Malam ini aku rekomendasi lagu ini sambil baca tulisanku:
"Nikita - Tangan Tuhan"
Setelah beberapa kali menunda, akhirnya aku S c a l i n g gigi. Tau kan S c a l i n g gigi? Pembersihan gigi dari karang gigi dari sisa-sisa makanan yang mengendap di sela-sela gigi, yang tidak terbuang ketika sikat gigi. Itu lhooo, yang bunyinya ngiiiiikkk...ngiiikkk.. kaya lagi melicinkan ubin. Setiap orang pasti pernah denger deh. Dan jujur saja, aku itu paling ogah untuk mendengar suara itu, ngilu dan takut aja bawannya. Dan kenyataannya, aku hari ini telah menyelesaikan kejadian itu. Aku melewati episode perawatan gigiku yang sudah lama aku tunda-tunda.
Hari ini aku ragu mau ke dokter gigi, karena tiba-tiba hujan deras dan masih capek banget tadi pergi ke tempat penelitianku. Datangnya hujan seakan-akan kode dari Tuhan,"sudahlah anakku, besok saja kamu scaling giginya". Hahahahaha... Tapi tidak, kawanku yang punya mobil ngajak aku bareng ke praktek dokter gigi. Ah, ya sudahlah, mungkin sudah waktunya, aku menyerahkan gigiku diotak-atik pake alat scaling gigi itu. Aku pasrah.
Sesampai di sana, dia dan adiknya duluan yang dicek giginya, karena notabene kami semua pakai behel, hahaha.. Hingga akhinya, waktuku datang. Singkat cerita, gigiku di s c a l i n g. Oh maaaan!
You know Ngilu?
You know sakit?
You know bunyi-bunyi yang menyeramkan itu kini terdengar jelas ditelingaku?
You know, aku sedang menghadapi ketakutanku?
Dengan sangat selooow, dokter gigiku berkata:
"Tenang saja, pasrah saja. No Pain No Gain. Kalau enggak karang gigimu makin banyak, gusimu makin bengkak".
Ketika dokter gigiku berkata begitu, aku sedang melihat gigiku di s c a l i n g dan berdarah. Aku memang calon dokter, tapi sedikit takut melihat darah (Sudahlah, positifnya, Tuhan memakai cara ini untuk membiasakanku melihat darah)
"Lah, itu apa dok? gigiku patah?", ketika aku melihat karang gigiku lepas.
"Itulah karang gigi. Batu-batu kecil. Untunglah enggak bisa dijadikan batu akik dia itu. hahaha"
Dan aku pun sontak "Hahahahahaha, batu akik pula ya dok hahaha...".
tapi dalam hatiku,"Pulangkan aku!!!"
Dan pada saat udah kelar, dokterku bilang:
"Udah, kalo lagi s c a l i n g gitu, bayangin yang enak-enak aja. makan pangsit kek. Udah pernah makan di pangsit chionsgsim jalan selat panjang?"
"Belum dok, cuman pernah denger", kataku sambil mendep darah gigiku.
"Jangan mati sebelum makan itu. Enggak bisa tidur deh kalo udah makan itu. Mau lagi."
dalam hatiku, "Apa dokter ini udah berubah jadi tukang endorse makanan?"
Begitulah kira-kira penutup pertemuan kami.
Sekilas info:
Karang gigi itu timbul dari sisa-sisa makanan yang ga terangkat ketika kita sikat gigi >> kemudian menumpuk di sela-sela gigi >> memancing bakteri datang >> kemudia gusi memerah + membengkak (itu adalah tanda adanya inflamasi dan infeksi >> Makanya enggak heran, ketika kita sikat gigi, mau kadang gusi berdarah. Dengan kejadian ini aku ngerti sakit, bakal nge s c a l i n g gigi minimal sekali setahun walaupun sakit. Demi kesehatan lhoo yaa..
Nah, aku mulai dari dulu, sejak perawatan gigi, aku dengan dokterku ini. Dulu sebenarnya udah sejak SMP aku disuruh untuk perbaiki gigiku ini, tapi KETAKUTAN masih mendominasi otakku. Maklumlah, mungkin karena masih anak-anak. Tapi setelah aku melihat, susunan gigiku enggak estetik banget, aku sendiri yang meminta pada orangtuaku. Aku sendiri yang memulai untuk melawan ketakutanku.
Kasus gigiku awalnya adalah gigi taring kanan atasku enggak keluar. Dia tertahan oleh sisa akar gigi susu. Aku kira emang enggak ada benihnya, tapi setelah di rontgent (Aku juga paling takut di rontgent, takut entah apa-apa yang enggak beres, kelihatan di hasil rontgentnya itu), rupanya ada benihnya. Terpaksa dioperasi, dan emang salahku yang lasak kali kalo makan, sempat putus kawat yang ditanam untuk menarik taringku itu, aku harus operasi lagi. Cobaklah edak bayangkan, aku 2 kali operasi gigi!!! AKU ITU TAKUT SAKIT. AKU ITU TAKUT SUNTIK. AKU ITU TAKUT DARAH. AKU ITU TAKUT RUANG BEDAH. AKU TAKUT HAL-HAL BERHUBUNGAN DENGAN GIGI.
Aku mesti dibius 6x kali suntik.
Langit-langitku mesti digergaji.
Ketika sudah habis obat biusnya, sakit bekas operasi itu bagaikan Valentino Rossi di sirkuit balapan motor, sampai diotakku (Bahkan lebih cepat) dan memberikan sirene "INI SAKIIIIITZZZ.. KZL. ZBL, MLZ.". Ini karena letak operasinya kan di kepalaku, dekat dengan otakku, jadi cepat banget masuk impuls saraf sensorikku ke otakku. JELASLAH CEPAT, JELASLAH SAKIT KALI.
Kemudian bekas jahitan mesti dibuka, dan itu sangat sakit.
Aku memang tipe yang jarang-jarang sakit. Tapi sekali sakit, langsung operasi. Dulu, waktu SD, aku terkena Usus buntu (medisnya: apendisitis) dan nyaris mati karena usus buntuku hampir pecah semuanya. Jadi kalo itu pecah, perutku mengalami peritonitis (Itupun aku tahu setelah aku kuliah ini), karena usus buntu itu mengandung banyak bakteri yang meradang (makanya dia dinamai Apendisitis). Bayangkan kalau itu menginfeksi seluruh saluran pencernaan? Aku tidak menulis ini lagi dan ayahku tidak punya Boru Panggoaran lagi. Huhuhuhu *sok merasa penting kali aku ini kadang-kadang*. Nanti deh, aku ceritakan lebih jelas lagi tentang apendisitisku ini.
Balik ke masalah gigi tadi. Seriuslah, hampir 3 tahun ini aku bergumul dengan ketakutan-ketakutanku sendiri, menciptakan rasa tidak nyamanku sendiri. Toh, rupanya bisa ku lewati. Sempat sih pengen menyudahi ini semua, AKU NYERAH MAK! AKU NYERAH DOKTEEEER!! INI SAKIT KALI!
Tapi aku bersyukur bertemu dengan dokter gigiku ini. Sangat komunikatif, sangat buat aku anteng, pintar menyugesti pikiranku agar tidak berpusat ke sakitku.
Ada hal yang bisa ku dapat dari ini semua..
1. Aku terlalu khawatir. Aku terlalu mendewakan ketakutanku. Padahal di Alkitab aja ditulis:
"Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu" (1 Petrus 5:7)
Aku semakin yakin, bahwa untuk hal baik, tidak ada yang perlu ditakutkan. Usahakan dan Berserah saja. Hidup kalau dipenuhi ketakutan, akan mati. Ingat, setiap langkahmu jelas dituntun Bapamu Yang Sangat Hebat itu..
2. Yang tahan uji itu yang baik, yang hidupnya lebih WOW! NO PAIN NO GAIN. Di Alkitab aja lhooo:
"Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan, dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita" (Roma 5: 3-5)
Bagiku, di dalam keadaan ini, aku tahan terhadap segala sakit, aku tidak terlena dengan rasa takutku terhadap segala proses perawatan gigiku, aku mampu melewatinya dan kini gigiku sudah mulai rapi, siap untuk memberi senyuman paling uwaaaaaawuuuuu untuk pasien-pasienku nanti, mhihihi...
Begitu juga dengan kehidupan kita ini. Adanya masalah, bukan berarti kita sedang sial.
Tuhan hendak menaikkan derajat kehidupanmu, Tuhan mau memberikan mahkota kehidupan padamu (Yakobus 1:12),
Tuhan mau kamu selalu rindu padaNya, menyadari kamu adalah lemah tanpaNya (Matius 11:28)
Yakinlah, tidak ada Iman dan pengharapan yang tumbuh tanpa pergumulan dan masalah. (Roma 12:12)
Tuhan mau menyadarkan, bahwa Dia tidak akan meninggalkanmu. (Ibrani 13:5b).
Sudahlah, No Pain No Gain. Bahagia itu sama pentingnya dengan Sedih. Tanpa sedih, tidak ada yang kau sebut bahagia, begitu juga sebaliknya. Nikmati saja segalanya.
The Main thing is, God Always Stay Around You
Comments
Post a Comment