Skip to main content

Maafkan Saya, Ibu Kost

Pagi ini gue buka dengan sesuatu yang sedikit menggoncangkan pikiran gue. Kita awali dengan doa. Eh, masksud gue suara ibu kost..

Ibu Kost: *tokk..tokk..* Nov..Novv..

Gue masih pw disamping bantal guling dan bantal kepala yang posisinya udah ada di bawah meja belajar. entah, mungkin ada gempa bumi kemarin malam. atau hal sederhananya adalah gue tidur sambil latihan karate. Karena dari dulu, gue terlahir sebagai cewek kalo tidurnya itu lasak. Semisal pas tidur posisi kepala ke arah jendela, pas bangun udah kaki yang ke arah jendela. Untung aja ga gue yang pindah dari luar jendela, hehe.. Rumit memang. Dan sampai sekarang, gue belum tau itu udah nggak lagi atau masih. Tapi melihat kenyataan pas bangun, gue rasa gue masih..... lasak.

Ibu Kost: *tokk....tokk..* Nov..

Gue menganggap itu mimpi. Yakinlah itu pasti mimpi. Mimpi ibu kost minta uang kost.

Ibu Kost: *tok..tok..*  Novi... Nov...Nov...

Panggilah nama gue 3 kali maka gue akan datang, tapi untuk pagi ini gue akan, terbangun. Gue buka pintu dan mendapati ibu kost sudah berdiri dengan uang merah, orang-orang bilang itu uang pecahan seratus ribu. Apa ibu kost mau ngasih gue uang seratus ribu secara percuma? Kenapa gue nggak bangun daritadi? Pikir gue sih gitu. Krek..krek.. percakapan dimulai..
Gue: Iya bu.. Maaf, ada apa? *ngomong gue dengan muka acakan dan takut banget sama matahari*

Ibu Kost: Novi ada uang pecahan lima puluh dua?

Gue: *disangka gue itu warung-warung yang punya duit pecahan kali ya. Ya ampun buk, ini tanggal 25 lho. Uang saya udah kritis. Udah dibantu pake oksigen (makan angin.red) pun, udah nggak ketolong. Malah makin parah. Seingat gue uang di dompet cuman ada lima ribu dua. Kalo kelihatan tebel, it's just because i have so much bills for collection. LOL! Uwooo uwoo.. Bulan tua..!* Maaf bu, saya ga punya. Saya belum ambil uang. Saya ga punya duit

Ibu Kost: Oh oke..oke.. *Si ibu jawab sambil ngelihat kedalam kamar gue yang brantakan, sekali. Kemudian pergi dengan tampang yang kira-kira sedikit menua 5 tahun*


Gue: hehe, iya bu.. 

Astaga, polos banget gue yak? Semacam curhat supaya uang seratus ribunya dikasihin ke gue? Ah sudahlah, masih jam tujuh kurang. Tidur saja lagi, goda kasur gue...

Maafin saya bu.. bukan ga mau ngasih uang pecahan lima puluh ribu. Tapi faktanya uang saya tinggal beberapa helai uang lima ribu, kalo ditotalin cuman sepuluh ribu. Emm, tapi kalo ibu mau barteran duit sama saya, juga ga apa-apa. Saya akan sangat senang dan lebih mencintai ibu. hehehe.. *kidding lho* :D


11:48 PM waktu setempat
dengan bulan purnama yang terang dan indah sekali.
apalagi kalau ada kamu disini :)

Comments

Popular posts from this blog

Anak Gadis Pengen Modis

Kali ini aku mau berbagi tentang salah satu kegiatan perempuan, Dandan ( Make Up ). Begini, setiap anak perempuan akan menemukan titik dimana dia akan harus berubah, entah itu berubah cara berfikir, cara memandang masa depan bahkan cara berpenampilan. Dan aku sedang di masa peralihan itu. Contohnya, aku pernah bercermin dan ngerasa ada yang kurang diwajahnya, i mean "Make apa gitu biar lebih enak dipandang?" apalagi kalo misalnya udah nambah pergaulan atau terlalu banyak kegiatan jadi penampilan mesti lebih diperhatikan. Enggak dipungkiri, objek pertama yang menjadi penilaian orang lain terhadap sosok perempuan adalah wajahnya.  Dan, aku pribadi sering sih bercermin (hahaha..), cuman ya gitu aku termasuk orang yang rada cuek terhadap penampilan. Kemeja/kaos, sepatu kets/sepatu agak ada wedges, jeans , tas selempang dan ikat rambut adalah caraku berpenampilan. Bagiku, lipstick, eyeliner, mascara dan segala alat make up adalah hal yang sanga...

Nyamannya di Rumah Doa Segala Bangsa, Bukit Gibeon Sibisa | #3 Anak Kota Pulang Kampung

[Anak Kota Pulang Kampung] Belakangan ini, Medan lagi dingin banget ya, berasa lagi di daerah Tapanuli Utara. Brrrr... Jadi keinget lagi dengan liburan akhir tahun lalu. Bentar, kayanya sedap nih nyeruput teh manis anget + nyelupin roti Regale.. Rumah Doa Segala Bangsa Bukit Gibeon Sibisa masih terbilang baru, diresmikan tanggal 14 Mei 2016. Akupun mengetahuinya dari beberapa teman yang udah pernah ke sana duluan. Jadi jiwa panjang kaki ku, keluar begitu saja. Rasa penasaran ku juga meningkat pesat. Intinya, ga mau ketinggalan sih, wkwkwk... Iya, aku kemarin ngotot sekali untuk mampir ke Rumah Doa Segala Bangsa Bukit Gibeon Sibisa, padahal dari segi pemetaan, bisa saja aku dan keluarga melewati jalan Tele dari Pulau Samosir untuk menuju Tarutung. Tapi, panjangnya kakiku ga bisa dilawan. Kami pun menurutinya. Hahaha.. Seperti biasa, karena kami sebelumnya nginap di Pulau Samosir, kami pun menyeberangi Danau Toba sekitar 1 jam lebih. Pemandangannya, bolak-bal...

Tutorial Hampir Terlambat Untuk Bersama

Gue dulu agak pesimis dengan kekompakkan kelompok tutorial gue, mereka adalah kelompok B.1 ruang 3.13. Entahlah, gue ngerasa ada aja yang kurang di kelompok ini. Sedikit acuh tak acuh, mungkin. Kalau kelompok ini begini terus, sempat mikir pengen pindah ke kelompok lain (Tapi pasti tak mungkin), apalagi denger-denger dari senior, ketika nyusun skripsi, temen-temen tutorial kalian lah temen skripsi kalian. Emm, bukan merasa sok hebat atau gimana, tapi gue ngerasa Down To Earth aja. Skripsinya susah, mikirin temen satu doping (dosen pembimbing) lagi. Oke mending gue ngerayap didinding. Sebentar, aku perkenalkan satu per satu: Novia Giovani (211 210 002) Fransiska Sinaga (211 210 004) Mona Liany Sinaga (211 210 006) Iwan Petrus Tampubolon (211 210 008) Joab Abigail Sitompul (211 210 010) Meri Bidani Damanik (211 210 012) Gracia Medina Pinem (211 210 014) Ika Agustinawati Siahaan (211 210 016) Inrinogro (211 210 018) Agus Chandra Sembiring(211 210 020) Raskami Pe...