Caranya:
Membahagiakanlah dari hati.
Inget, benar-benar dari hati ya.
Membahagiakan enggak mesti mengikuti jaman, pergi jalan-jalan ntah kemana, menghabiskan waktu di keramaian. Nope! Hatimu yang sedih, bukan ragamu.
Membahagiakan enggak mesti membelikan sesuatu yang disukai. Buktinya, banyak orang ga pernah ada kepuasan dalam hatinya, sehingga selalu merasa kurang dan kurang, dan akhirnya dia malah semakin jatuh dalam kesedihan.
Sederhananya, dimulai jadi hal yang membuat tersenyum orang lain aja, that's enough!
Ketika kita menjadi orang paling hina untuk ditertawakan karena hal konyol yang kita lakukan. Seperti ketika temanmu curhat, lalu tiba-tiba kamu kentut. Yakinlah, dibalik bunyi kentut ada kebahagiaan yang tersirat dan temanmu tersenyum.
Ketika kita menjadi pendengar yang baik dan memberi saran, bukan malah mengambil keuntungan dari masalah orang atau mendengar hanya untuk mengetahui.
Ketika teman kesusahan, kita dimintai tolong, tolonglah sebisa mungkin dan tanpa pamrih. Trust me, ketika kamu melakukan hal baik, kamu akan diberikan kebaikan oleh Penciptamu, mungkin dari orang lain dan bahkan lebih dari yang kamu berikan.
Ketika kita menutup kesedihan kita, lalu bercanda tawa sama orang disekeliling kita. Bagiku itu bukan munafik. Bukankah untuk tegar kita juga perlu belajar? Itulah waktu kita untuk belajar tegar. Ya walaupun pasti, ketika kita sendiri, pasti setidaknya setetes atau dua tetes air mata menetes tanpa sengaja. Menangislah, dan berpuaslah untuk meluapkan. Sesudah itu, berdoalah dan ampuni setiap hal, maka hatimu akan tenang. Tapi ingat, untuk menenangkan hati pasti butuh waktu. Waktu yang dibutuhkan berbanding lurus dengan kejujuranmu dan berserahmu saat berdoa. Jangan mengeluh lagi.
Ya, sejauh ini rasaku yang paling pas untuk bahagia adalah membahagiakan orang lain, ketika kita masih berarti untuk orang lain. Seburuk atau sejatuh apapun hidupmu, masih ada celah dihatimu untuk bahagia. Jangan biarkan kesedihan menjadi wabah di sel-sel tubuhmu dan melemahkan jiwamu.
Comments
Post a Comment