Skip to main content

Mindset Milenial Agar Menabung Untuk Bibit Investasi di Masa Depan #CerdasDenganUangmu



"Do not save what is left after spending, but spend what is left after saving" 
"Jangan menabung setelah anda berbelanja, tapi berbelanjalah setelah anda menabung"
-Warren Buffett-

Bergerak dari Quotes-nya Mr. Warren Buffett, semakin menguatkan tekadku untuk merubah pola keuangan. Pertama-tama aku ingin memberitahu, bahwa aku masih single dan hal itu adalah keuntungan pertama yang dapat mendorong tabunganku untuk tumbuh lebih cepat.

Sesungguhnya, jauh sebelum aku mengenal Mr. Warren Buffet, aku memang sudah tersadar betapa butuhnya mempunyai tabungan. Aku pernah tiba-tiba nanya ngasal pada salah satu teman SMA yang orangtuanya lumayan tajir, sedang memainkan ponsel barunya, "Bro, gimana kalo nanti orangtuamu udah tidak ada?". Aku lupa bagaimana respon dia waktu itu. Tapi itu kok ya masih teringat samaku sampai sekarang. 

Sejak dari rumah pun, aku memang sudah dididik untuk menabung. Bahkan sekecil apapun nominalnya, aku harus menghargainya. Makanya, sampai sekarang aku menganut kebiasan untuk tidak menggunakan uang recehan. Aku sudah membuat peraturan tersendiri, jika aku mendapat uang recehan selesai belanja, itu tidak akan aku pakai. Aku masukkan ke celengan dan baru boleh dipakai di akhir tahun. Itupun kalau ada keperluan yang mendadak sekali. Kalau tidak, aku biarkan saja. Dengan begitu, secara tidak sadar, aku punya uang tabungan.

Sejak kuliah, aku sudah mengatur keuangan pribadi. Setiap bulan, orangtua mengirimkan uang bulanan. Di awal merantau, aku agak bingung bagaimana menyeimbangkan antara pemasukan dan pengeluaran. Karena aku orangnya kadang sering gelap mata saat berbelanja. Aku sering tidak begitu memperhitungkan faedah dari barang yang ku beli. Ujung-ujungnya tidak jauh dari penyesalan.

Akhirnya aku atur keuangan. Setidaknya, 20% dari uang bulanan, harus ku simpan. Selebihnya, aku harus mencukupkan kebutuhan dengan sisa uang yang ada, dengan begitu aku bisa lebih jeli untuk membeli barang. Jika aku merasa sangat defisit, aku memutar otak untuk mencari sumber uang, contohnya aku pernah menjadi social buzzer, ikut lomba blog, content creator di instagram dan termasuk ngerjain tugas teman kuliah. Memang istilah the power of kepepet dapat merangsang kreatifitas kita. Dan kebiasaan itu berlanjut sampai aku bekerja sekarang.

Ada satu hal yang juga jadi prinsipku. Rezeki orang berbeda-beda, tapi bagaimana kita mengolah rezeki adalah cara untuk makmur di masa depan. Untungnya, aku cukup sadar diri bahwa kondisi aku adalah masa merintis. Tidak jarang aku menunda membeli hal-hal yang aku inginkan. Tapi setelah dipikir-pikir lagi, memang tidak maksimal fungsinya. Keinginan itu hanya untuk membeli label "kekinian". Ya memang, gengsi itu perlu ongkos, guys.

Sedikit sedikit lama lama jadi bukit. Memang tidak ada yang instan. Semua ala bisa karena biasa. Syukur kepada Tuhan, aku merasakan buahnya. Dari tabungan, aku dapat membuat usaha baru yang malah bisa menambah nominal pundi-pundi. Contohnya saat kuliah, aku punya modal untuk bisnis kaos kecil-kecilan.

"If you don’t find a way to make money while you sleep, you will work until you die” - “Jika anda tidak menemukan jalan lain untuk mendapatkan uang ketika anda tidur, anda akan bekerja sampai anda meninggal”
-Warren Buffett-

Kita sadari bahwa jaman sekarang waktu berputar begitu cepat karena kesibukan kita yang padat. Tanpa kita sadari lama kelamaan, kita menua dan energi semakin menurun. Alasan itulah yang seharusnya menyadarkan kita betapa pentingnya investasi untuk masa tua. Semakin muda berinvestasi, semakin baiklah kualitas finansial di masa tua.

Aku pernah mencari investasi apa yang cocok buat pemula sepertiku. Karena setelah aku berfikir, jika uang hanya ditabung, hasilnya tidak begitu maksimal. Hingga aku membuka MoneySmart.id dan mendapati penjelasan mengenai Ini 5 Investasi Dana Pensiun yang Harus Dimiliki Kawula Muda. Berdasarkan kesiapan modal dan mental, aku mencoba investasi yang terbilang sangat sederhana, yaitu deposito berjangka. Mungkin terlihat sepele, tapi setidaknya perlahan aku punya mind set untuk memiliki passive income, kan? Tujuanku sederhana, ingin bebas secara finansial. Seraya melakukan investasi deposito berjangka, aku sedang mempelajari instrumen investasi lainnya.

Over all, mind set kita terhadap uang harus dirubah. Pertimbangkanlah suatu barang dari sisi value yang akan kita dapat. Ayolah #CerdasDenganUangmu, kita tinggalkan 2018 dengan meninggalkan sifat konsumtif. Kenapa kita tidak jadi generasi milenial yang lebih memilih menabung untuk bibit investasi di masa depan?

Comments

Popular posts from this blog

Anak Gadis Pengen Modis

Kali ini aku mau berbagi tentang salah satu kegiatan perempuan, Dandan ( Make Up ). Begini, setiap anak perempuan akan menemukan titik dimana dia akan harus berubah, entah itu berubah cara berfikir, cara memandang masa depan bahkan cara berpenampilan. Dan aku sedang di masa peralihan itu. Contohnya, aku pernah bercermin dan ngerasa ada yang kurang diwajahnya, i mean "Make apa gitu biar lebih enak dipandang?" apalagi kalo misalnya udah nambah pergaulan atau terlalu banyak kegiatan jadi penampilan mesti lebih diperhatikan. Enggak dipungkiri, objek pertama yang menjadi penilaian orang lain terhadap sosok perempuan adalah wajahnya.  Dan, aku pribadi sering sih bercermin (hahaha..), cuman ya gitu aku termasuk orang yang rada cuek terhadap penampilan. Kemeja/kaos, sepatu kets/sepatu agak ada wedges, jeans , tas selempang dan ikat rambut adalah caraku berpenampilan. Bagiku, lipstick, eyeliner, mascara dan segala alat make up adalah hal yang sanga...

Nyamannya di Rumah Doa Segala Bangsa, Bukit Gibeon Sibisa | #3 Anak Kota Pulang Kampung

[Anak Kota Pulang Kampung] Belakangan ini, Medan lagi dingin banget ya, berasa lagi di daerah Tapanuli Utara. Brrrr... Jadi keinget lagi dengan liburan akhir tahun lalu. Bentar, kayanya sedap nih nyeruput teh manis anget + nyelupin roti Regale.. Rumah Doa Segala Bangsa Bukit Gibeon Sibisa masih terbilang baru, diresmikan tanggal 14 Mei 2016. Akupun mengetahuinya dari beberapa teman yang udah pernah ke sana duluan. Jadi jiwa panjang kaki ku, keluar begitu saja. Rasa penasaran ku juga meningkat pesat. Intinya, ga mau ketinggalan sih, wkwkwk... Iya, aku kemarin ngotot sekali untuk mampir ke Rumah Doa Segala Bangsa Bukit Gibeon Sibisa, padahal dari segi pemetaan, bisa saja aku dan keluarga melewati jalan Tele dari Pulau Samosir untuk menuju Tarutung. Tapi, panjangnya kakiku ga bisa dilawan. Kami pun menurutinya. Hahaha.. Seperti biasa, karena kami sebelumnya nginap di Pulau Samosir, kami pun menyeberangi Danau Toba sekitar 1 jam lebih. Pemandangannya, bolak-bal...

Tutorial Hampir Terlambat Untuk Bersama

Gue dulu agak pesimis dengan kekompakkan kelompok tutorial gue, mereka adalah kelompok B.1 ruang 3.13. Entahlah, gue ngerasa ada aja yang kurang di kelompok ini. Sedikit acuh tak acuh, mungkin. Kalau kelompok ini begini terus, sempat mikir pengen pindah ke kelompok lain (Tapi pasti tak mungkin), apalagi denger-denger dari senior, ketika nyusun skripsi, temen-temen tutorial kalian lah temen skripsi kalian. Emm, bukan merasa sok hebat atau gimana, tapi gue ngerasa Down To Earth aja. Skripsinya susah, mikirin temen satu doping (dosen pembimbing) lagi. Oke mending gue ngerayap didinding. Sebentar, aku perkenalkan satu per satu: Novia Giovani (211 210 002) Fransiska Sinaga (211 210 004) Mona Liany Sinaga (211 210 006) Iwan Petrus Tampubolon (211 210 008) Joab Abigail Sitompul (211 210 010) Meri Bidani Damanik (211 210 012) Gracia Medina Pinem (211 210 014) Ika Agustinawati Siahaan (211 210 016) Inrinogro (211 210 018) Agus Chandra Sembiring(211 210 020) Raskami Pe...