Tulisan
ini aku buat kira-kira setahun atau stengah tahun lebih sebelum penerimaan dosen pembimbing (panggil
saja doping) dan judul skripsi.
Phiuuuw,
ga terasa aku udah mau keluar dari semester 4, tapi belum ada tercium
aroma-aroma LIBURAN (Oke, sudahlah. Ini waktunya untuk sekolah, kuliah, menimba
ilmu). Lagian kalo mau pulang kampong juga, ga tau apa yang mau dibawa. Mau bawa
bolu *er**ti? Bika Ambon? Terlalu biasa. Mau bawa nilai? IP sampai sekarang
masih segitu mau apa yang mau dibanggain coba? Yasalaaaammmm, udah bagusan mendodos
sawit di kampung, haha.. becandaaaaa :”)
Oke
balik ke semester 4, sekitar 3 semester lagi. Haaapp! Berasa baru kemaren aku
daftar dan lolos masuk fakultas yang dinilai paling royal dan berkelas ini. Tapi,
sadarlah, ini fakultas yang begitulaah kira-kira. Kalo emang tujuannya nyari
duit yaaa, jangan masuk disini. Sampai sekarang sometimes tersirat aja gitu,
kenapa masuk fakultas ini? Udahlah ribet, mahal, lama, berbahaya pun. Wow kali
lah. Tapi tenang aja, makin lama makin cinta kok dengan buku-buku tebal itu. Yakinlah, bermalam sama dia, bobok pun bareng dia. Hahaha :D
Begini, memang jadi dokter itu sulit gampang susah senang. Banyak cerita dalam waktu 3,5 tahun kuliah, 1,5 tahun co-ass (semacam PKL atau KKN gitu). Kalo ga ada perubahan sistem, siap co-ass, mesti UKDI dulu, OSCE dulu. Kalo ga lulus, ngulang lagi. Itu cuman jadi dokter umum. Jaman skarang, dokter umum yaaaa you know them so well lah. Positive thinking aja. Jalanin aja, asik kok. Suka dukanya bisa dikenang ntar pas udah tua-tua. Yakin deh, bakal ngakak-ngakak sendiri kalo ngingat yang jelek-jeleknya, kaya: telat ngelab trus dapat tugas tambahan (aku pernah ini kena), kalah nilai ujian (pernah! nyesek broo), mengulang tugas (ini juga), dans segala aib-aib masa kuliah haha.. Intinya, ikuti saja sistem itu, lakukan apa kewajibanmu, lancarlah pendidikanmu.
Ini mesti dicampkan: Ada
kebahagiaan sendiri loh ketika orang datang kepadamu dengan muka pucat, tak
bersemangat. Kemudian dia pulang kerumahnya dengan senyum yang merona. We’ll be
a smile maker. Itu, itu dia bonus dari passion to be a doctor.
Gue
harus menyadari, gue adalah salah satu orang terpilih untuk ikut dalam fakultas
ini, walaupun aku belum tentu menjadi orang pilihan-Nya. Should be struggle!
Dan
belakangan ini, mulai menyadari makin lama makin tua awak di kampus. Skripsi,
doping, judul, berserta kawanannya mulai terlihat jelas diujung sana. Semester
4 masa-masa dimana mulai memikirkan…
“siapa
kira-kira dopingku nanti?”
“duh,
denger ga gimana bapak itu (doping) kalo jadi pembimbing kita? Aku denger-denger
bapak itu begini..”
“capek,
beberapa kali buat judul tapi ditolak.”
Feeling
horror, right? Tapi, jangan kalah sebelum menang loh. itu cuman taste dari
kehidupan, biar ga mainstream gitu :D
Yah,
siapapun ntar dopingku, pokoknya yang ga neko-neko dan melancarkan tugas akhir
itu.
*perhatian: bila ada yang baik, ambilah. bila ada yang buruk, jangan percaya, itu cuman tulisan unek-unek.
Comments
Post a Comment