Skip to main content

Keluarga Yang Diberkati

Ulangan 12:7  Di sanalah kamu makan di hadapan TUHAN, Allahmu, dan bersukaria, kamu dan seisi rumahmu, karena dalam segala usahamu engkau diberkati oleh TUHAN, Allahmu.

Dari sejak lahir aku sudah merasa diberkati. Gimana bisa?
Ya, kedua orangtuaku membangun keluarga bukan dari banyak materi, semua harus dicukup-cukupkan. Waktu mulai berkeluarga, ayahku masih kuliah ngambil spesialisasi kedokterannya, tetapi mamaku memang sudah bekerja di bank. If you wanna know, mamaku dulu yang membiayai kuliah ayahku. She always says," jaman dulu, beli buku kedokteran bukan murah (sama aja kaya skrg mamaaaa..), beli susu kalian. Tapi untung, waktu mama kerja sebelum nikah, mama udah nyicil beli lemari, meja makan, kulkas, tv, gitu-gitu, ya harus berhemat!", katanya kalo mengenang masa-masa membangun itu. Waktu adekku yang pertama lahir, barulah ayahku kelar kuliahnya dan didinaskan di bengkalis, tempat yg dulu mesti diakses pake kapal laut.
Ya, punya anak 2, lingkungqn baru, merintis karir, itu bukan hal yang mudah. Mama fix berhenti kerja di bank dan sepenuhnya mengurus keluarga.
"Dulu cobalah dulu, gaji ayah cuman 2, 7 juta. Untuk membiayai 4 manusia. Harus pinter2. Semacam air bekas rendaman kain itu dijadikan air untuk nyiram wc. Jarang beli baju baru. Ngirit gula, ngirit itu ini. Kalo ga pinter pinter, maulah megap jadi minjam sana minjam sini", mom always tell me like i wanna get married. Haha..

Banyak yang udah dilalui ayah dan mama. Suka duka mereka itu, pertentangan sana sini, sakit sehat yang luar biasa, pergumulan yang kadang di luar pikiran kita. Satu hal yang mereka lakukan, berdoa, berusaha dan berserah. 3 kunci kehidupan mereka yang luar biasa. Membuat mereka lebih kuat dari segala ikatan atom yang ada. Membuat mereka jadi fondasi keluarga yang hebat.
Mendidik dan merawat anak dengan sangat baik.
Mengenalkan kami untuk takut akan Tuhan, bijak, rendah hati, dan halhal baik lainnya.

Sampai sekarang, kehangatan yang diberikan mereka sebagai ayah dan ibu tidak pernah pudar. Itu yang selalu aku rindukan, apalagi kalo down sekali di perantauan (karena ga semua suka duka kita, kita ceritakan sama mereka).
Jujur aja, sampai sekarang aku masih sering tidur sekamar dengan mereka, dan mereka pun rindu akan hal itu. Bayangkan kamar 3x4 dimuatkan 5 orang. Haha..

Aku tidak tau apa itu arti jodoh yang sebenarnya. Tapi ketika sebuah keluarga memberikan kehangatan yang tidak bisa lingkungan luar berikan, aku yakin ayah dan ibu keluarga itu adalah jodoh dan diberkati Tuhan.

Comments

Popular posts from this blog

Anak Gadis Pengen Modis

Kali ini aku mau berbagi tentang salah satu kegiatan perempuan, Dandan ( Make Up ). Begini, setiap anak perempuan akan menemukan titik dimana dia akan harus berubah, entah itu berubah cara berfikir, cara memandang masa depan bahkan cara berpenampilan. Dan aku sedang di masa peralihan itu. Contohnya, aku pernah bercermin dan ngerasa ada yang kurang diwajahnya, i mean "Make apa gitu biar lebih enak dipandang?" apalagi kalo misalnya udah nambah pergaulan atau terlalu banyak kegiatan jadi penampilan mesti lebih diperhatikan. Enggak dipungkiri, objek pertama yang menjadi penilaian orang lain terhadap sosok perempuan adalah wajahnya.  Dan, aku pribadi sering sih bercermin (hahaha..), cuman ya gitu aku termasuk orang yang rada cuek terhadap penampilan. Kemeja/kaos, sepatu kets/sepatu agak ada wedges, jeans , tas selempang dan ikat rambut adalah caraku berpenampilan. Bagiku, lipstick, eyeliner, mascara dan segala alat make up adalah hal yang sanga...

Nyamannya di Rumah Doa Segala Bangsa, Bukit Gibeon Sibisa | #3 Anak Kota Pulang Kampung

[Anak Kota Pulang Kampung] Belakangan ini, Medan lagi dingin banget ya, berasa lagi di daerah Tapanuli Utara. Brrrr... Jadi keinget lagi dengan liburan akhir tahun lalu. Bentar, kayanya sedap nih nyeruput teh manis anget + nyelupin roti Regale.. Rumah Doa Segala Bangsa Bukit Gibeon Sibisa masih terbilang baru, diresmikan tanggal 14 Mei 2016. Akupun mengetahuinya dari beberapa teman yang udah pernah ke sana duluan. Jadi jiwa panjang kaki ku, keluar begitu saja. Rasa penasaran ku juga meningkat pesat. Intinya, ga mau ketinggalan sih, wkwkwk... Iya, aku kemarin ngotot sekali untuk mampir ke Rumah Doa Segala Bangsa Bukit Gibeon Sibisa, padahal dari segi pemetaan, bisa saja aku dan keluarga melewati jalan Tele dari Pulau Samosir untuk menuju Tarutung. Tapi, panjangnya kakiku ga bisa dilawan. Kami pun menurutinya. Hahaha.. Seperti biasa, karena kami sebelumnya nginap di Pulau Samosir, kami pun menyeberangi Danau Toba sekitar 1 jam lebih. Pemandangannya, bolak-bal...

Tutorial Hampir Terlambat Untuk Bersama

Gue dulu agak pesimis dengan kekompakkan kelompok tutorial gue, mereka adalah kelompok B.1 ruang 3.13. Entahlah, gue ngerasa ada aja yang kurang di kelompok ini. Sedikit acuh tak acuh, mungkin. Kalau kelompok ini begini terus, sempat mikir pengen pindah ke kelompok lain (Tapi pasti tak mungkin), apalagi denger-denger dari senior, ketika nyusun skripsi, temen-temen tutorial kalian lah temen skripsi kalian. Emm, bukan merasa sok hebat atau gimana, tapi gue ngerasa Down To Earth aja. Skripsinya susah, mikirin temen satu doping (dosen pembimbing) lagi. Oke mending gue ngerayap didinding. Sebentar, aku perkenalkan satu per satu: Novia Giovani (211 210 002) Fransiska Sinaga (211 210 004) Mona Liany Sinaga (211 210 006) Iwan Petrus Tampubolon (211 210 008) Joab Abigail Sitompul (211 210 010) Meri Bidani Damanik (211 210 012) Gracia Medina Pinem (211 210 014) Ika Agustinawati Siahaan (211 210 016) Inrinogro (211 210 018) Agus Chandra Sembiring(211 210 020) Raskami Pe...