Skip to main content

Bercengkrama dengan Para Korban Pengungsian Gempa di Sumbawa | Jilid 4



Aku lanjutkan cerita ya...

Karena untuk gempa kali ini, pusatnya cukup dekat dengan Pulau Sumbawa, lumayan banyak bangunan yang retak dan tidak sedikit juga yang roboh. Saat malam itu juga, pasien-pasien di rumah sakit tempat aku internship, langsung diungsikan ke lapangan kantor bupati. Beberapa korban gempa yang berasal dari Kecamatan Alas, juga dilarikan ke rumah sakitku. Rata-rata mereka terkena patah tulang. Aku tidak tau mesti bersyukur atau bagaimana, aku mempunyai peluang untuk ikut operasi bedah ortopedi dalam keadaan gempa ini. Selain itu, aku juga diizinkan Sang Gusti mendengar cerita-cerita pasien yang dirawat inap.





“Bu, anaknya belum boleh pulang yaaa…”
“Iya, gapapa dok. Lagian saya lebih aman di tenda. Kalau mau pulang pun, rumah saya sudah roboh di Alas”.

“Gimana ya dok, saya kemarin trauma terus-terusan gempa di Lombok. Mau tidur, goyang, kami keluar. Mau makan, goyang, kami tinggalkan makanan kami..”



“Iya dok, tidak apa-apa. Padahal ibu ini baru melahirkan sekitar 10 bulan yang lalu. Bayinya masih ada di pengungsian Alas.”

Dan berbagai macam cerita-cerita di dalam tenda pengungsian yang buat perasaanku sedih. Begonya aku, aku hampir ikutan nangis di depan pasien. Wkwkwk.. Cengeng kali aku bah.



Di lain kesempatan, aku diizinkan pergi sehari, sebagai relawan di beberapa desa daerah Alas, yang kekurangan tenaga dokter. Aku melihat banyak rumah roboh dan rata dengan tanah, rumah yang sudah miring dan tidak layak huni. Melihat mereka memasang tenda-tenda pengungsian di ladang. Dengan beberapa bentuk bantuan yang mudah-mudahan cukup.

Kami melakukan bakti sosial untuk warga sekitar. Sebenarnya untuk keadaan emergency, sudah lewat waktunya. Kami datang untuk memberikan pengobatan gratis, tentang penyakit-penyakit yang mudah tertular selama di tenda pengungsian. Selain itu, juga mencoba bermain dengan anak-anak  sekitar untuk mengurangi rasa takut mereka.









Kini, hampir sebulan lah gempa terjadi Bali dan Nusa Tenggara Barat. Aku cuman masyarakat awam yang ga ngerti sama sekali dengan pergeseran lempeng bumi sehingga rentetan gempa bumi terjadi. Aku cuman salah satu dari sekian ribu manusia yang ngerasain gempa yang lumayan besar dan cukup lama dihantui rasa takut gempa susulan yang tak menentu kapan datangnya. Di Pulau Sumbawa saja, begini. Bagaimana di Pulau Lombok? Takut, sedih, khawatir, dan panik, diblender jadi satu.



Aku pribadi semakin sedih dan ga tau bagaimana jalan pikiran orang-orang yang seenaknya berkomentar dengan keadaan yang seperti ini. Padahal sejauh ini rasaku penanggulangan bencana sudah cukup bagus. Kenapa tidak lebih baik diam dan memperhatikan apa yang dibutuhkan para pengungsi? Mencoba berempati dengan apa yang dirasakan mereka yang ditinggalkan anggota keluarga? Aku rasa, bencana ini adalah hal untuk menguji pola pikir kita, kekompakkan bangsa kita, dan rasa bahu membahu kita. 

Terimakasih buat semua pihak yang sudah berkenan memberikan sebagian materi, tenaga dan waktunya untuk menolong korban gempa. Tidak ada yang menjadi doa, kecuali kebaikan kalian semua pasti dikembalikan olehNya.






Aku tutup cerita ini kali ini dengan lagu We Are The World - Michael Jackson

Send Them your heart so they'll know that someone cares
And their lives will be stronger and free

Comments

Popular posts from this blog

Anak Gadis Pengen Modis

Kali ini aku mau berbagi tentang salah satu kegiatan perempuan, Dandan ( Make Up ). Begini, setiap anak perempuan akan menemukan titik dimana dia akan harus berubah, entah itu berubah cara berfikir, cara memandang masa depan bahkan cara berpenampilan. Dan aku sedang di masa peralihan itu. Contohnya, aku pernah bercermin dan ngerasa ada yang kurang diwajahnya, i mean "Make apa gitu biar lebih enak dipandang?" apalagi kalo misalnya udah nambah pergaulan atau terlalu banyak kegiatan jadi penampilan mesti lebih diperhatikan. Enggak dipungkiri, objek pertama yang menjadi penilaian orang lain terhadap sosok perempuan adalah wajahnya.  Dan, aku pribadi sering sih bercermin (hahaha..), cuman ya gitu aku termasuk orang yang rada cuek terhadap penampilan. Kemeja/kaos, sepatu kets/sepatu agak ada wedges, jeans , tas selempang dan ikat rambut adalah caraku berpenampilan. Bagiku, lipstick, eyeliner, mascara dan segala alat make up adalah hal yang sanga...

Nyamannya di Rumah Doa Segala Bangsa, Bukit Gibeon Sibisa | #3 Anak Kota Pulang Kampung

[Anak Kota Pulang Kampung] Belakangan ini, Medan lagi dingin banget ya, berasa lagi di daerah Tapanuli Utara. Brrrr... Jadi keinget lagi dengan liburan akhir tahun lalu. Bentar, kayanya sedap nih nyeruput teh manis anget + nyelupin roti Regale.. Rumah Doa Segala Bangsa Bukit Gibeon Sibisa masih terbilang baru, diresmikan tanggal 14 Mei 2016. Akupun mengetahuinya dari beberapa teman yang udah pernah ke sana duluan. Jadi jiwa panjang kaki ku, keluar begitu saja. Rasa penasaran ku juga meningkat pesat. Intinya, ga mau ketinggalan sih, wkwkwk... Iya, aku kemarin ngotot sekali untuk mampir ke Rumah Doa Segala Bangsa Bukit Gibeon Sibisa, padahal dari segi pemetaan, bisa saja aku dan keluarga melewati jalan Tele dari Pulau Samosir untuk menuju Tarutung. Tapi, panjangnya kakiku ga bisa dilawan. Kami pun menurutinya. Hahaha.. Seperti biasa, karena kami sebelumnya nginap di Pulau Samosir, kami pun menyeberangi Danau Toba sekitar 1 jam lebih. Pemandangannya, bolak-bal...

Tutorial Hampir Terlambat Untuk Bersama

Gue dulu agak pesimis dengan kekompakkan kelompok tutorial gue, mereka adalah kelompok B.1 ruang 3.13. Entahlah, gue ngerasa ada aja yang kurang di kelompok ini. Sedikit acuh tak acuh, mungkin. Kalau kelompok ini begini terus, sempat mikir pengen pindah ke kelompok lain (Tapi pasti tak mungkin), apalagi denger-denger dari senior, ketika nyusun skripsi, temen-temen tutorial kalian lah temen skripsi kalian. Emm, bukan merasa sok hebat atau gimana, tapi gue ngerasa Down To Earth aja. Skripsinya susah, mikirin temen satu doping (dosen pembimbing) lagi. Oke mending gue ngerayap didinding. Sebentar, aku perkenalkan satu per satu: Novia Giovani (211 210 002) Fransiska Sinaga (211 210 004) Mona Liany Sinaga (211 210 006) Iwan Petrus Tampubolon (211 210 008) Joab Abigail Sitompul (211 210 010) Meri Bidani Damanik (211 210 012) Gracia Medina Pinem (211 210 014) Ika Agustinawati Siahaan (211 210 016) Inrinogro (211 210 018) Agus Chandra Sembiring(211 210 020) Raskami Pe...