Skip to main content

TjaTjar Water (Sebut saja Cacar Air)


Kaya malam-malam sebelumnya, gue ga bisa tidur, cepat. Udah jadi kebiasaan sih ngelihat jarum jam berdempetan diarah utara. Entah ini sesat, entah ini kesalahan fatal karena tadi tidur siang.

Gue waktu umur sekitar 5 tahunan ngerasa kalo tidur siang itu adalah keterbelakangan yang amat sangat memalukan. Rasanya gue terus-terusan dianggap anak bayi yang mesti dinina bobokan siang dan malam. “Ma, kakak udah bisa nulis a-z loh, brarti udah gede. Jangan disuruh tidur siang lagi,” entah darimana dapatnya itu alibi. Emang sih anak kecil itu terlalu kreatif untuk cari alasan dan cara mengatakan alasannya dengan muka seadanya.

Tapi setelah gue kuliah, gue meletakkan tidur siang di nomor 3 setelah mengupgrade otak dan markombur sama orang-orang terhebat  dalam hidup gue, dalam skala prioritas. Gue sadar betul betapa miskinnya jam untuk tidur siang dan betapa perlunya tidur siang. Sebenarnya ga perlu berapa lama untuk tidur, yang penting kualitas tidurnya.

Ga asik nih nulis tanpa music. Bentar gue cari the beatles di youtube. The Beatles - "20 Greatest Hits" (U.S. Version!)” nemenin malam gue, dengan laptop. Speaker pun mesti dibetulin dulu. Ini speaker yang standar pakai. Kabelnya pun udah kontak-kontak. Mesti ditarik-tarik. Dan kalo gue lihat posisi antara laptop dan speaker mesti diagonal. Apa maksudnya? Entahlah. Yang penting ga hening suasana disini.

Oh ya, malam ini gue mau bilang, gue sedikit takut dengan salah satu teman gue, sebut saja namanya Melati. Dia baru aja kena cacar air, gatal-gatal isinya cairan. Gue takut itu sekarang. Seingat gue, dari gue bermata dua sampai kacamata min 3,75 ini, kayanya belum pernah kena cacar air atau campak atau sejenisnya. Katanya, penyakit ini wajib kena setiap orang selama hidupnya. Apa ntar kalo ke alam baka bakalan ditanya, “Kamu udah pernah kena cacar air? Kalau belum, hiduplah kembali. Cari orang yang kena cacar air. PDKT lah sama dia. Kalo udah kena, tinggalkan dia. Tapi ingat, jangan terlalu dekat, nanti dia kira kamu nge-PHP-in dia.” Ga mainstream ya..

Tapi menurut yang gue pelajari, selama daya tahan tubuh masih kuat, badan gue ga bakalan kena. Karena itu, gue jadi keinget pesan mama setiap kali sidak lewat telepon “Kak, jangan lupa minum vitamin Cnya. Jangan lupa  minum jus, minum air putih…”, agaknya itu jadi prioritas pertama setiap hari. Hehe..

Mungkin ini efek psikologis atau istilah medisnya itu, psikomatis –kita merasa sakit seperti yang kita pikirkan, tapi sebenarnya kita ga sakit-, makanya belakangan ini rada gatal-gatal gitu. Padahal mungkin itu cuman efek dari ketakutan gue aja. Hehe..

Hem, jangkrik udah siap dari jam kerjanya. Gue dan jangkrik punya kesamaan, belakangan ini, tidur ketika ayam mulai senam pagi untuk berkokok walau 1000 Candi permintaan Roro Jonggrang belum kelar. *nah lho?


Selamat subuh, semoga besok buka kompas olahraga Barca yang menang. ViscaBarca :D

Comments

Popular posts from this blog

Anak Gadis Pengen Modis

Kali ini aku mau berbagi tentang salah satu kegiatan perempuan, Dandan ( Make Up ). Begini, setiap anak perempuan akan menemukan titik dimana dia akan harus berubah, entah itu berubah cara berfikir, cara memandang masa depan bahkan cara berpenampilan. Dan aku sedang di masa peralihan itu. Contohnya, aku pernah bercermin dan ngerasa ada yang kurang diwajahnya, i mean "Make apa gitu biar lebih enak dipandang?" apalagi kalo misalnya udah nambah pergaulan atau terlalu banyak kegiatan jadi penampilan mesti lebih diperhatikan. Enggak dipungkiri, objek pertama yang menjadi penilaian orang lain terhadap sosok perempuan adalah wajahnya.  Dan, aku pribadi sering sih bercermin (hahaha..), cuman ya gitu aku termasuk orang yang rada cuek terhadap penampilan. Kemeja/kaos, sepatu kets/sepatu agak ada wedges, jeans , tas selempang dan ikat rambut adalah caraku berpenampilan. Bagiku, lipstick, eyeliner, mascara dan segala alat make up adalah hal yang sanga...

Nyamannya di Rumah Doa Segala Bangsa, Bukit Gibeon Sibisa | #3 Anak Kota Pulang Kampung

[Anak Kota Pulang Kampung] Belakangan ini, Medan lagi dingin banget ya, berasa lagi di daerah Tapanuli Utara. Brrrr... Jadi keinget lagi dengan liburan akhir tahun lalu. Bentar, kayanya sedap nih nyeruput teh manis anget + nyelupin roti Regale.. Rumah Doa Segala Bangsa Bukit Gibeon Sibisa masih terbilang baru, diresmikan tanggal 14 Mei 2016. Akupun mengetahuinya dari beberapa teman yang udah pernah ke sana duluan. Jadi jiwa panjang kaki ku, keluar begitu saja. Rasa penasaran ku juga meningkat pesat. Intinya, ga mau ketinggalan sih, wkwkwk... Iya, aku kemarin ngotot sekali untuk mampir ke Rumah Doa Segala Bangsa Bukit Gibeon Sibisa, padahal dari segi pemetaan, bisa saja aku dan keluarga melewati jalan Tele dari Pulau Samosir untuk menuju Tarutung. Tapi, panjangnya kakiku ga bisa dilawan. Kami pun menurutinya. Hahaha.. Seperti biasa, karena kami sebelumnya nginap di Pulau Samosir, kami pun menyeberangi Danau Toba sekitar 1 jam lebih. Pemandangannya, bolak-bal...

Tutorial Hampir Terlambat Untuk Bersama

Gue dulu agak pesimis dengan kekompakkan kelompok tutorial gue, mereka adalah kelompok B.1 ruang 3.13. Entahlah, gue ngerasa ada aja yang kurang di kelompok ini. Sedikit acuh tak acuh, mungkin. Kalau kelompok ini begini terus, sempat mikir pengen pindah ke kelompok lain (Tapi pasti tak mungkin), apalagi denger-denger dari senior, ketika nyusun skripsi, temen-temen tutorial kalian lah temen skripsi kalian. Emm, bukan merasa sok hebat atau gimana, tapi gue ngerasa Down To Earth aja. Skripsinya susah, mikirin temen satu doping (dosen pembimbing) lagi. Oke mending gue ngerayap didinding. Sebentar, aku perkenalkan satu per satu: Novia Giovani (211 210 002) Fransiska Sinaga (211 210 004) Mona Liany Sinaga (211 210 006) Iwan Petrus Tampubolon (211 210 008) Joab Abigail Sitompul (211 210 010) Meri Bidani Damanik (211 210 012) Gracia Medina Pinem (211 210 014) Ika Agustinawati Siahaan (211 210 016) Inrinogro (211 210 018) Agus Chandra Sembiring(211 210 020) Raskami Pe...