Skip to main content

Kedua

..Sesampainya di sana, dia mengetuk pintu rumahnya. Iya, rumah yang di depannya ada lampu pintu berwarna kuning temaram, sedang di samping pintu rumah ada pohon Natal kecil berlampu hias yang indah.
Untuk beberapa kali ketukan, Perempuan dirumah itu, yang menjadi tujuannya untuk datang, tidak kunjung membukakan pintu. Dia beberapa kali melihat kotak kecil yang ada digenggamannya, dan sekali dibukanya memastikan cincin itu memang ada di dalamnya. Beberapa kali dia melihat sekelilingnya, mungkin perempuan itu sedang di luar.
Tiba-tiba, Ponselnya berbunyi, dia pikir kerjaan kantor yang ditinggalkannya (demi perempuan ini) tadi kembali menelpon.

Nama perempuan yang dinantikannya muncul di layar handphone.

"Hai, sorry menunggu lama. Aku tadi pergi sebentar membeli makanan di luar. Tapi aku sudah di simpang. Kurang dari semenit aku akan menepuk pundakmu. See you!"

Dia tidak berbicara apa-apa. Dia hanya tersenyum dengan kebawelan perempuannya itu, yang kadang-kadang menyebalkan, tapi tetap dirindukannya. Malah kalau tidak begitu, dia merasa kikuk.

"Hai! Kurang dari 1 menit kan?", kata perempuan itu sambil menempuk pundaknya.
Senyum kurang lebih jadi kalimat singkat, cara dia mengatakan kebahagiaannya.

"Yuk masuk?"
"Ga usah, di sini aja."
"Walah kenapa? Serius  banget. Haduh, laper lhoo.. Jangan serius serius banget wajahnyaaa. Mau ngomong apa emangnya? Rapih banget, baru pulang kantor langs..."
"Ssstt, bisa aku minta diskon dari panjangnya bicaramu..?"
"Hahaha, iya iya cup cup. Enggak banyak ngomong. Nih, aku mingkem."
"Duduk dulu yuk. Masih bisa tahan lapernya kan?"
"Iyaa iyaa bisa.."

Kemudian, dia mengambil handphonenya, mencari lagu kesukaan perempuan itu, Mama Mia - ABBA. Lagu berjalan setengah, dia menunjukkan sebuah photo di layarnya.
"Hahahaha, haduh culun kali aku disitu! Kamu lagi, belah tengah gitu rambutnya. Kacamataku itu, kacamata pantat botol. Ya ampun, aku aja kayanya udah ga punya photo ini. Dapat dimana?"
"Aku menyimpannya."
"So sweet kali kamu. Tumben. Biasanya, ya gitu.."
Dia cuman tersenyum. Tangannya meraih kotak isi cincin tadi dari saku jaketnya. Dia membuka dan memberikannya ke perempuan itu.

"Apa ini? Kamu baru dapat Bonus? Atau THR?", perempuan itu sontak terkejut, ditambah lagi dengan tatapan hangat dan seriusnya dia.
"Kamu tahu, aku punya keinginan, kita berdua punya foto di tempat yang sama dengan yang ada di foto ini. Cuman, aku pengen, rambutku disitu memutih, wajahku mengkerut, leherku ditutupi syal, badanku bungkuk, dan memegang tangan kamu."
"Kamu sekali ngomong kok ya sedih gini ya? Terharu. Ya kan kalo reuni reuni gitu kan bisa foto kaya gitu", kata perempuan itu dengan mata yang mulai berkaca-kaca.
"Iya, apa ada yang menjamin kamu akan datang waktu itu? Setidaknya kalo kita hidup bersama, kita bisa mempunyai rencana yang lebih matang", dia sambil tersenyum.
Suasana masih terkesan ramai dengan lagu yang diputar tadi. Perempuan itu sebentar-sebentar menatap kerlap-kerlip lampu Pohon Natal itu. Dia juga begitu, detak jantungnya tak berirama yang bagus lagi.
"jadi? maksud kamu gmn? aku takut keGRan ini lhoo..", tanya perempuan itu yang tertawa kecil.
"Jadilah wanita terpenting kedua, setelah ibuku..."

Perut yang lapar tadi mendadak kenyang, entahlah mungkin produksi gas lambungnya meningkat. Bibir perempuan itu tidak terkoordinir lagi, mau senyum atau menangis terharu. Tapi, apa yang dilakukan perempuan itu kemudian, menjadikan dia tersenyum bahagia, lebih dari alasan apapun sebelumnya, sepanjang hidupnya.

Comments

Popular posts from this blog

Anak Gadis Pengen Modis

Kali ini aku mau berbagi tentang salah satu kegiatan perempuan, Dandan ( Make Up ). Begini, setiap anak perempuan akan menemukan titik dimana dia akan harus berubah, entah itu berubah cara berfikir, cara memandang masa depan bahkan cara berpenampilan. Dan aku sedang di masa peralihan itu. Contohnya, aku pernah bercermin dan ngerasa ada yang kurang diwajahnya, i mean "Make apa gitu biar lebih enak dipandang?" apalagi kalo misalnya udah nambah pergaulan atau terlalu banyak kegiatan jadi penampilan mesti lebih diperhatikan. Enggak dipungkiri, objek pertama yang menjadi penilaian orang lain terhadap sosok perempuan adalah wajahnya.  Dan, aku pribadi sering sih bercermin (hahaha..), cuman ya gitu aku termasuk orang yang rada cuek terhadap penampilan. Kemeja/kaos, sepatu kets/sepatu agak ada wedges, jeans , tas selempang dan ikat rambut adalah caraku berpenampilan. Bagiku, lipstick, eyeliner, mascara dan segala alat make up adalah hal yang sanga...

Nyamannya di Rumah Doa Segala Bangsa, Bukit Gibeon Sibisa | #3 Anak Kota Pulang Kampung

[Anak Kota Pulang Kampung] Belakangan ini, Medan lagi dingin banget ya, berasa lagi di daerah Tapanuli Utara. Brrrr... Jadi keinget lagi dengan liburan akhir tahun lalu. Bentar, kayanya sedap nih nyeruput teh manis anget + nyelupin roti Regale.. Rumah Doa Segala Bangsa Bukit Gibeon Sibisa masih terbilang baru, diresmikan tanggal 14 Mei 2016. Akupun mengetahuinya dari beberapa teman yang udah pernah ke sana duluan. Jadi jiwa panjang kaki ku, keluar begitu saja. Rasa penasaran ku juga meningkat pesat. Intinya, ga mau ketinggalan sih, wkwkwk... Iya, aku kemarin ngotot sekali untuk mampir ke Rumah Doa Segala Bangsa Bukit Gibeon Sibisa, padahal dari segi pemetaan, bisa saja aku dan keluarga melewati jalan Tele dari Pulau Samosir untuk menuju Tarutung. Tapi, panjangnya kakiku ga bisa dilawan. Kami pun menurutinya. Hahaha.. Seperti biasa, karena kami sebelumnya nginap di Pulau Samosir, kami pun menyeberangi Danau Toba sekitar 1 jam lebih. Pemandangannya, bolak-bal...

Tutorial Hampir Terlambat Untuk Bersama

Gue dulu agak pesimis dengan kekompakkan kelompok tutorial gue, mereka adalah kelompok B.1 ruang 3.13. Entahlah, gue ngerasa ada aja yang kurang di kelompok ini. Sedikit acuh tak acuh, mungkin. Kalau kelompok ini begini terus, sempat mikir pengen pindah ke kelompok lain (Tapi pasti tak mungkin), apalagi denger-denger dari senior, ketika nyusun skripsi, temen-temen tutorial kalian lah temen skripsi kalian. Emm, bukan merasa sok hebat atau gimana, tapi gue ngerasa Down To Earth aja. Skripsinya susah, mikirin temen satu doping (dosen pembimbing) lagi. Oke mending gue ngerayap didinding. Sebentar, aku perkenalkan satu per satu: Novia Giovani (211 210 002) Fransiska Sinaga (211 210 004) Mona Liany Sinaga (211 210 006) Iwan Petrus Tampubolon (211 210 008) Joab Abigail Sitompul (211 210 010) Meri Bidani Damanik (211 210 012) Gracia Medina Pinem (211 210 014) Ika Agustinawati Siahaan (211 210 016) Inrinogro (211 210 018) Agus Chandra Sembiring(211 210 020) Raskami Pe...