Skip to main content

Aku Belajar

Jadi waktu itu, kira-kira sore menjelang malam, aku melihat seorang anak kecil masih menenteng makanan kecil jualannya. entah masih bagus atau sudah expired makanan itu. Yah, apapun itu akan dijualnya, kecuali harga diri. Salutnya aku, dia tidak meminta-minta seperti kawannya yang lain.Mungkin dia membawa makanan itu hanya untuk menampakan kalau dia berusaha, ya berusaha.
Dari jauh aku melihat berbagai lambaian tangan didapatnya. Mungkin mereka merasa tak yakin dengan makanan yang dijualnya. Ya sudahlah, sumber rezekinya bukan dari mereka saja.

Entahlah, entah akunya yang lembek kali, atau gimana yaa.. Terharu saja melihat kaki-kaki kecil itu melangkah ditengah jalan. Udah macam apa itu paru-paru dia? Ku harap dia tidak memperparah dirinya dengan merokok, seperti teman-temannya yang lain. Dimana ayah ibunya? Dimana keluarganya? Adakah yang masih merasa kehilangan dirinya? 

Pengen membantu, tapi ya aku anak kost juga. Bukan maksud egois, keuangan pun sedang meradang, hehe.. Kali ini aku ga bisa berbuat apa-apa untuk menambuah pundi-pundinya. Semoga dia masih bertahan sampai sekarang.

Ya, kata syukur itu patut dideretkan di berbagai kondisi kehidupanku. Setidaknya, aku masih bisa makan, masih bisa mengecap bangku kuliah, masih bisa lebih banyak menghirup udara bersih dibandingin dia. Jadi malu sendiri dengan diri ini, kebanyakan ngeluhnya. Dia mengajarkan aku, untuk berani untuk gagal, berani untuk menantang kehidupan sepahit apapun, untuk berterima kasih untuk recehan dan untuk menikmati hal-hal sesederhana apapun itu. Dia beberapa kali lipat lebih tegar dan mandiri buat kehidupannya daripada aku. 

Aku ada disini dengan belajar kehidupan. Melihat sekitar sebagai cerminan. Dan mengingat mereka, sepasang orang tua super hebat, yang mesti dibanggakan, harus! Hal paling indah itu adalah, menciptakan senyuman mereka dengan alasannya aku

Comments

Popular posts from this blog

Anak Gadis Pengen Modis

Kali ini aku mau berbagi tentang salah satu kegiatan perempuan, Dandan ( Make Up ). Begini, setiap anak perempuan akan menemukan titik dimana dia akan harus berubah, entah itu berubah cara berfikir, cara memandang masa depan bahkan cara berpenampilan. Dan aku sedang di masa peralihan itu. Contohnya, aku pernah bercermin dan ngerasa ada yang kurang diwajahnya, i mean "Make apa gitu biar lebih enak dipandang?" apalagi kalo misalnya udah nambah pergaulan atau terlalu banyak kegiatan jadi penampilan mesti lebih diperhatikan. Enggak dipungkiri, objek pertama yang menjadi penilaian orang lain terhadap sosok perempuan adalah wajahnya.  Dan, aku pribadi sering sih bercermin (hahaha..), cuman ya gitu aku termasuk orang yang rada cuek terhadap penampilan. Kemeja/kaos, sepatu kets/sepatu agak ada wedges, jeans , tas selempang dan ikat rambut adalah caraku berpenampilan. Bagiku, lipstick, eyeliner, mascara dan segala alat make up adalah hal yang sanga...

Nyamannya di Rumah Doa Segala Bangsa, Bukit Gibeon Sibisa | #3 Anak Kota Pulang Kampung

[Anak Kota Pulang Kampung] Belakangan ini, Medan lagi dingin banget ya, berasa lagi di daerah Tapanuli Utara. Brrrr... Jadi keinget lagi dengan liburan akhir tahun lalu. Bentar, kayanya sedap nih nyeruput teh manis anget + nyelupin roti Regale.. Rumah Doa Segala Bangsa Bukit Gibeon Sibisa masih terbilang baru, diresmikan tanggal 14 Mei 2016. Akupun mengetahuinya dari beberapa teman yang udah pernah ke sana duluan. Jadi jiwa panjang kaki ku, keluar begitu saja. Rasa penasaran ku juga meningkat pesat. Intinya, ga mau ketinggalan sih, wkwkwk... Iya, aku kemarin ngotot sekali untuk mampir ke Rumah Doa Segala Bangsa Bukit Gibeon Sibisa, padahal dari segi pemetaan, bisa saja aku dan keluarga melewati jalan Tele dari Pulau Samosir untuk menuju Tarutung. Tapi, panjangnya kakiku ga bisa dilawan. Kami pun menurutinya. Hahaha.. Seperti biasa, karena kami sebelumnya nginap di Pulau Samosir, kami pun menyeberangi Danau Toba sekitar 1 jam lebih. Pemandangannya, bolak-bal...

Tutorial Hampir Terlambat Untuk Bersama

Gue dulu agak pesimis dengan kekompakkan kelompok tutorial gue, mereka adalah kelompok B.1 ruang 3.13. Entahlah, gue ngerasa ada aja yang kurang di kelompok ini. Sedikit acuh tak acuh, mungkin. Kalau kelompok ini begini terus, sempat mikir pengen pindah ke kelompok lain (Tapi pasti tak mungkin), apalagi denger-denger dari senior, ketika nyusun skripsi, temen-temen tutorial kalian lah temen skripsi kalian. Emm, bukan merasa sok hebat atau gimana, tapi gue ngerasa Down To Earth aja. Skripsinya susah, mikirin temen satu doping (dosen pembimbing) lagi. Oke mending gue ngerayap didinding. Sebentar, aku perkenalkan satu per satu: Novia Giovani (211 210 002) Fransiska Sinaga (211 210 004) Mona Liany Sinaga (211 210 006) Iwan Petrus Tampubolon (211 210 008) Joab Abigail Sitompul (211 210 010) Meri Bidani Damanik (211 210 012) Gracia Medina Pinem (211 210 014) Ika Agustinawati Siahaan (211 210 016) Inrinogro (211 210 018) Agus Chandra Sembiring(211 210 020) Raskami Pe...