Skip to main content

Gadis dan Kain


Hem, sekali lagi gue tekankan bahwa menjadi cewek itu tidak mudah. Tidak hanya belajar tulus, belajar masak, belajar mengurus rumah, belajar memutar otak dengan berbagai keadaan keuangan. Ada satu hal yang perlu dipelajari. Kain. Benda sederhana itu juga bisa meningkatkan kepopuleran atau mengisyaratkan tingkat selera kita.

"Itu coba ambil", mama menunjuk kain yang ada disudut lemari.

"Ah, mana cocok itu. Kain gendong itu kan?", kataku, karena pas pulang ini gue niat banget menjahit baju desain sendiri (sebenarnya copy paste dari internet juga, wkwk).

"IIhhh, Enak aja kauuu, ini mahal. Apa pulak kain gendong? cantik gini", protes mama sambil buka kain itu. "Tengok ini motifnya. Susah buatnya ini. Batik tulis tangan. Kainnya halus lagi. Lihat posisi bunganya, susah ini buatnya makanya mahal. Makanya kau perlu belajar begini juga", tambah lagi si mama pengamat kain profesional.

"Ooohh... Cantik sih ma. Hahahaha.. Untuk aku aja yaaa..", hahaha, gue termakan kata-kata bungg! Setelah diamati emang cantik gitu motifnya.

"Tau aja kau yang cantik. Pilihlah yang mana biar di jahit", bukti mama selalu memberi yang terbaik buat anaknya. apa lagi anak cewek. hahahaha, yodah sih gue juga ga mau nyia-nyiain kesempatan itu. sambil diskusi dan nyocokin model yang pas, aku kepikiran.

"Hem, berapa pulak lah harganya ini ma?"

"Wooo, adalah...", entah karena murah atau mahal si mama mengalihkan pembicaraan. Tapi rasa-rasaku itu kainnya rada mahal.

"Brarti harus nyari suami yang kaya lah ya?", celetuk gue.. haha, keceplos gitu.

"Ya, ga mesti cari yang kaya. Percaya atau ga, rejeki itu tergantung bawaan dari sananya. Cari yang biasa, kerja. Yang penting, tengok keluarganya gimana. Dia itu gambaran dari keluarganya".

gue balik lagi nyari kain yang bagus.....

Comments

  1. jadi intinya, cari suami kaya untuk beli kain banyak-banyak. hahaha

    kunjung balik ya mbak

    ReplyDelete
  2. hakhak, enggak gitu juga. setidaknya dia bertanggung jawab

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Anak Gadis Pengen Modis

Kali ini aku mau berbagi tentang salah satu kegiatan perempuan, Dandan ( Make Up ). Begini, setiap anak perempuan akan menemukan titik dimana dia akan harus berubah, entah itu berubah cara berfikir, cara memandang masa depan bahkan cara berpenampilan. Dan aku sedang di masa peralihan itu. Contohnya, aku pernah bercermin dan ngerasa ada yang kurang diwajahnya, i mean "Make apa gitu biar lebih enak dipandang?" apalagi kalo misalnya udah nambah pergaulan atau terlalu banyak kegiatan jadi penampilan mesti lebih diperhatikan. Enggak dipungkiri, objek pertama yang menjadi penilaian orang lain terhadap sosok perempuan adalah wajahnya.  Dan, aku pribadi sering sih bercermin (hahaha..), cuman ya gitu aku termasuk orang yang rada cuek terhadap penampilan. Kemeja/kaos, sepatu kets/sepatu agak ada wedges, jeans , tas selempang dan ikat rambut adalah caraku berpenampilan. Bagiku, lipstick, eyeliner, mascara dan segala alat make up adalah hal yang sanga...

Nyamannya di Rumah Doa Segala Bangsa, Bukit Gibeon Sibisa | #3 Anak Kota Pulang Kampung

[Anak Kota Pulang Kampung] Belakangan ini, Medan lagi dingin banget ya, berasa lagi di daerah Tapanuli Utara. Brrrr... Jadi keinget lagi dengan liburan akhir tahun lalu. Bentar, kayanya sedap nih nyeruput teh manis anget + nyelupin roti Regale.. Rumah Doa Segala Bangsa Bukit Gibeon Sibisa masih terbilang baru, diresmikan tanggal 14 Mei 2016. Akupun mengetahuinya dari beberapa teman yang udah pernah ke sana duluan. Jadi jiwa panjang kaki ku, keluar begitu saja. Rasa penasaran ku juga meningkat pesat. Intinya, ga mau ketinggalan sih, wkwkwk... Iya, aku kemarin ngotot sekali untuk mampir ke Rumah Doa Segala Bangsa Bukit Gibeon Sibisa, padahal dari segi pemetaan, bisa saja aku dan keluarga melewati jalan Tele dari Pulau Samosir untuk menuju Tarutung. Tapi, panjangnya kakiku ga bisa dilawan. Kami pun menurutinya. Hahaha.. Seperti biasa, karena kami sebelumnya nginap di Pulau Samosir, kami pun menyeberangi Danau Toba sekitar 1 jam lebih. Pemandangannya, bolak-bal...

Tutorial Hampir Terlambat Untuk Bersama

Gue dulu agak pesimis dengan kekompakkan kelompok tutorial gue, mereka adalah kelompok B.1 ruang 3.13. Entahlah, gue ngerasa ada aja yang kurang di kelompok ini. Sedikit acuh tak acuh, mungkin. Kalau kelompok ini begini terus, sempat mikir pengen pindah ke kelompok lain (Tapi pasti tak mungkin), apalagi denger-denger dari senior, ketika nyusun skripsi, temen-temen tutorial kalian lah temen skripsi kalian. Emm, bukan merasa sok hebat atau gimana, tapi gue ngerasa Down To Earth aja. Skripsinya susah, mikirin temen satu doping (dosen pembimbing) lagi. Oke mending gue ngerayap didinding. Sebentar, aku perkenalkan satu per satu: Novia Giovani (211 210 002) Fransiska Sinaga (211 210 004) Mona Liany Sinaga (211 210 006) Iwan Petrus Tampubolon (211 210 008) Joab Abigail Sitompul (211 210 010) Meri Bidani Damanik (211 210 012) Gracia Medina Pinem (211 210 014) Ika Agustinawati Siahaan (211 210 016) Inrinogro (211 210 018) Agus Chandra Sembiring(211 210 020) Raskami Pe...