[Anak Kota Pulang Kampung]
Belakangan ini, Medan lagi dingin banget ya, berasa lagi di daerah Tapanuli Utara. Brrrr... Jadi keinget lagi dengan liburan akhir tahun lalu.
Belakangan ini, Medan lagi dingin banget ya, berasa lagi di daerah Tapanuli Utara. Brrrr... Jadi keinget lagi dengan liburan akhir tahun lalu.
Bentar, kayanya sedap nih nyeruput teh manis anget + nyelupin roti Regale..
Rumah Doa Segala Bangsa Bukit Gibeon Sibisa masih terbilang baru, diresmikan tanggal 14 Mei 2016. Akupun mengetahuinya dari beberapa teman yang udah pernah ke sana duluan. Jadi jiwa panjang kaki ku, keluar begitu saja. Rasa penasaran ku juga meningkat pesat. Intinya, ga mau ketinggalan sih, wkwkwk...
Iya, aku kemarin ngotot sekali untuk mampir ke Rumah Doa Segala Bangsa Bukit Gibeon Sibisa, padahal dari segi pemetaan, bisa saja aku dan keluarga melewati jalan Tele dari Pulau Samosir untuk menuju Tarutung. Tapi, panjangnya kakiku ga bisa dilawan. Kami pun menurutinya. Hahaha..
Seperti biasa, karena kami sebelumnya nginap di Pulau Samosir, kami pun menyeberangi Danau Toba sekitar 1 jam lebih. Pemandangannya, bolak-balik buat aku pangling loh ya. Setiap deru ombak kapalnya mengajak rinduku untuk tinggal. Halah, bahasaku rumit ya? Pokoknya, Danau Toba itu cantik dan sungkan untuk ditinggalkan.
Sesampainya kami di Ajibata, kami bergegas ke Desa Parsaoran, tempat berdirinya Rumah Doa Segala Bangsa Bukit Gibeon Sibisa. Kira-kira 1 jam, kami sampai di Gapura Selamat Datang di Bukit Gibeon. Hemm, jalannya belumlah terlalu bagus, masih jalan tanah, berbatu dan belum di aspal. Sekitar 15 menit, mulai terlihat lingkungan beratap ungu. Dengan biaya IDR 5K/orang, kami masuk ke tempat, Rumah Doa Segala Bangsa Bukit Gibeon Sibisa.
Tips: Namanya juga tempat wisata rohani, ada baiknya kita memakai pakaian yang sopan ketika datang ke sana. Karena ada petugas yang akan mengingatkan kita. Jika pakaian kita terlalu terbuka, kita akan diingatkan dan dihimbau untuk menutupnya.
Pesona Rumah Doa Segala Bangsa Bukit Gibeon Sibisa itu ga langsung nampak. Kita harus berjalan kaki menujunya. Tapi tenang, capek tak terasa karena udara dan alamnya benar-benar segar. Mungkin salah satu tempat yang oksigennya masih murni ada di sini. Bernafaslah suka-sukamu, paru-parumu butuk hiburan seperti ini.
Oh ya, setiap kita berjalan di sekitaran Bukit Gibeon kalian akan diperdengarkan dengan lagu-lagu rohani. Kurang seger apa lagi hidup kita? Nikmat mana lagi yang kau dustakan?
Ya, Bukit Gibeon itu berdiri tegak dengan 3 Salib di puncaknya. Megah, anggun dan lagi-lagi terucapku "Ada ya yang begini di Indonesia?". Terdapat 2 pintu (kalo ga salah) untuk memasuki Rumah Doa. Tapi sayang ketika itu kami ga masuk karena ada ibadah. Kurang lengkap deh.
![]() |
Add caption |
Kami pun mengitari Rumah Doa itu. Aku kurang begitu tahu berapa luasnya, tapi kayanya hampir sama dengan luasnya Gereja Grha Maria Annai Velangkanni, Medan. Rumah Doa Segala Bangsa Bukit Gibeon Sibisa itu terlihat seperi kastil dengan ukiran ala-ala Eropa. Dindingnya berwarna abu-abu perak dan atapnya berwarna ungu, menjadikan tempat wisata rohani ini mudah dikenal dan susah dilupakan. Unik. Dia punya ciri khas.
Sebenarnya Bukit Gibeon adalah sekolah misionaris atau Pusat Seminari gitu. Isinya antara lain: Gereja, Rumah doa. Menara doa, ruang retreat, penginapan, tempat parkir, kolam renang dan air terjun. Cocok banget untuk dijadikan destinasi retreat.

Dengan menempuh sekitar 10 menit dari pintu masuk, dengan jalan yang agak naik-turun, berliku, dan tampak sepertinya wilayah ini masih baru, masih dibukan lahannya, jalannya juga belum bagus, kita langsung menemukan Kolam Renang dan Air Terjun Bukit Gibeon itu.
Terdapat beberapa semacam balai kecil-kecil, dengan atap senada dengan atap Rumah Doa Segala Bangsa Bukit Gibeon Sibisa, kita mendapati lokasi kolam renang tadi. Air terjunnya memang dibuat menjadi sumber air salah satu kolam renang. Di sana terdapat 3 kolam renang. Aku kurang tau berapa kedalamannya, yang pasti sih kolam renang yang disamping kolam renang yang ada air terjunnya, cocok buat anak-anak, ga begitu dalam kok. Dingin banget!
Astagaaaa, sayangnya waktu itu kolam renang lagi rame-ramenya. Tadinya udah ready kian untuk berenang, tapi karena padet banget, aku dan keluarga agak mengurungkan niat. wkwkwk.. Alhasil aku cuman foto-foto disana (Uhuk, wajib banget ya shaay).
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteWow nggak cuma ada gerejanya aja, tapi bisa jadi tempat wisata juga karena ada kolam renangnya...
ReplyDeleteIya mbaa, komplit deh. Buruan kesanaa :D
DeleteHuaa pengen loh ke Bukit Gibeon itu .
ReplyDeleteNgehitsss di kalangan anak Sumut.
Wah itu bisa tempat berdoa juga ya kan.
Sambil berlibur dan berwisata religi.
woyooow, Datang saja kak. Numpang foto juga asek mah di sana.
Deleteayok ayok kesanaa :D
hai, salam kenal, salam dari Jawa :)
ReplyDeletekeren ya tempatnya. ada air terjunnya juga..
hy mbak. salam kenal jugaa..
Deleteiya mbak, sambil menyelam minum air.. mhihi..