Berangkat dari alasan bahwa buah dan sayur mahal, susah didapat, rasanya juga ga begitu bersahabat di lidah dan jika dibeli bakalan cepat busuk kalau ga dimasukkan ke kulkas, aku pribadi sedikit kesal. Apa ya, itu semacam mencari pembenaran kalau makan buah dan sayur, menyusahkan dan boros. Ah-elah, tolong!
Jauh sebelum aku ingin menginspirasi orang-orang untuk lebih mengkonsumsi buah dan sayur, di rumah, aku sudah diajarkan untuk teratur makan buah dan sayur. Kenapa? Di tubuh kita banyak toksin atau racun yang datang dari mana saja. Racun-racun tersebut bisa mempengaruhi system kerja organ dalam tubuh. Ujung-ujungnya bisa menurunkan efektifitas kerja organ, menurunkan kualitas imunitas tubuh, toksin dan bakteri pathogen nongkrong di jaringan tubuh, tubuh sakit, uring-uringan, ga kerja, dan terakhir, nyusahin orang. Mau?
Kebetulan, rumahku berada di lingkungan rumah sakit dan pabrik. Udah terbayang dong ya berapa banyak benda-benda asing yang mencoba nyusup ke tubuh dan mengganggu system imunitas. Jadi mamaku memang selalu menyediakan buah, minimal buah jeruk atau pear. Mereka itu tinggi mineral dan vitamin. Dan kalau untuk makan sehari-hari, sesibuk-sibuknya beliau, mama akan menyajikan lalapan atau sayur sekedar rebus. See? Ga repot, kalo kita niat. Kalo udah ga niat. ah udah ga ada obatnya itu. Seriusan deh...
Ditambah lagi, dari aku koas dan sampai sekarang jadi dokter, aku beberapa kali menemukan pasien (bahkan seumuran aku) yang sudah terkena penyakit. Penyakitnya bukannya penyakit sepele, lho. Semakin yakinlah aku untuk meletakkan buah dan sayur diposisi yang paling diprioritaskan,
Aku pernah baca artikel bahwa anak muda di salah satu kota besar di Indonesia mengkonsumsi karbohidrat yang berlebih dan kurang makan makanan tinggi serat. Hal itu akan menimbulkan penyakit seperti diabetes mellitus. Suatu kejadian luar biasa jika diabetes mellitus terjadi pada usia-usia produktif seperti kita, yang ujung-ujungnya akan menurunkan kesejahteraan dan malah menambah beban negara. Emang mau hidupmu jadi beban orang lain?
Aku sekarang memilih menjadikan buah dan sayur sebagai makanan sehari-hari dan bahkan cemilan. Efeknya bagus banget. Dengan lingkungan kerjaku yang sebenarnya adalah lumbung dari berbagai macam kuman dan bakteri, imunitasku masih bisa membentengiku dari ancaman mereka. Selain itu, aku jadi bisa mempertahankan berat badanku. Double keuntungannya, lho..
Aku ga mengingkari bahwa beberapa rasa buah dan sayur tidak begitu enak. Tapi pernah denger ga "Yang manis jangan langsung ditelan, yang pahit jangan langsung dimuntahkan"? Itu prinsip wajib ketika kita mau berhijrah pola makan yang lebih mengedepankan porsi buah dan sayur.
Nah, kalo buah dan sayur dibilang mahal? Aku rada bingung. Saat merantau agak jauh begini pun, aku tetap membiasakan memakan buah dan sayur. Karena aku takut banget sakit saat jauh dari keluarga. Kemarin, aku baru beli buah mangga. Dengan harga sepuluh ribu, aku bisa dapat 5 buah. Bisa dikonsumsi untuk 3-4 hari. Pernah juga aku beli buah apel hijau kecil-kecil, aku kurang tau jenis apa, dengan harga tiga puluh ribu, aku bisa dapat 1 kilo (kira-kira 15 buah). Bisa dikonsumsi untuk satu minggu. Pernah beli papaya, kira-kira sebesar botol air mineral ukuran 1500 ml, dengan harga dua belas ribu. bisa dikonsumsi untuk seminggu. Begitupun dengan harga sayur, tidak jauh beda. Bagaimana jika kita bandingkan dengan harga rokok kamu? Dengan minuman bersoda kamu? Dengan fast food? Aku rasa jauh lebih mahal, kan?
Jadi gimana? Masih pada stuck di gaya hidup yang gitu-gitu aja? Mau sehat atau ga, memang tergantung keputusan kita, kok. Kenapa kita ga memasuki tahun 2019 dengan tekad untuk merubah pola makan dengan meningkatkan konsumsi buah dan sayur? Sadar ga sih, bahwa apa yang kita makan sekarang adalah investasi kesehatan kita di masa depan. Yuk, jadi #GenerasiMakanSayurDanBuah...
Aku sudah coba, dan sampai sekarang masih konsisten.
ReplyDeleteTapi, kalau udah makan buah, gak bisa kontrol, apalagi makan anggur. Mahal sih, jadinya pakai alternatif buah lainnya.
Pernah dalam kondisi hemat sehemat2nya, makan buah pepaya, 1 hari itu bisa habis 1 buah.
Tapi, besoknya waktu ke kamar mandi, aromanya sungguh luar biasa����.
Belajar dari pengalaman, jadinya bikin jadwal makan buah.
Pagi makan apel (bisa diganti dengan tomat), siang makan jeruk bisa ganti semangka biar kenyang, malam pepaya, bisa ganti dengan Alpokat.