Skip to main content

Menjadi Berkat

Satu kata yang bisa kukatakan (sbenarnya ga terkatakan) atas berkat Tuhan hari ini. Wow! Wow! Wow! Dahsyat!

Pertama-tama aku ucapkan terimakasih sama Tuhan atas panggilan hati ini. Serius! Setidaknya aku banyak dapat pelajaran hari ini walaupun panas-panasan, keringetan, bau, harus menghibur adik-adik di Panti Asuhan Claresta (dek, kaka pasti akan sangat merindukan kalian :')) ). Dari mereka aku belajar bersyukur aku punya keluarga yang lengkap dan harmonis, ekonomi yang cukup, lingkungan yang baik. Dan bodohnya aku, aku sering mengeluh, merasa ini dan itu serba kekurangan, membandingkan orang yang lebih dari aku. Yaps! Bersyukur, belajar bersyukur. Aku pernah nemu kalimat, dengan bersyukur kita bisa dipuaskan dan dicukupkan.
Dan dari mereka aku belajar berbagi berkat. Aku tidak begitu pintar tentang Alkitab, palingan aku baca Alkitab kalo saat teduh pagi dan waktu di Gereja pas dengar khotbah. Tapi aku berusaha mempraktekan apa yang Firman Tuhan katakan. "Iman tanpa perbuatan adalah mati" (jangan tanya ayat berapa itu, aku lupa). Disini aku menekankan perintah Tuhan yang kurang lebih begini "siapapun yang melakukan hal baik kepada mereka yang hina, dia melakukannya untuk Aku", ya intinya kita berbagi kebahagiaan, apalagi dalam rangka Natal dan adik-adik Panti Asuhan pasti sangat perlu disentuh dengan kasih Tuhan, perhatian dari kita. Aku memang tidak bisa bertingkah terlalu serius, tapi mungkin dengan tingkah konyolku, mungkin aku bisa jadi perpanjangan tangan Tuhan, mengabarkan bahwa hidup mereka punya tujuan dan apapun yang diciptakan Tuhan pasti tidak sia-sia dan Tetap tumbuh bersama Tuhan, Tuhanlah penyelamat yang kekal.
Selelah dan seletih apapun itu, aku melakukanya untuk Tuhan. Bukan beramal tapi ucapan syukurku untuk segala berkat Dia. Tuhan Yesus terima kasih hari ini aku bisa jadi perpanjangan tangan berkatMu. Berkati aku terus yaa Tuhan :)

Kedua, aku berterima kasih pada BSO BonPas - Bona Pasogit (sekian lama aku merantau ke suku orang, akhirnya aku pulang ke kampung halamanku, hahaha...).
Aku termasuk orang yang tidak begitu suka dengan acara Natal yang terlalu WAH, sehingga kesannya pamer. (I dont know who you are reading it now, but i am talking very seriously). Aku suka Natal BonaPasogit tahun ini. Selama aku kuliah, baru kali inilah rasaku Natal yanh bener-bener Natal, dimana kasih itu nyata adanya, sederhana itu bener-bener melingkupi kita. Tadi sempat aku tanya-tanya sama BPHnya berapa habis dana? Yaps, tidak banyak menurutku dan malahan surplus. Kalo kata si opung "itulah ban, yang penting niat datangnya dulu dibesarkan, baru berkat itu ga kemana". Itu beneran. Motivasinya dulu dibenarkan. Gitu. Tuhan bener-bener menyertai acara ini.

Oh ya, aku dan kawanku si flo bukan dipanggil untuk mengisi acara tapi sekali lagi panggilan hati itu membuyarkan niat-niat yang tidak baik.
Hem, kenapa kami bisa jadi santa clause? Jadi gini, dari tahun kmrn tuh udah kangen main ke panti karena setahun lalu kami juga ke panti asuhan tapi kalo ga salah pas Paskah (dan kalian tau, aku jadi pembicara. Anak-anak lain bilang mukaku polos, kaya pendeta (do not trust it). Seingatku aku ngambil topik ttg nabi Ayub. Pertama aku puterin dulu lagu "saya mau ikut Yesus", kemudian aku kaya kasih khotbah gitu. Percaya ato ga, aku hampir nangis pas bicara waktu itu, menghubungkan kehidupan adik-adik panti dengan kisah Ayub. Sedih wei. Aku tuh tomboy-tomboy gini tapi hatinya lunak kali kaya agar-agar kebanyakan air...). Terus tahun kemarin aku absen untuk melakukan hal-hal itu, walaupun udah rencana pengen ke tempat yayasan kanker anak-anak gitu. Sayangnya batal. Hupt!
Kemudian Tuhan kasih jalan. Pas moment Natal begini, aku dipertemukan dengan baju Santa Clause waktu iseng-iseng jalan ke A*E. Harganya ga mahal, ga sampe 71.111, ya emang kainnya rada tipis, tapi gapapa deh. Ya, tahun ini awalnya niatnya ke Rumah Sakit (belum tau jadi ato ga), ke jalan-jalan, ke panti asuhan. Kebetulan si flo (kawan yang gila membagi berkat) sepemikiran samaku, dia pun beli. Sip! Gitu deh jadinya jadi Santa Clause.

Remember! Natal bukan tentang Santa Clause, tapi selalu lahir barunya Yesus Kristus di hati kita. Tapi, santa clause bisa jadi perpanjangan tangan Tuhan di dunia ini.

*20 days left to Christmas Day*

Comments

Popular posts from this blog

Anak Gadis Pengen Modis

Kali ini aku mau berbagi tentang salah satu kegiatan perempuan, Dandan ( Make Up ). Begini, setiap anak perempuan akan menemukan titik dimana dia akan harus berubah, entah itu berubah cara berfikir, cara memandang masa depan bahkan cara berpenampilan. Dan aku sedang di masa peralihan itu. Contohnya, aku pernah bercermin dan ngerasa ada yang kurang diwajahnya, i mean "Make apa gitu biar lebih enak dipandang?" apalagi kalo misalnya udah nambah pergaulan atau terlalu banyak kegiatan jadi penampilan mesti lebih diperhatikan. Enggak dipungkiri, objek pertama yang menjadi penilaian orang lain terhadap sosok perempuan adalah wajahnya.  Dan, aku pribadi sering sih bercermin (hahaha..), cuman ya gitu aku termasuk orang yang rada cuek terhadap penampilan. Kemeja/kaos, sepatu kets/sepatu agak ada wedges, jeans , tas selempang dan ikat rambut adalah caraku berpenampilan. Bagiku, lipstick, eyeliner, mascara dan segala alat make up adalah hal yang sanga...

Nyamannya di Rumah Doa Segala Bangsa, Bukit Gibeon Sibisa | #3 Anak Kota Pulang Kampung

[Anak Kota Pulang Kampung] Belakangan ini, Medan lagi dingin banget ya, berasa lagi di daerah Tapanuli Utara. Brrrr... Jadi keinget lagi dengan liburan akhir tahun lalu. Bentar, kayanya sedap nih nyeruput teh manis anget + nyelupin roti Regale.. Rumah Doa Segala Bangsa Bukit Gibeon Sibisa masih terbilang baru, diresmikan tanggal 14 Mei 2016. Akupun mengetahuinya dari beberapa teman yang udah pernah ke sana duluan. Jadi jiwa panjang kaki ku, keluar begitu saja. Rasa penasaran ku juga meningkat pesat. Intinya, ga mau ketinggalan sih, wkwkwk... Iya, aku kemarin ngotot sekali untuk mampir ke Rumah Doa Segala Bangsa Bukit Gibeon Sibisa, padahal dari segi pemetaan, bisa saja aku dan keluarga melewati jalan Tele dari Pulau Samosir untuk menuju Tarutung. Tapi, panjangnya kakiku ga bisa dilawan. Kami pun menurutinya. Hahaha.. Seperti biasa, karena kami sebelumnya nginap di Pulau Samosir, kami pun menyeberangi Danau Toba sekitar 1 jam lebih. Pemandangannya, bolak-bal...

Tutorial Hampir Terlambat Untuk Bersama

Gue dulu agak pesimis dengan kekompakkan kelompok tutorial gue, mereka adalah kelompok B.1 ruang 3.13. Entahlah, gue ngerasa ada aja yang kurang di kelompok ini. Sedikit acuh tak acuh, mungkin. Kalau kelompok ini begini terus, sempat mikir pengen pindah ke kelompok lain (Tapi pasti tak mungkin), apalagi denger-denger dari senior, ketika nyusun skripsi, temen-temen tutorial kalian lah temen skripsi kalian. Emm, bukan merasa sok hebat atau gimana, tapi gue ngerasa Down To Earth aja. Skripsinya susah, mikirin temen satu doping (dosen pembimbing) lagi. Oke mending gue ngerayap didinding. Sebentar, aku perkenalkan satu per satu: Novia Giovani (211 210 002) Fransiska Sinaga (211 210 004) Mona Liany Sinaga (211 210 006) Iwan Petrus Tampubolon (211 210 008) Joab Abigail Sitompul (211 210 010) Meri Bidani Damanik (211 210 012) Gracia Medina Pinem (211 210 014) Ika Agustinawati Siahaan (211 210 016) Inrinogro (211 210 018) Agus Chandra Sembiring(211 210 020) Raskami Pe...