
Nah, setelah aku
hitung-hitung, budgetku untuk tiket pesawat penginapan, dan transport selama di
Bali enggak sampai 1,9 juta. (ini udah termasuk over baggage lho)
4.
Outfit and stuffs
Untuk
backpacker, aku sarankan membawa baju enggak usah banyak-banyak. Kemarin aku
travelling di Bali selama 5 hari 4 malam, hanya bawa 2 baju blouse, 2 baju kaos,
1 celana jeans, 2 celana pendek, 1 jacket/sweeter. Itu semua sudah termasuk
yang ku pakai sejak berangkat. Pakaian dalam yang agak banyak. Kalo handuk,
cukup bawa handuk kecil aja. Toh kan di hotel juga ada dikasih. Bawa seminimal
mungkin, karena enggak mungkin enggak belanja pas jalan-jalan. Tapi inget
jangan sampai over baggage kaya aku kemarin. Huhuhu..
5.
Handphone + power bank
Karena aku
perginya sendiri, pun mengendarai motor juga sendirian, peta adalah kebutuhan
primer. Enggak mungkin kan, setiap 500 meter, berhenti dan bertanya sama warga?
Aku yang lumayan buta dengan jalanan Bali dan sekitarnya, Google Maps sungguh
membantu. Untuk lebih aman, kita pakai chasing handphone yang ada iRing atau
Holder handphone biar enak ngelihat petanya. Kemarin aku pakai chasing iRing
handphone. Padahal, aku ngerasa chasing itu alay kali. Tapi, ada gunanya juga,
wkwkwk..
Karena pakai GPS
dan untuk motret, batrai handphone pun cepat habis. Jadi powerbank juga
kebutuhan banget. Aku kemarin bawa powerbank ukuran 16.000 mAh dan Puji Tuhan
lolos di bandara. FYI: boleh kok bawa powerbank ukuran diatas 10.000 mAh asal
diletak di cabin dan tidak dipakai selama penerbangan.
6.
Tripod / tongsis
Tripod/tongsis
juga hal yang diperlukan, apalagi yang suka fotografi atau selfie hahaha.. Enggak
mungkin kan setiap kita mau mengabadikan moment harus minta di fotokan sama
orang lain. Ya enggak jarang, pas aku minta dipotret sama orang lain, mereka juga
minta tolong aku potretkan mereka. Sungguh symbiosis mutualisme ya :”)
7.
Obat-Obatan
Aku adalah orang
yang mudah sakit kepala kalau sudah dibawa terik matahari dan juga mudah masuk
angin. Mengingat aku nyetir motor sendirian dan rada jauh, aku pasti bawa fresh
care lavender (bukan promosi ya, wkwk). Selain itu obat-obat remeh kaya obat
flu, mencret, alergi, demam dan vitamin C. Bener! Karena mungkin terlalu capek
dan kebutuhan vitamin C ku juga enggak sepadan dengan aktivitasku, aku drop. I got
common cold. Oleh-oleh dari Bali banget ya? Untungnya, aku bawa obat flu. Jadi
intinya, kenali dirimu. Dirimu mudah terinfeksi sakit apa? Prepare umbrella
before rain – sedia payung sebelum hujan (bahasaku sungguh maksa!)
8.
Uang tunai
Emang sih jaman
sekarang, apa-apa serba e-money, apa-apa pakai mobile/internet banking, tapi
uang tunai untuk keadaan darurat itu penting. Misalnya bensin habis, ban pecah,
atau kita berada di tempat yang ga ada jaringan internet atau sialnya atm kita
tertelan, kita kudu punya uang tunai. Kita enggak tau kapan kesialan datang.
Lebih baik berjaga-jaga, kan?
9.
Face and body care
Aku kemarin punya
ekspektasi, pulang dari jalan-jalan seharian, pasti kotor dan panas. Sampai
hotel, mandi, maskeran. Aku bawalah maskerku. Tapi kenyataannya, mandi saja
syukur. Masker enggak aku pakai. Untuk face care, rasaku cukup sih bawa toner,
make up cleanser, face serum, pelembab, sunscreen, bedak, eyeliner, mascara,
blush on, pensil alis, lipstik dan sleeping night mask. Kalau untuk body care,
aku cuman bawa deodorant, handbody lotion, sunblock, parfume, after sun
moisture spray.
10.
Another stuff you want to bring
Tahun ini aku
ingin membiasakan menulis journal. Makanya, aku membawa journal-ku kemana-mana.
Pengen aja, di setiap tempat, aku nulis perjalananku. Selain itu, aku bawa
headset. Kan enak tuh denger lagu dari Spotify atau Joox sambil lihat sunset atau sun-bathing di pantai.
Comments
Post a Comment