Skip to main content

Mengeraskan Hati

Ini hampir lima bulan aku tidak bertegur sapa denganmu, seperti layaknya hampir lima bulan yang lalu.
Ada yang salah? Tidak, tidak ada yang salah. Kita cuman diajar untuk bangkit dari kepergiaan seseorang, kuat ketika hanya ada pilihan kuat yang disajikan Dia.
Ya, aku menangis. Menangisi lamanya dan kisahnya kita, kemudian bertanya
"kenapa harus bertemu, toh akhirnya berpisah. Setragis ini?"
Hahaha, kalimat naif yang terucap karena sudah lama tidak merasakan "putus".
Dulu, kamu yang mengakhiri. Dan selama hampir lima bulan, kamu selalu memulai komunikasi. Kamu tau apa yang ku pikirkan?
"apa dia mulai menyesal? Dan kemudian mulai mencari rasa simpatiku lagi?"
Haha, aku berspekulasi sendiri dan ujung-ujungnya hatiku yang berharap, lagi. Sedih lhoo begitu, hehehe...
Untunglah, akal sehatku masih berfungsi dengan baik dan hatiku masih berada dalam batas normal, tahu mana yang baik dan buruk.
Jadi, janganlah sedih ketika aku membalasnya sekedar saja.
Janganlah berfikir aku sombong.
Janganlah berfikir aku tidak mau berteman denganmu.
Aku hanya ingin memproteksi perasaanku yang keseringan lebih cepat GR dan ga tau diri. Karena aku tau, aku tidak bisa menganggapmu hanya sebagai teman. Aku tidak bisa, kemampuan hati kita berbeda.
Aku takut
Nanti aku sakit lagi
Nanti aku kecewa lagi
Nanti aku berharap lagi
Nanti aku jatuh lagi
Nanti aku pedih lagi
Nanti aku menangis lagi
Nanti aku tidak bisa bangkit lagi
Nanti aku terseok lagi
Dan tidak ada yang menolong, kecuali aku dan Tuhanku.
Kini aku sudah bertenaga lagi, tidak hanya menghabiskan malamku dengan isak, tidak membuang waktuku dengan cemburu. Tidak, aku sudah menyelesaikan episode cerita hidupku yang satu itu.
Mungkin dulu aku berfikir, kamu adalah satu-satunya, kamu adalah zona amanku, kamu adalah segalanya.
Tapi, dirimu sendiri yang meyakinkan aku bahwa itu hanya angan-anganku saja.
Aku harus mengeraskan hatiku untuk tidak memelas pada otakku, untuk mencari tahu
Apa kabarmu hari ini?
Jangan lupa makan siang dan tetap semangat.
Karena aku tahu, itu virus buat kehidupanku. Aku harus menjauhinya. Bukankah sebodoh-bodohnya manusia, dia pasti akan menjauhi rasa sakit, kan?

Comments

Popular posts from this blog

Anak Gadis Pengen Modis

Kali ini aku mau berbagi tentang salah satu kegiatan perempuan, Dandan ( Make Up ). Begini, setiap anak perempuan akan menemukan titik dimana dia akan harus berubah, entah itu berubah cara berfikir, cara memandang masa depan bahkan cara berpenampilan. Dan aku sedang di masa peralihan itu. Contohnya, aku pernah bercermin dan ngerasa ada yang kurang diwajahnya, i mean "Make apa gitu biar lebih enak dipandang?" apalagi kalo misalnya udah nambah pergaulan atau terlalu banyak kegiatan jadi penampilan mesti lebih diperhatikan. Enggak dipungkiri, objek pertama yang menjadi penilaian orang lain terhadap sosok perempuan adalah wajahnya.  Dan, aku pribadi sering sih bercermin (hahaha..), cuman ya gitu aku termasuk orang yang rada cuek terhadap penampilan. Kemeja/kaos, sepatu kets/sepatu agak ada wedges, jeans , tas selempang dan ikat rambut adalah caraku berpenampilan. Bagiku, lipstick, eyeliner, mascara dan segala alat make up adalah hal yang sanga...

Nyamannya di Rumah Doa Segala Bangsa, Bukit Gibeon Sibisa | #3 Anak Kota Pulang Kampung

[Anak Kota Pulang Kampung] Belakangan ini, Medan lagi dingin banget ya, berasa lagi di daerah Tapanuli Utara. Brrrr... Jadi keinget lagi dengan liburan akhir tahun lalu. Bentar, kayanya sedap nih nyeruput teh manis anget + nyelupin roti Regale.. Rumah Doa Segala Bangsa Bukit Gibeon Sibisa masih terbilang baru, diresmikan tanggal 14 Mei 2016. Akupun mengetahuinya dari beberapa teman yang udah pernah ke sana duluan. Jadi jiwa panjang kaki ku, keluar begitu saja. Rasa penasaran ku juga meningkat pesat. Intinya, ga mau ketinggalan sih, wkwkwk... Iya, aku kemarin ngotot sekali untuk mampir ke Rumah Doa Segala Bangsa Bukit Gibeon Sibisa, padahal dari segi pemetaan, bisa saja aku dan keluarga melewati jalan Tele dari Pulau Samosir untuk menuju Tarutung. Tapi, panjangnya kakiku ga bisa dilawan. Kami pun menurutinya. Hahaha.. Seperti biasa, karena kami sebelumnya nginap di Pulau Samosir, kami pun menyeberangi Danau Toba sekitar 1 jam lebih. Pemandangannya, bolak-bal...

Tutorial Hampir Terlambat Untuk Bersama

Gue dulu agak pesimis dengan kekompakkan kelompok tutorial gue, mereka adalah kelompok B.1 ruang 3.13. Entahlah, gue ngerasa ada aja yang kurang di kelompok ini. Sedikit acuh tak acuh, mungkin. Kalau kelompok ini begini terus, sempat mikir pengen pindah ke kelompok lain (Tapi pasti tak mungkin), apalagi denger-denger dari senior, ketika nyusun skripsi, temen-temen tutorial kalian lah temen skripsi kalian. Emm, bukan merasa sok hebat atau gimana, tapi gue ngerasa Down To Earth aja. Skripsinya susah, mikirin temen satu doping (dosen pembimbing) lagi. Oke mending gue ngerayap didinding. Sebentar, aku perkenalkan satu per satu: Novia Giovani (211 210 002) Fransiska Sinaga (211 210 004) Mona Liany Sinaga (211 210 006) Iwan Petrus Tampubolon (211 210 008) Joab Abigail Sitompul (211 210 010) Meri Bidani Damanik (211 210 012) Gracia Medina Pinem (211 210 014) Ika Agustinawati Siahaan (211 210 016) Inrinogro (211 210 018) Agus Chandra Sembiring(211 210 020) Raskami Pe...